Pengikut

Kamis, 19 Agustus 2021

Konsep Buku Non Fiksi

 Resume ke-17, Rabu 18 Agustus 2021

Tema                  :  Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber     :  Musiin, M.Pd
Gelombang      : 19
Moderator         : Mr. Bams

Pengantar
Ungkapan rasa syukur kadang-kadang perlu diucapkan, meski sejatinya tempatnya ada didalam dada setiap individu. Setidaknya dengan mengungkapkan rasa syukur orang lain bisa ikut terlibat secara emosional dan kemudian ikut bersyukur dengan segala apa yang telah diberikan oleh Allah swt. Malam ini saya bersyukur kepada Allah swt, karena meskipun saya belum segera dapat membuat resume. Tetapi Allah masih memberikan kesempatan kepada saya mengikuti kegiatan belajar menulis seri ke-17 sampai tuntas.

Alhamdulilah, tema-tema belajar menulis PGRI itu bagi saya selalu menarik, karena memang semuanya baru, uptodate. Termasuk tema malam ini "Konsep Buku Non Fiksi". Saya menjadi penasaran, bagaimana sih konsep buku non fiksi itu? Itulah yang menyebabkan saya "terpaksa" harus mengikutinya, meskipun sejujurnya mood sedang menurun. 

Tidak kala menariknya bagi saya adalah narasumbernya, Ibu Musiin, M.Pd. Sekilas saya asing dengan nama ini, tetapi begitu melhat biodata beliau yang dibagikan oleh moderator, sejujunya saya kagum dengan karya-karya beliau yang luar biasa. Apalagi lagi beliau ternyata menyandang predikat sebagai pemegang sertifikasi penulis di tahun 2020. 

Sebagai guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998, Bu Iin demikian beliau biasa dipaggil termasuk guru yang super sibuk. Sejumlah organisasi dan kegiatan sosial lainnya turut menjadi ladang aktivitasnya setiap hari. Bahkan beliau tercatat sebagai founder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi untuk pendistribusian produksi Indomarco dan Indolakto Pasuruan. Selain itu PT In Jaya merupakan pemasok bahan baku tebu bagi pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri. 

Bu Iin didampingi oleh Mr. Bams sebagai moderator. Mr. Bams sang pegiat literasi dan motivator dari kota kembang bandung ini, memimpin jalannya kegiatan belajar menulis dengan sangat baik. Ciri khas beliau, selalui mengingatkan untuk tidak lupa menyiapkan minuman dan camilan yang membuat peserta semakin rileks mengikuti sajian materi Bu Iin. Pada kesempatan yang sama Mr. Bams tidak lupa mengajak seluruh peserta untuk mendoakan kesembuhan kepada Om Jay yang sedang kurang sehat. 

Sajian Materi
Bu Iin memulai dengan motivasi menulis, terutama bagaimana memenangkan sebuah tantangan menulis, seperti tantangan menulis dari prof. Eko. Menurut Bu Iin, untuk memenangka setiap tantangan menulis, maka yang harus dilakukan pertamakali adalah mengalahkan rasa takut. Ketakutan ketika menulis buku antara lain: 
  1. Takut tidak ada yang membaca.
  2. Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
  3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

Ketakutan sering kali membuat Bu Iin merasa konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun. Ketakutan bu Iin sebenarnya refleksi ketakutan kita juga. Ketakutan seperti itu lumrah dialami oleh penulis pemula. Namun ketakutan menulis akhirnya akan hilang seiring dengan hadirnya kelas menulis bersama Om Jay. Mengapa? karena melalui kelas menulis om Jay setiap penulis, akhirnya menemukan banyak motivasi dan bukti bagaimana dulunya seorang tidak perna menulis kemudian bertransformasi menjadi penulis hebat, seperti Bu Iin.

Daya pikat dan daya gedor kelas menulis PGRI semakin kuat dengah kehadiran prof Eko sebagai mentor menulis. Prof. Eko ibarat seorang Master Chef  yang memberi banyak pilihan bahan masakan yang bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa diperoleh di Prof EKOJI Channel. Prof Eko selalu mengatakan bahwa setiap orang dapat menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Menutut Bu Iin, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Saya memiliki buku, anda juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.


Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Menurut pandangan Bu Iin, menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip. Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS. 

Saya sangat sepakat dengan pandangan Bu Iin tentang menulis, bahwa menulis bukanlah pekerjaan yang mudah. Saya lebih suka mengatakan menulis itu adalah pekerjaan yang penuh tantangan. Karena menantang, justru membuat penulis selalu berusaha untuk menaklukkannya. Menulis menantang untuk menuangkan isi hati, pikiran, ide, gagasan dalam tulisan. Menulis menantang untuk menyusun dan mengembangakan kalimat yang efektif. Menulis menantang untuk membuatnya menjadi buku, dan seterusnya.

Agar daya juang penulis tetap kokoh dalam menghadapi tantangan menulis, maka penulis setidaknya harus memiliki alasan kuat mengapa dia harus menulis. Seperti alasan bu Iin, mengapa ingin menjadi penulis, sebagai berikut:

  1. Mewariskan ilmu lewat buku.
  2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
  3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer, juga menjadi penguat mengapa Bu Iin ingin menjadi penulis. Andapun boleh saja mencari dan menemukan qoute yang dapat membangkitkan motivasi menulis.

