Pengikut

Rabu, 28 Juli 2021

Buku Mahkota Penulis dan Muara Tulisan

 Resume ke-8, Rabu 28 Juli 2021


Tema            : Buku mahkota Penulis, dan Muara Tulisan
Narasumber   : Thamrin Dahlan, SKM, M.Si
Gelombang    : 19
Moderator     : Mr. Bams


Jujur harus saya akui bahwa menulis adalah pekerjaan yang penuh tantangan. Oleh sebab itu, kalau ada yang mengatakan bahwa menulis adalah pekerjaan yang berat, saya harus katakan iya. Terutama bagi mereka yang tidak mampu menata emosi dan motivasi mereka.

Saya mengibaratkan, menulis itu seperti orang yang ingin mendaki gunung. Semakin ke puncak, semakin berat perjuangannya. Apalagi bagi mereka yang tidak biasa mendaki. Semakin mendekati puncak, energi semakin terkuras. Semakin ke punjak, napas semakin menderu. Bahkan kadang-kadang terasa sesak. Kita tau, banyak orang yang ingin mendaki. Dan ingin menikmati sensasi ketinggian sambil menikmati panorama alam yang sangat indah disana. Tetapi berapa banyak yang berhasil? 

Menulispun demikian, semakin ke puncak, Semakin jauh perjalanan menulis dilakukan, semakin besar tantangan yang harus dihadapi. Jika mendaki gunung, energi fisik yang akan terkuras. Maka saat mendaki puncak menulis, energi batin yang akan terus terkuras. Tanda-tandanya akan terlihat dari menurunnya motivasi, kadang-kadang buyarnya konsentrasi, dan mood menulis yang mulai tergradasi. Dampaknya, menulis menjadi kaku, bisikan untuk berhenti menulis semakin kuat, dan tulisan kadang mulai kehilangan fokus. 

Dan itulah yang saya rasakan malam ini, entah karena kelelahan fisik atau karena rasa malas yang mulai menghinggapi. Saya harus mengatakan pada pertemuan ke-8 ini, saya memulainya dengan rasa yang menggoda. Sepertinya antara ekspektasi tinggi untuk meraih puncak keberhasilan menulis "Membuat buku solo" dengan godaan untuk berdamai dengan rasa malas lalu berhenti menulis, sudah semakin sama kuat. 

Namun saya bersyukur, otak rasionalku dan semangat masih sedikit kuat dari pada godaan untuk berhenti. Sehingga, walaupun mata dan tangan mulai terasa sangat lelah dan pegal, menulis terus saja saya jalani. Entah nanti tulisannya jelek, saya pikir biarkan saja. Nanti toh juga bisa direvisi. 

Dari sini saya menjadi sangat paham dan paham betul, mengapa pada kegiatan belajar menulis itu, setiap narasumber selalu menguatkan motivasi. Justru disanalah kuncinya. Para penulis berpengalaman ini tau betul, bahwa yang akan banyak menjadi tantangan para penulis pemula ini, bukan teknik menulisnya, dan bukan pula bagaimana menerbitkan bukunya. Tetapi jusru bagaimana menjaga motivasi menulisnya.

Sehingga kalau kita perhatikan tema-tema pada kegiatan belajar menulis ini, maka saya dapat mengelompokkan tema-tema tersebut ke dalam tiga hal ini:

  1. Memberikan motivasi menulis kepada para peserta
  2. Menjelaskan soal teknik menulis
  3. Memberikan jalan dan cara menerbitkan buku

Alhamdulillah, meskipun dengan semangat yang sedikit tersengal-sengal, setelah membaca tema malam ini "Buku mahkota penulis dan muara tulisan" mood menulis yang mulai redup, perlahan kembali terang. Tambah lagi ketika membaca kalimat-kalimat motivasi dari narasumber yang luar biasa, semangat menulis seakan kembali terpicu. Lihat saja kalimat luar biasa ini "sesungguhnya dimuka bumi, hanya terdapat dua pekerjaan peradaban, yaitu penulis atau jurnalis, dan pengajar atau guru". 

Guru adalah arsitek peradaban. Guru yang seperti ini adalah guru yang mendidik dan mengajar dengan hati. Guru adalah model oleh karena itu guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Menurut narasumber menunjukkan keteladan dengan sikap dan contoh merupakan strategi pembelajaran yang ampuh dari sekedar mengajar di depan kelas. Semakin ke dalam, motivasinya semakin kuat.

