Pengikut

Jumat, 06 Agustus 2021

Menjadi Penulis Buku Mayor

 Resume ke-12, Jum'at 6 Agustus 2021

Tema              :  Menjadi Penulis Buku Mayor
Narasumber     :  Joko Irawan Mumpuni
Gelombang      : 19
Moderator       : Mr. Bams

Alhamdulillah, rasanya malam ini Allah swt memberikan nikmat sehat dan kuat kepada saya dan Insya Allah kepada kita semua, bil khusus kepada Om Jay dan tim, Mr. Bams dan teristimewah narasumber pada malam ini. 

Temanya tidak main-main "Menjadi Penulis Buku Mayor". Satu tema yang menantang rasa ingin tahu. Sehingga penikmatnya hampir melupakan rasa ingin tempe, maaf bercanda. 

Sangat terasa aroma pilihan menu makin ke depan makin mengasikkan dan menggiurkan. Sehingga wajar saja, jika para peserta menulis semakin hari semakin antusias berebut menjadi menjadi yang terdepan..he..he... Maaf ini bukan iklan motor loh.

Ok, malam ini moderator kita adalah Mr. Bams, sang pegiat literasi dari kota kembang. Beliau bertugas memandu acara dengan hikmat seraya menyampaikan salam dan memandu doa bersama semoga semua peserta dan narasumber senantiasa dalam keadaan sehat. 

Dengan gaya selorohnya yang menawan, Mr. Bams mengingatkan agar peserta jangan melupakan 4 hal, yaitu:

1. Nikmati kelas ini dengan bahagia, tersenyumlah agar imun bertambah.
2. Sediakan air minum juga cemilan agar tambah bahagia.
3. Siapkan pertanyaan, kirim ke 088809405468 sebutkan nama dan asal.
4. Nikmati materi dari narasumber dengan antusias

Mr. Bams langsung mempersilahkan narasumber, yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni. Beliau adalah direktur penerbitan pada penerbit Andi. Tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan IKAPI DIY sekaligus sebagai ketua I, IKAPI DIY. Beliau sendiri merupakan seorang penulis bersertifikat BNSP yang juga berprofesi sebagai asesor BNSP. Berikut profilnya. 


Penjelasan

Secara garis besar narasumber menjelaskan perbedaan penerbit mayor dan minor. Menurut Pak Joko, bahwa perbedaan paling mendasar terletak pada jumlah terbitan buku per tahun. Pada penerbit mayor jumlah buku yang terbit jauh lebih banyak daripada jumlah buku yang diterbitkan oleh penerbit minor.

Dari sisi penulis, ada kebanggaan tersendiri jika bukunya diterbitkan oleh penerbit mayor. Hal ini beralasan karena :
  1. naskah karya penulis akan dikelola lebih profesional, 
  2. penerbit mayor biasanya memiliki fasilitas lebih baik, 
  3. memiliki modal, percetakan, SDM dan juga jaringan pemasaran yang lebih luas (Joko Irawan).
  4. Ada seleksi yang ketat, sehingga jika diterima menjadi hal sangat luar biasa bagi penulis.
Di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa mencapai 300 sd 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sd 60 judul saja. Sisanya dikembalikan ke penulis atau DITOLAK.

Ketatnya persaingan dalam menembus penerbit profesional yang minor atau mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan secara mandiri melalui jasa penerbit Indie.

Lalu naskah buku seperti apa yang berpeluang diterima dan diterbitkan oleh penerbit profesional seperti penerbit Andi? yang jelas adalah buku yang laris dijual atau buku yang paling disukai oleh pembaca.

ada dua kelompok buku yang cukup diminati oleh pasar dan penerbit Andi (Mayor), yaitu kelompok buku teks dan kelompok buku non teks. 

Buku teks adalah buku yang digunakan olah mahsiswa atau siswa dalam proses pembelajaran. Ditingkat sekolah disebut buku pelajaran disingkat BUPEL sedangkan untuk kelompok mahasiswa disebut buku perguruan tinggi disingkat PERTI.