Jika motivasi dan alasan menjadi penulis sudah kuat, maka saatnya ditingkatkan ke pendalaman ilmu menulisnya. Salah satu ilmu menulis yang perlu diketahui oleh seorang penulis adalah konsep menulis karya (buku) nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yang dapat dilakukan, yakni:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit), Contoh: Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni

  1. Pratulis
  2. Menulis Draf
  3. Merevisi Draf
  4. Menyunting Naskah
  5. Menerbitkan

Langkah Pertama, Pratulis

  1. Menentukan tema
  2. Menemukan ide
  3. Merencanakan jenis tulisan
  4. Mengumpulkan bahan tulisan
  5. Bertukar pikiran
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset
  8. Membuat Mind Mapping
  9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

  1. Pengalaman pribadi
  2. Pengalaman orang lain
  3. Berita di media massa
  4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
  5. Imajinasi
  6. Mengamati lingkungan
  7. Perenungan
  8. Membaca buku

Dalam hal ini, banyak hal bisa menjadi ide tulisan. Berdasarkan pengalaman Bu Iin, tema yang diangkat menjadi buku adalah pendidikan. Idenya berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Sebagai seorang guru Bahasa Inggris di SMP. kok bisa menulis tentang Digital Midset. Kuncinya, mencari referensi dari data dan fakta yang dapat peroleh dari literasi di internet. 

Referensi terdiri dari :

  1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;
  4. Penemuan yang telah didapatkan.
  5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini diajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan. Inilah adalah kerangka tulisan yang dibuat oleh Bu Iin:

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, Bu Iin mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau .
Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi lebih rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Berikut ini adalah anatomi sebuah buku non-fiksi.

Anotomi Buku

  1. Halaman Judul
  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
  3. Halaman Daftar Isi
  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
  5. Halaman Prakata
  6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
  7. Bagian /Bab
  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
  9. Halaman Glosarium
  10. Halaman Daftar Pustaka
  11. Halaman Indeks
  12. Halaman Tentang Penulis

Mengapa anatomi buku ini harus ada? Jika nanti Bapak Ibu mengikuti ujian sertifikasi penulis, Bapak Ibu akan ditanya seputar anatomi buku. Seandainya Bapak Ibu memakai jalur portofolio, buku yang Bapak Ibu tulis pasti akan dilihat anatomi bukunya.

Langkah kedua, Menulis Draf

  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga, Merevisi Draf

  1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat, Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

  1. Ejaan
  2. Tata bahasa
  3. Diksi
  4. Data dan fakta
  5. Legalitas dan norma

KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah.

Langkah kelima atau terakhir adalah MENERBITKAN.

Bagaimana dengan hambatan dalam menulis? pasti ada saja hambatannya. Tidak ada satu pekerjaan yang benar-benar bebas hambatan, apalagi menulis. Hambatan-hambatan dalam menulis antara lain:

  1. Hambatan waktu
  2. Hambatan kreativitas
  3. Hambatan teknis
  4. Hambatan tujuan
  5. Hambatan psikologis

Tapi jangan khawati dengan hambatan yang mungkin saja anda alami, karena setiap hambatan pasti ada solusinya. Berikut ini cara yang dapat anda lakukan jika menemui hambatan menulis:

  1. Banyak membaca
  2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan narasumber.
  3. Disiplin menulis setiap hari.
  4. Menjalani aktivitas yang menyenangkan. Ini dapat menjadi mood booster untuk menulis lagi.
Kesimpulan
Menulis adalah pekerjaan yang penuh tantangan, oleh sebab itu kuatkan motivasi dengan niat dan tujuan untuk apa kita menulis. Motivasi yang kuat pada akhirnya akan memenangkan kita dalam menghadapi setiap tantangan menulis, seperti tantangan menulis dari prof. Eko.
Untuk memenangkan tantangan menulis dengan efektif, tentu motivasi saja tidak cukup, tetapi diperlukan pula ilmu menulis, termasuk diantaranya mengerti dan memahami konsep tentang cara menulis buku nonfiksi. Semoga ilmu menulis nonfiksi, makin menguatkan usaha kita mewujudkan karya besar menerbitkan buku di penerbit indie maupun mayor.

Kembali lagi sebagai motivasi, saya berikan satu kalimat penuh hikma dari Barbara yang kutip dari Bola.com

"Menulis merangsang pemikiran, jadi saat Anda tidak bisa memikirkan sesuatu untuk ditulis, tetaplah mencoba untuk menulis". - Barbara

Tolitoli, 18 Agustus 2021
Muliadi

3 komentar:

  1. Bungkus. Materi dibabat habis. Semoga menerbit bukunya lancar.

    BalasHapus
  2. Semakin mantap tulisannya pak. Saya masih belajar untuk penulisan di Blog

    BalasHapus
  3. Mantap pak ketua. Tetap semangat hingga buku terbit. Salam Literasi

    BalasHapus