Narasumber kali ini memang luar biasa, membuat hati tertawan, dengan paparan menawan dari seorang purnawirawan. Bapak H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si adalah seorang pensiunan polri dengan pangkat Komisaris besar polisi. Polisi pegiat lirasi, sudah 40 buku ber-ISBN telah diterbitkan.

Pak Thamrin bukan sembarang polisi, tetapi polisi sekaligus pengajar dan pendidik. Beliau seorang dosen di akademi keperawatan polri. Karena kecintaannya pada dunia tulis menulis, beliau mendirikan Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para penulis pemula dalam menerbitkan buku. 

Sejumlah karya dan prestasi Pak Thamrin Dahlan yang sudah ditorehkan baik ketika masih aktif maupun setelah pensiun sebagai anggota polri. Beliau sendiri di kenal sebagai pembuat naska pidato pimpinannya. Dan dari aktivitas tersebut, kegiatan menulisnya mulai berkembang.

Siapa yang tak kenal dengan Mr. Bams, sang penulis dan pegiat literasi ulung. Mendampingi narasumber sekaligus memandu acara dari pembukaan hingga akhir. Style Mr. Bams terlihat jelas, selain santun dan bersahaja juga selalu ingin membuat setiap orang tersenyum senang mendengarnya.

Senang dan bahagia malam ini bisa kembali belajar bersama, untuk menyimak materi yang luar biasa. Silahkan siapkan semuanya, ada cemilan dan minuman yang bisa mengusir rasa kantuk. Nah, sebaiknya yang belum tersenyum boleh berikan senyuman yang terbaik untuk orang yang ada di rumah, demikian ungkapan pembukaan singkat dari Mr. Bams.

Pak Thamrin membuka paparan malam ini dengan topik kemudahan menulis di zaman now. Menurut Beliau di era kemajuan teknologi banyak sekali kemudahan dalam menerbitkan buku. Olehnya itu, sungguh sangat sayang jika sudah punya "modal' tulisan yang sekian banyak, tetapi tidak dikumpulkan kemudian dijadikan buku. Buku adalah Muara Tulisan. Tulisan yang terserak sebaiknya jangan dibiarkan begitu saja. Segera kumpulkan dan kirim ke Penerbit. 

Salah satu penerbitan yang dapat digunakan oleh para penulis adalah YPTD. YPTD atau Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan berdiri sejak 19 Agustus 2020. Penerbit ini telah menerbitkan buku ber ISBN (International Standard Book Number) sebanyak 232 Judul. Sebagian besar adalah buku teman-teman Guru Indonesia. YPTD juga menerbitkan buku Antologi. Pihak YPTD menyediakan koordinator atau kurator yang mengorganisir kumpulan tulisan kita. YPTD menerima naskah lengkap dan mengusulkan ISBN. Selanjutnya kurator yang akan mengatur distribusi buku. 

Ada pantun menarik Pak Thamarin yang hebat ini

Harimau mati meninggalkan belang, 

Gajah mati meninggalkan gading, 

Manusia wafat meninggalkan nama

Masalahnya, nama manusia itu tercantum dimana? lucu juga ya. Apakah hanya tertulis di Buku Nikah, Buku Tabungan, Buku Yasin, atau hanya di Batu Nisan. Hanya kita yang dapat menjawabnya.

Namun sejatinya setiap penulis, selalu berharap dan berusaha agar namanya selalu tercatat dengan indah pada setiap cover depan sebuah buku atau beberapa buku yang ditulisnya. Sesungguhnya buku ber ISBN adalah tanda keabadian bukti seorang manusia pernah hadir di muka bumi ini. Buku kita akan menjadi warisan sejarah yang tak ternilai, tersimpan aman dan rapi di Perpustakaan Nasional. 

Meskipun saat ini buku digital menjadi pesaing pada penerbitan buku konvensional. Bukan berarti buku cetak telah kehilangan daya magisnya. Buku Digital memang adalah tuntutan zaman. Perpustakaan Nasional memfasilitasi penerbitan buku digital (E Book) dengan ISBN Khusus. Namun buku cetak tetap akan abadi digunakan para pembaca.  Kelemahan buku digital tergantung pada energi berupa listrik dan sinyal. Tampaknya lebih nikmat membaca buku memegang kitab yang bisa dilakukan dimana dan kapan saja. 

Satu kalimat bijak dan penuh motivasi “Jika seseorang ingin melihat dunia, maka membacalah. Tapi jika ingin dikenal maka menulislah.” Jadikan menulis sebagai passion, maka kegiatan menulis akan menjadi aktivitas yang menyenangkan. Tulisan yang kita tulis, ibarat air mengalir. Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mengalir jauh mencari tempat terendah, dan akhirnya bermuara di lautan, itulah buku. 

Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan yang terserak. Selaiknya karya gemilang, hasil olah pikir perlu diselamatkan dalam bentuk kitab. Sehingga disanalah makna buku menjadi muara sebuah tulisan. Menurut, Pak Dahlan pada prinsipnya semua orang bisa menulis. Karena ketika anda bisa berbicara, itu artinya anda bisa menulis. Menulis sebenarnya adalah aktivitas memindahkan bahasa lisan menjadi bahasa tulisan. 

Disinilah kekuatan materi Pak Thamrin malam ini, mampu memberi inspirasi dan motivasi. Membuat semangat yang redup bagkit kembali. Bagaikan minum kopi dimalam hari, saat diminum semangatnya tumbuh lagi.


Berkaitan dengan teknis menulis, Pak Thamrin menjelaskan banyak hal, seperti soal literasi. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Oleh sebab itu, seorang penulis sudah pasti adalah orang yang literat. 

Beberapa kategori tulisan yang dapat dibuat oleh para penulis, yaitu:
  • Artikel deskriptif
    • Artikel deskriptif adalah artikel mirip, hanya melaporkan atau menggambarkan apa yang terjadi (to describe) dengan azas 5 W 1 H. Artikel deskriptif ini tidak memberikan solusi. Contohnya: reportase, laporan, liputan
  • Artikel eksplanatif
    • Artikel yang bertujuan untuk menjelaskan, menerangkan dan mengupas permasalahan secara mendalam/ilmiah. Objektif dan bertanggungjawab. Contohnya: karya ilmiah, dan opini
  • Fiksi
    • Fiksi merupakan karya tulis hasil imajinasi penulisnya sebagai bagian dari kebebasan menuangkan inspirasi dunia maya 
Selanjutnya bagaimana methode menulis agar praktis. Pak Thamrin memberikan beberapa cara sebagai berikut:
  1. Upaya jangan meninggalkan tulisan begitu saja
  2. Hiraukan kesalahan ketik
  3. Ketika blank (kosong), tinggalkan paragraf, dan masuk ke paragraf baru
  4. Baca berulang pada proses editing
  5. Sebagai pemula cukup menulis 7 paragraf
  6. Bersegera posting tulisan di media sosial
Kemudian teknik menulis berikutnya yang perlu dilakukan oleh seorang penulis pemula adalah:
  1. Menulislah pendek-pendek, maksimal 9 kata dalam satu kalimat
  2. Bahasa bicara atau seperti saat bertutur kata
  3. Mudah dimengerti atau dipahami
  4. Runtut, tidak menjelimet
Lalu apa yang harus ditulis, Nah Pak Thamrin memberikan saran sebagai berikut:
  • Tulislah apa yang disuka
  • Tulis apa yang dipahami
  • Tulislah tentang hobi
  • Tulsilah tentang pekerjaan
  • Tulislah tentang lingkungan, keluarga dan teman
  • Tulis apa sajalah
Tulislah dengan hati, agar tulisan itu dapat menyentuh hati pembacanya. Kadang-kadang seorang penulis butuh inspirasi dalam menulis. Maka agar inspirasi menulis itu selalu ada, seorang penulis perlu banyak membaca, mengikuti webinar, jalan-jalan, menelaah berita actual, menelisik berita viral, silaturahim, menyaksikan fenomena alam, berkomunikasi, bahan ajar, suasana kelas, dan lain-lain yang dapat memberikan ide menulis.


Terimakasih Om Jay, Mr. Bams, dan Narasumber malam ini Bapak H. Thamrin Dahlan atas semua kebaikannya sudah mau berbagi.



11 komentar:

  1. terima kasih sdh mengerjakan resumenya dengan baik

    BalasHapus
  2. Teratur, luar biasa pak👍

    BalasHapus
  3. Cepat, lengkap. Sungguh tak tekalahkan. Semangat terus, Pak.

    BalasHapus
  4. Cepat sekali pak ketua. Semangat terus

    BalasHapus
  5. Terimakasih semuanya, menulis itu seperti mendaki gunung. Semakin ke punjak semakin berat. Langkah kadang menjadi tidak teratur. Napas sudah mulai ngos-ngosan. Semangat

    BalasHapus
  6. Luar biasa. Malas saja resumenya pertama. Mantap pokoknya. Singgah di blog saya ya Pak terima kasih.

    BalasHapus