Sedangkan buku non teks adalah sebaliknya dan cenderung disebut sebagai buku-buku populer karena memang kontennya berupa apa saja yang populer dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Namun dalam prakteknya pemakaian buku oleh pembacanya tidak lagi terbagi-bagi menurut kelompok-kelompok tadi, apapun buku yang dibaca bisa dijadikan referensi untuk praktek kehidupan sehari hari maupun dalam rangka mendapatkan jenjang akdemik yang lebih tinggi.Berikut adalah gambaran jenis produk buku di pasar.



Intinya adalah Penerbit adalah lembaga profitable yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan berkembang sehingga karyawan sejahtera, konsumen puas dalam jangka waktu yg tidak terbatas. oleh karena itu Penerbit boleh dikatakan industri. Naskah yang masuk pun akan dianggap sebagai bahan baku output industri, jika bahan baku bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus pula. Oleh karena itu para penulis dan calon penulis harus paham cara berfikir industri penerbitan agar naskah tidak ditolak.



Ini adalah gambaran industri penerbitan secara lengkap, namun jika disederhanakan akan menjadi seperti ini


Naskah yang bisa diterima oleh penerbit mayor adalah naskah yang bisa dijadikan buku dan bukunya laku terjual. Untuk menentukan nilai kalayakan suatu buku, maka dilakukan pembobotan sebagai berikut:


Ada 4 kuadran penilaian yang menentukan sebuah buku diterima atau ditolak oleh penerbit mayor, yaitu:


Untuk melihat tema-tema apa yang populer, penulis dapat melihatnya melalui google trend. Berikut contoh tema-tema populer dan tidak populer yang ada di google trend.


Trend populer pada google trend dapat menjadi panduan bagi penulis tema-tema yang paling baik untuk dibuat naskah tulisannya. 

Selain tema-tema yang populer, penerbit juga akan melihat reputasi penulisnya. Reputasi penulis ini dapat juga dilihat di google trend. Ini contohnya.


Kemudian untuk menentukan oplah atau jumlah cetak penerbit mayor menggunakan acuan ini:

Penerbit akan menentukan oplah tinggi jika buku itu dinilai mempunyai market lebar dan life sycle panjang. Life cycle panjang artinya buku itu akan tetap relevan dimasa yang akan datang dalam waktu yang panjang.

Disela-sela penjelasan soal karakteristik naskah yang akan berpeluang besar diterima oleh penerbit mayor, Pak Joko tidak lupa memberikan motivasi melalui quote berikut:

Namun seorang penulis tidak hanya memperoleh kebanggan, dia juga setidaknya akan mendapatkan ini semua.


Selengkapnya rincian manfaat yang diperoleh penulis sebagai berikut:


Penerbit membagi 4 kuadran kategori penulis, berikut pembagiannya:


Penulis yang paling ideal menurut kacamata penerbit adalah penulis yang berada dikuadran satu, yaitu penulis yang idealis sekaligus industrialis.

Kesimpulan
Penerbit mayor seperti penerbit Andi adalah penerbit dengan kacamata industri. Oleh sebab itu buatlah naskah buku yang memenuhi setidaknya dua kriteria, yaitu:
  1. Buku yang laku dijual (diminati oleh pasar)
  2. Buku yang pangsa pasarnya luas (lebar) dan berkelanjutan (life sycle) 
Bagaimana memilih tema-tema yang laku dijual (populer)? lihat trendnya di google trend. Jika bukan temanya yang populer, maka setidaknya penulisnya yang populer. Tentu saja yang paling baik adalah tema populer di tulis oleh penulis yang populer.

Mau menerbitkan buku dipenerbit mayor? jadilah penulis yang populer dengan tema-tema populer. Tapi sudahlah, jangan berpikir terlalu keras biarkan semuanya mengalir. Ingat terlalu perfeksionis justru akan mendatangkan penyakit WB. Pesan yang baik untuk camkan "menulislah dengan tulisan jelek, karena tulisan yang baik itu hanya bonus dari kebiasaan". 

Wassalam

9 komentar:

  1. Sukses pak, raih kembali posisi yg tertinggal besok saya selesaikan tugad

    BalasHapus
  2. Tulisannya selalu keren pak ketua nih. Salam sukses. Monggo singgah di blog saya

    BalasHapus
  3. Pak ketua emang mantap. Tulisannya bentar lagi bisa diterbitkan oleh Penerbit Andi.Yang penting selesaikan dulu.

    BalasHapus