Pengikut

Jumat, 17 September 2021

Menulis Semudah Ceplok Telur

 Resume ke-30, Jum'at 17 September 2021

Tema            : Menulis Semudah Ceplok Telur
Narasumber   : Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H 
Gelombang    : 19
Moderator     : Ms. Phia


 "As shobru yu'ienu a'la kulli amalin."

(Kesabaran itu akan menolong segala pekerjaan)

"Pikirkan hal-hal yang paling hebat, dan engkau akan menjadi yang terhebat. Tetapkan akal pada hal tertinggi, dan engkau akan mencapai yang tertinggi.”

Akhirnya episode pendakian puncak gunung "belajar menulis gel 19 & 20 PGRI" mencapai titik klimaks. Semua atas keyakinan bahwa  "As shobru yu'ienu a'la kulli amalin." Kesabaran itu akan menolong segala pekerjaan. Tanpa kesabaran semua mungkin telah berakhir sebelum waktunya. Bagai bunga yang layu sebelum berkembang. Patut disyukuri, Allah swt masih memilih kita, diantara sekian ratus orang untuk terus bertahan dan sabar menapaki jalan terjal mewujudkan mimpi menulis dengan penuh optimisme dan kesabaran. 

Perjalanan kelas belajar menulis sudah berhasil menumbuhkan pohon kepercayaan, bahwa menulis adalah keniscayaan dan pasti akan berbuah manis pada waktunya. Pohon itu sudah berbuah, meskipun masih buah pemula dalam bentuk antologi. Sekarang tinggal tergantung kepada kita. Mau terus merawat pohon yang telah tumbuh dan berbuah itu dengan komitmen kuat sampai dia berbuah ranum dan manis dalam bentuk buku solo / karya bersama, atau membiarkannya gersang tidak terawat dan akhirnya mati.

Sepuluh episode terakhir dari sesi kelas belajar menulis, merupakan pupuk kualitas unggul yang ditujukan untuk mengokohkan pohon menulis. Sampai pada malam terakhir pun suguhan pupuk yang diberikan oleh Om Jay, masih pupuk dengan kualitas istimewa. Tak perna kendor, gass full, om Jay benar-benar ingin peserta kelas belajar menulis memiliki daya tumbuh yang tinggi serta produktif pasca episode belajar menulis. Nama pupuk tersebut adalah "Menulis semudah ceplok telur". Pupuk ini diramu dengan sangat apik oleh ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H. Pipin adalah nama kecil beliau merupakan seorang guru yang bertugas di SMP Negeri 2 Nekamese, Kab. Kupang - NTT. Berkat keikhlasan dan kerja kerasnya dalam mengembangkan dunia literasi, sejumlah prestasi telah diraihnya. Diantara prestasi tersebut adalah Juara kategori kedua tingkat Nasional dalam Lomba Guru “My Teacher My Hero Award Indonesia Digital Learning Tahun 2015” Bersama Telkom dan Intel Prosessor. Penggiat literasi Nusantara dan motivator menulis buku.

Selain sebagai guru, ibu Pipin adalah seorang Instuktur Provinsi NTT pada Mata Pelajaran PPKn Jenjang SMP Kurikulum 2013. Narasumber literasi daerah perbatasan. Narasumber literasi tingkat nasional bersama PGRI Pusat (dalam kelas belajar menulis bersama Om Jay, Blogger Ternama Indonesia). Narasumber Lesson Study dalam projeck JICA (Japan International Cooperation Agency) Program PELITA, Program Kerjasama dengan Sampurna Foundation (2008 – 2012) dan Program Perluasan Lesson Study untuk Penguatan LPTK (LEDIPSTI) Tahun 2008 - 2014, Instuktur Provinsi NTT Mata Pelajaran PPKn Jenjang SMP Kurikulum 2013 (Tahun 2014 – 2019), Narasumber Literasi daerah perbatasan (Tahun 2017 – 2020), Narasumber Literasi tingkat Nasional bersama PGRI Pusat (Dalam kelas belajar menulis Blog bersama Om Jay, Blogger Ternama Indonesia) Tahun 2019 - 2021. Penggiat literasi Nusantara, dan Motivator menulis buku. Founder KELAS WAG MBI (Kelas WhatsAap Group Menulis Buku Inspirasi), wadah bagi penulis pemula belajar menulis pasti menjadi buku.

Dengan segudang bukti prestasi dibidang literasi, maka "Menulis semudah ceplok telur" bukan hanya sekedar quote penggugah motivasi. Tetapi benar-benar sebuah menjadi sebuah tips jitu yang dapat dijalani secara nyata dan terbukti hasilnya. 

Lalu bagaimana resep telur ceplok yang dibuat, menghasil telur ceplok yang nikmat, matang, dan siap saji? Berikut proses mengolah yang benar dan efektif menurut ibu Pipin.

1. PENSIL DIGERAKKAN OLEH TANGAN MANUSIA
Mulailah dengan doa, sebab ada tangan Tuhan yang selalu membimbing ketika kita menulis. Tulisan yang diawali dengan doa, akan menghasilkan ilmu yang bersumber dari hati nurani yang bersih. Tulisan yang keluar dari hati akan diterima oleh hati pembaca, serta manfaatnya banyak kepada semua umat.

