Pengikut

Selasa, 25 April 2023

Bagaimana memperbaiki ini

Suatu fakta yang cukup memprihatinkan dari temuan riset sederhana. Riset ini menyasar pola kerja pembelajaran kejuruan di SMK. SMK penulis. Hasil riset sengaja penulis tampilkan dalam bentuk gambar agar lebih jelas dan obyektif. Berikut faktanya


Fakta 1: Tanaman mati tidak terpelihara

Fakta 2: Tanaman layu dan kurus tidak terurus

Fakta 3: Tanaman lemah penuh gulma

Apakah ini masalah? Pasti. Tanaman yang ditampilkan tadi merupakan hasil praktik pembelajaran kejuruan ATP-ATPH. Jurusan pertanian. Tentu problem yang sama ada juga dijurusan lainnya. 

Penulis menyoroti jurusan ini mengingat ruh utama SMK ini adalah pertanian dengan sumberdaya alamnya yang cukup luas dan potensial. Selain itu pertanian adalah sumber kehidupan pokok manusia. Dan kita sedang berada ditengah tatanan dunia yang sedang mengalami krisis pangan. 

Menurut menteri luar negeri Retno Marsudi angka krisis pangan cukup mengkhawatirkan. Diperkirakan 179 sampai 181 juta orang di 41 negara akan menghadapi krisis pangan. 

Jurusan pertanian merupakan jurusan di SMK yang diproyeksikan untuk menciptakan tenaga terampil di bidang pertanian. Di jurusan ini ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu:
  1. Agribisnis tanaman sayuran
  2. Agribisnis tanaman buah
  3. Agribisnis tanaman hias
  4. Agribisnis tanaman pangan
  5. Agribisnis tanaman perkebunan
Melalui pembelajaran agribisnis tanaman baik teori maupun praktik, siswa diharapkan mampu melakukan budidaya tanaman dengan hasil yang maksimal, dan mampu mengelola bisnis pertanian dengan keuntungan yang optimal. Dengan pengalaman yang baik itu maka minat siswa akan lebih besar bekerja di industri pertanian atau mengembangkan usaha dibidang pertanian. 

Jika itu tujuannya, maka hasil pembelajaran kejuruan sebagaimana fakta di atas dapat dipastikan masih timpang dan harus segera mendapat penanganan melalui perbaikan tindakan. 

Mengapa demikian? 
Ketimpangan antara harapan dan tujuan ideal pembelajaran kejuruan masih sangat jauh dari hasil dan pengalaman pembelajaran yang dialami siswa. 

Fakta menunjukkan siswa selama tiga tahun belajar di SMK belum memperoleh pengalaman yang holistik mengenai cara mengembangkan budidaya tanaman yang berhasil dan menguntungkan. 

Pengalaman belajar yang diperoleh siswa justru menyasar sisi suram pengelolaan pertanian seperti tanaman yang gagal panen karena tidak terpelihara. Budidaya tanaman tanpa bisnis plan yang jelas. Budidaya tidak tuntas, menanam tetapi tidak memelihara. Menanam tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. Berpraktik hanya memperagakan hal-hal yang tidak substansial. Tidak memanfatkan teknologi dengan paripurna. Hanya sekedar saja. 

Apakah ada cara memperbaikin keadaan tersebut? Ada
Penyelesaian masalah yang efektif adalah penyelesaian yang bersumber dari akar masalah. Olehnya itu, maka penting untuk menganalisis masalah dan menemukan akar masalahnya yang menjadi penyebab kondisi itu terjadi. 

