Pengikut

Sabtu, 16 Oktober 2021

Duo Sahabat Menulis

Tulisan ini saya mulai, sesaat setelah membuka kelas menulis gel 21. Satu nama yang selalu menarik perhatian saya, Shima. Ini nama pena, nama aslinya tentu lebih keren. Setiap kali kegiatan belajar menulis gel 21 selesai dilaksanakan, dan urutan postingan mulai tercatat. Saya pun penasaran, urutan ke berapa lagi dia gerangan. 

Sebenarnya sejak kegiatan belajar menulis gel 21 mulai di gelar, saya selalu menyempatkan diri menelisik satu persatu link blog yang tercatat di postingan WA grup gel 21, sambil berharap saya menemukan nama-nama sahabat penulis dari SMKN 1 Tolitoli ada disana. Tapi, maaf saya ....saya memang agak sedih dan kecewa. 

Namun saya tetap positif thingking, bahwa sahabat-sahabat saya itu mungkin sedang mengumpulkan amunisi, keberanian dan kepercayaan diri untuk memulai. Maklum, saya pun demikian. Tidak mudah memang memasuki luasnya lautan menulis yang penuh dinamika. Banyak mystery guest yang dapat memberikan kejutan-kejutan. Kira-kira seperti kita memasuki arena hiburan rumah hantu. Agak sedikit menakutkan. Ngeri-ngeri sedap (istilah salah satu tokoh politik Nasional), tapi bikin penasaran, dan akhirnya mengasikkan.

Tentu saja kekecewaan saya tidak berlama-lama. Pada postingan perdana gel 21, saya menemukan nama shima diperingkat 3 teratas. Tadinya saya juga penasaran, siapa gerangan beliau. Saya pastikan dugaan dengan meng-klik link postingannya. Ternyata benar, dia salah satu sahabat menulis yang saya kenal. Tanpa pikir panjang, saya screnshot nama itu dan saya kirim ke grup sekolah. 

Saya teruskan mengamati nama-nama postingan yang lain, tapi saya sudah tidak menemukan nama lain. Tapi saya pikir... itu sudah cukup mewakili sekolah dan daerah saya. Apalagi kalau satu nama itu sampai mewarnai arena "Formula one". Kalau pada gelombang sebelumnya, saya memimpin gel 19 sebagai ketua kelas, dengan beberapa kali postingan tercepat. Maka setidaknya pada gel 21 ini, nama shima mewarnai peringkat teratas dalam "Formula one" postingan. 

Anda tidak dapat membayangkan bagaimana serunya arena kompetisi postingan itu, jika anda tidak mengikutinya. Karena kompetisi ini ada di dunia nisbi. Untuk menempatkan link postingan diurutan teratas itu tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan dan usaha yang luar biasa. Sehingga wajar, ketika link postingan mulai menempel pada "Papan peringkat postingan" sensasi luar biasa akan dirasakan oleh setiap pemiliknya. Kerennya, ternyata Shima mampu melakukan itu semua dengan sangat baik. Bayangkan pada pertemuan 2, 3, 4, dan 5 beliau finis pertama. Kualitas tulisan tidak main-main. Saya baca, benar-benar postingan yang complete. Puluhan komentar pun mewarnai kolom komentar blognya. Benar-benar excellent.

Tapi selain shima yang membuat saya terkesima, saya juga punya satu sahabat penulis lain. Tapi penulis satu ini tidak dapat dibanding dengan kami penulis pemula. Sahabat satu ini, diam-diam tetapi sudah punya karya besar. Tiga buah novel sudah berhasil Dia terbitkan. Namanya Marhani Kani, saya lupa nama penanya. Dia guru Matematika seperti saya, tetapi kemampuan menulisnya luar biasa. Genre tulisan yang dipilih pun jauh dari latar belakang keahliannya. Saya teringat pada pak Domo, seorang sarjana pertanian, tetapi memiliki genre menulis cerita fiksi. Nah, Marhani ini mirip sekali dengan pak Domo itu.

Sebenarnya saya sangat berharap beliau ini bergabung dengan grup menulis PGRI. Dalam bayangan saya, beliau pasti akan mudah sekali mendapat perhatian tim Om Jay dan sebentar saja bisa menjadi narasumber. Tetapi orang beda karakter, kalau saya suka "heboh" meskipun dengan karya sederhana. Kalau beliau ini lebih low profil walaupun dengan sejumlah karya besar. Dia ini bahkan menjadi editor dan kurator saya, terutama untuk tulisan-tulisan bergenre fiksi, seperti novel atau cerita roman. 

Tapi meski demikian, Shima atau Marhani tetap menaruh hormat pada senior mereka. Maklum mereka adalah anak-anak mudah berbakat. Sementara saya adalah senior yang senang mengembangkan bakat ... he...he...Terbukti buku solo perdana saya dibeli dengan harga yang pantas dan ikhlas ... Mungkin begitu atuted penulis, selalu ingin menghargai karya penulis lainnya. Saya ingat pesan om Jay, jika ingin menjadi penulis hebat, banyaklah membaca dan membeli buku, terutama buku karya sesama sahabat penulis.
"Jika foto memotret kehidupan dengan gambar, maka menulis memotret kehidupan dengan aksara, keduanya unik untuk menyimpan keabadian" 

Tolitoli, 16 Oktober 2021
Muliadi





6 komentar:

  1. Kereeen, sudah punya buku srndiri. Jadi pengeeen. Terimakasih atas suportnya bunda. Pasti akan segera kuikuti jejakmu.. Muah.. Muah deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh maaf pak Mul yaa, wah detsnah air sama bunda Shima nii

      Hapus
  2. MasyAllah bismillah sy jg melangkah menuju kesusksesan yg pak Mul sudah raih 💪 Mohon bimbingannya

    BalasHapus
  3. sukses berkarya dan sukses berteman pak Muliadi

    BalasHapus