2. KETIKA PENSIL TUMPUL KITA PERLU MERUNCINGKANNYA
Dalam menulis kita akan menemui banyak kesulitan, berjumpa pada penderitaan, dan kesusahan (khususnya yang baru pertama kali menulis). Kita perlu menajamkan pikiran. Ketika pensil tumpul kita harus merautnya dahulu, jika pikiran kita buntu tak ada ide maka beristirahatlah dan tutup buku/laptop. Pertajam pikiran dan bacalah buku (khususnya yang berhubungan dengan tulisan kita).

3. PENGHAPUS : 
Ada penghapus untuk menghapus tulisan kita, ketika kita salah menulis. Dalam hidup selalu ada kesempatan, jika kita melakukan kesalahan ada kesempatan untuk kita bertaubat. Begitu pula dalam menulis, kalau salah bisa di tipo dulu, lalu perbaiki agar menjadi baik dan sempurna.Tapi bukan berarti menulis hapus, menulis hapus, menulis hapus. Nanti malah tulisannya tidak jadi-jadi. Lalu bagaimana agar tulisan kita menjadi bagus? Tulis, kemudian diamkan. Jika buntu ide kita. Tutup laptop, lalu simpan, rilek dulu. Lalu buka ke-esokan harinya untuk di revisi ulang.

4. PENSIL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENULIS BAGIAN DALAMNYA
Manusia dilihat dari bagian dalam hatinya (Begitupun dengan pensil, yang tajam untuk menulis adalah bagian dalamnya). Dalam menulis gunakan hati untuk menggerakkan tangan kita, sebab menulis dari hati itu akan menghasilkan karya yang luar biasa. Selain itu, menulis dari hati akan diterima oleh pembacanya dari hati pula.

5. SETIAP TULISAN KITA AKAN BERDAMPAK
Belajar dari pensil akan selalu meninggalkan goresan (selalu ada bekas tulisan pensil untuk itu tinggalkan dampak positif dalam hidup kita). Tinggalkan jejak dalam setiap tulisan kita dengan yang baik dan memberikan inspirasi kepada setiap pembacanya.  

Judul di atas adalah Quote bu Pipin dalam memberikan motovasi menulis kepada siapa saja yang memiliki cita-cita untuk menjadi penulis hebat dunia.
  1. Bahwa menulis itu tidak sulit
  2. Menulis itu sangat mudah
  3. Semudah Anda membuat ceplok telur
  4. Telur yang tadinya bulat, bisa langsung dihidangkan di meja makan. Tanpa harus ribet membuatnya/memasaknya.
Langkah kedua kita mudah dalam menulis adalah bergabung dalam komunitas menulis seperti kelas menulis bersama Om Jay

MENGAPA HARUS MENULIS?
Dalam Al-Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad saw disebutkan tentang menulis 
Secara lengkapnya akan diuraikan sebagai berikut :

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ

Qoyyidul ‘ilma bilkitabi  (Jagalah ilmu dengan menulis) 
(Shahih Al-Jami’, No.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Yang dimaksud qayyidul ‘ilma adalah kuatkan dan hafalkan serta jaga jangan sampai lepas. Ilmu jika terus didengar, hati akan sulit mengingatnya. Ilmu itu diikat lalu dijaga. Jika hati sering lupa, ilmu itu perlahan-lahan akan hilang. Itulah sebabnya kenapa penting untuk mencatat. 

Sebagai umat Islam perlunya kita membiasakan diri untuk belajar menulis, karena sahabat Rasulullah SAW juga menulis Al-Qur’an dan Hadits kemudian dibukukan.
 
FIRMAN ALLAH DALAM AL-QUR’AN UNTUK MENULIS
Allah pun telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk mencatat karena itu bermaslahat untuk mereka, dan Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantum bidainin ilā ajalim musamman faktubụh,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)

Imam Asy-Sya’bi pernah berkata, “Apabila engkau mendengar sesuatu, maka tulislah sekali pun di tembok.”

Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah bertutur, “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang. Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)

Disini, ilmu di ibaratkan seperti hewan buruan (kijang) apabila tidak di ikat akan terlepas, begitu pula ilmu apabila tidak ditulis maka akan hilang atau tidak ingat dikarenakan daya ingat manusia terbatas.

Dalam PERMEN No. 23 tahun 2015. Ditegaskan Penumbuhan Budi Pekerti melalui gerakan literasi. 
Lalu apa apa yang harus ditulis?
Kok semudah ceplok telur?
Mikir?
Berpikir?
Jangan!!!
Jangan berpikir apa yang akan di tuliskan, nanti malah kita pusing. Yang benar adalah TULISKANLAH APA YANG ADA DIPIKIRAMU. Yang ada di pikiran kita tentang apa saja.

Menulis semudah ceplok telur adalah quotes yang memiliki kekuatan luar biasa dalam memberikan pengaruh terhadap semangat menulis. Jika dilakukan dengan teknik yang benar, maka Insya Allah hasilnya bisa sangat luar biasa. Kembali lagi kepada quote om Jay "Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi". Kemudian jangan pikirkan apa yang engkau tuliskan, tetapi tuliskan apa yang kau pikirkan. Menulis tidak akan jadi jika hanya angan, tetapi dia akan berbuah karya jika dilakukan.

Selamat Berkarya, Landasan telah disiapkan, pesawat siap diluncurkan, adakah keberanian sang pilot tinggal landas menggampai angkasa yang luas tak berbatas menuju satu tempat dimana karya besar berjejer bebas dari sang penulis hebat. 

Tolitoli, 18 September 2021
Muliadi

1 komentar:

  1. Semoga buahnya bertambah lebat dan manis, Pak. Misi berbagi pun menjadi sukses.

    BalasHapus