Menurut hemat penulis ada beberapa penyebab timbulnya kondisi di atas, yaitu:
  1. Metode, teknik, atau cara guru melaksanakan pembelajaran kejuruan umumnya berorientasi jangka pendek dan lebih dominan pada pengetahuan
  2. Guru kejuruan kesulitan menterjemahkan kurikulum dalam tindakan yang sesuai secara holistik dan komprehensif dalam membentuk kompetensi siswa. 
  3. Guru kejuruan terisolasi dalam ruang lingkup kompetensi masing-masing sehingga kompetensi yang diberikan menjadi seperti penggalan pengalaman yang tidak saling terhubung
  4. Guru kejuruan belum melihat kompetensi utama seperti agribisnis tanaman sayuran, agribisnis tanaman buah, dst sebagai goal yang harus dicapai secara paripurna. 
  5. Guru belum berpikir soal produk bermutu dan berorientasi pasar sebagai tujuan akhir dari rangkaian pembelajaran kejuruan. Padahal diksi Agribisnis dan kewirausahaan yang menyatu dengan pembelajaran kejuruan jelas mengamanatkan proses pembelajaran harus berorientasi pada produk (hasil) bermutu dan market
Berdasarkan permasalahan tersebut, sesuai tanggungjawab dan kewenangan penulis, maka penulis mengusulkan tindakan perbaikan manajemen pembelajaran, yaitu:
  1. Mengubah pola pengusulan bahan dan alat praktik dari pola usulan tanpa tujuan menjadi pola pengusulan berbasis proyek, spesifik, dengan ukuran kuantitas dan kualitas yang jelas
  2. Mendorong perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (PBJL) yang dilakukan kolaboratif antar guru mata pelajaran. 
  3. Terus mendorong terwujudnya pembelajaran Tefa bersama dengan pihak industri yang menekankan pada produk bermutu dan berorientasi pasar (bisnis).
  4. Memberikan dukungan anggaran yang memadai sesuai kebutuhan proyek dan atau produk yang akan dihasilkan. 
  5. Mendorong setiap kompetensi seperti agribisnis tanaman hias, agribisnis tanaman buah dan lainnya untuk menghasilkan produk berupa taman bunga, atau tanaman buah yang terpelihara dan menghasilkan buah sesuai tujuan menanam. 
  6. Memberikan dukungan dalam bentuk penjadwalan blok yang memungkinkan ter implementasinya pembelajaran berbasis proyek
  7. Memberikan pelatihan penyusunan jobsheet sebagai instrumen pendukung pelaksanaan pembelajaran Tefa yang taat prosedur dan memastikan Keterpenuhan seperangkat kompetensi dalam suatu tindakan pembelajaran praktik. 
  8. Menetapkan mekanisme pertanggungjawaban penggunaan anggran, bahan dan alat praktik yang digunakan dalam bentuk laporan penggunaan anggaran, pengadaan bahan dan alat praktik dan laporan hasil akhir dalam bentuk produk atau hasil final dari usaha (proyek) yang dijalankan.
  9. Mewajibkan penggunaan APD dan pelaksanaan K3 sebagai bagian dari proses pendidikan softskill yang penting

Melalui pola manajemen yang baik, sistematis, dan konsisten, maka kompetensi siswa baik hardskill maupun softskill akan terbentuk secara utuh dan simultan. 

Disamping itu, jika pendekatan dan inovasi ini berhasil dilakukan dengan konsisten berkelanjutan, maka secara perlahan namun pasti dampak positif akan tumbuh dan berkembang dengan baik, antara lain:
  1. Minat siswa terhadap SMK akan meningkat, terutama pertanian dan peternakan
  2. Siswa akan memperoleh pengalaman nyata mengelola bisnis pertanian yang menguntungkan, baik pengalaman berupa keterampilan melakukan budidaya maupun keterampilan bisnis yang menguntungkan secara finansial
  3. SMK bukan lagi hanya sekedar institusi pendidikan, tetapi bisa berevolusi menjadi entitas yang juga mampu menangani layanan masyarakat dengan berbagai produk yang dihasilkan
  4. Kreativitas siswa lebih produktif yang diwujudkan dalam berbagai bentuk hasil karya yang bernilai ekonomis
  5. Pembelajaran lebih bergairah dan bermakna karena setiap ilmu bisa langsung diterapkan. 
  6. Pembelajaran kewirausahaan lebih berfokus pada praktik bisnis yang menguntungkan sehingga bisa membantu siswa secara ekonomi. 
  7. Sekolah bisa membangun jaringan bisnis yang saling menguntungkan yang dapat memicu lahirnya wirausahawan mudah sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah. 
Dan yang tidak kalah penting, fakta tentang pemandangan tanaman sebagaimana yang kita saksikan di atas insyaallah tidak akan terlihat lagi. Tetapi yang nampak adalah tanaman-tanaman sehat dan berhasil seperti ini:



Atau seperti ini


Atau dengan hasil seperti ini


Maka InsyaAllah peran sebagai salah satu pemegang "Otoritas" penjaga keberlangsungan hidup manusia melalui pertanian dapat kita perankan dengan baik. Ditengah situasi pangan dunia yang semakin kritis, kita hadir di sana memberi solusi setidaknya pada lingkungan kita sendiri. 

Wassalam,
Semoga bermanfaat




0 comments:

Posting Komentar