Pengikut

Selasa, 07 Maret 2023

Persepsi TeFa

Persepsi TeFa

Oleh: Muliadi

CV Bifaza Utama Tolis bersama SMK Negeri 1 Galang melaksanakan pertemuan, senin 6 Maret 2023. Pertemuan berlangsung pukul 10.00 s.d 12.00 WITA di aula SMK Negeri 1 Galang. Pertemuan dihadiri oleh tim manajemen CV Bifaza Utama Tolis yaitu Direktur Utama Dr Lukman M Arif, M.Si, Direktur Produksi Rostini, dan Direktur pengembangan SDM Wiyatmoko. Sementara dari SMKN 1 Galang hadir kepala sekolah Muliadi, M.Pd, Wakasek Kurikulum Moh. Fadli, S.Pd.Gr, Wakasek Kesiswaan Irpan Paputungan, S.Pd, dan Wakasek Humas Hi. Nasruddin, M.Si. Pada kesempatan tersebut hadir pula Pengawas Pembina Drs. Zahlin, M.Si. Selain tim manajemen, pertemuan juga dihadiri guru-guru kejuruan ATP ATPH, Agribisnis Ternak Unggas, dan NKPI. 


Pertemuan dengan pihak CV Bifaza Utama Tolis merupakan pertemuan lanjutan. Pada pertemuan sebelumnya CV Bifaza Utama Tolis bersama SMKN 1 Galang sudah berkomitmen menjalin kerjasama (kemitraan) dalam pengembangan agroindustri pertanian berkelanjutan melalui program Teaching Factory (TeFa). Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatangan dokumen kesepahaman (MOU) pada tanggal 19 Pebruari 2023 yang  berlangsung di ruang guru SMKN 1 Galang.



Saat ini memang SMKN 1 Galang sedang berupaya menerapkan TeFa sebagai salah satu cara meningkatkan mutu proses pembelajaran kejuruan. Model pembelajaran TeFa sendiri merupakan model pembelajaran bagi sekolah vokasi baik SMK maupun perguruan tinggi vokasi berbasis produk/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti di industri (https://indotech-group.co.id). Tefa adalah pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan industri saat ini dan nanti (Purwaningsi, 2020)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa TeFa adalah model pembelajaran berpraktik yang dilaksanakan di sekolah untuk menghasilkan produk/jasa yang berkualitas industri. Produk/jasa dengan kualitas industri hanya dapat diwujudkan apabila guru sebagai fasilitator pembelajaran dapat menerapkan cara kerja (hardskill) maupun sikap kerja (softskill) sesuai dengan cara dan sikap kerja di industri. Dengan demikian, industri sebagai entitas pelaku usaha wajib ada, terutama dalam perannya sebagai quality control terhadap proses dan hasil produksi. Dalam hal ini kehadiran CV Bifaza Utama Tolis sebagai mitra dalam pelaksanaan TeFa menjadi penting sepanjang mereka dapat memberikan acuan kerja dan standar mutu produk yang akan dihasilkan. 

Pembelajaran TeFa dapat menjadi jalan bagi SMKN 1 Galang untuk membentuk siswa dan alumni yang memiliki hardskill dan softskill  yang selaras dengan kebutuhan industry, dunia usaha, dan dunia kerja apabila mampu menjalankannya dengan benar. Namun kenyataannya menerapkan pembelajaran TeFa bukan perkara mudah. Selain minim pengalaman, hal yang cukup sulit adalah mengubah pola dan budaya mengajar yang selama ini berjalan. Disisi lain kehadiran mitra industri sering kali menimbulkan "rasa was-was" dikalangan warga sekolah. Kekhawatiran yang tidak dikelola dengan baik berpotensi menjadi hambatan psikologis yang dapat menurunkan kinerja personil. Dampaknya, pembelajaran TeFa sebagai kerja kolektif akan sulit berhasil. 

Oleh sebab itu, cara paling efektif untuk mewujudkan TeFa yang berhasil melalui pelibatan mitra industri adalah dialog. Dialog dapat menjadi katalisator atas berbagai perbedaan pandangan. Dialog menjadi pintu komunikasi semua pihak. Dialog yang terbuka dalam suasana kekeluargaan akan menghapus sekat-sekat komunikasi, mempertemukan titik-titik perbedaan serta membuka ruang kolaborasi yang lebih intens diantara para pemangku kepentingan.  

Bersyukur, pertemuan CV Bifaza Utama Tolis dengan pihak SMKN 1 Galang berlangsung hangat dan akrab. Dr Lukman memaparkan rencana kerja yang telah disusun dalam bentuk timeline sebagai proposal kerja yang dapat dijalankan bersama. Sambil menjelaskan rencana kerja, beliau mencoba memberikan pandangannya terkait tujuan akhir dari program kerjasama. Beliau mengatakan "Saya selain sebagai praktisi dibidang agroindustri, saya juga seorang akademisi, oleh sebab itu saya memahami bahwa tujuan akhir dari program kerja sama ini justru bukan pada produknya, tetapi lahirnya sumberdaya manusia yang handal yang memiliki kompetensi tinggi dan siap memasuki dunia kerja" kata Dr Lukman menjelaskan. 


Dr Lukman memang bukan hanya seorang Direktur dan owner CV Bifaza Utama Tolis, tetapi beliau juga seorang Dosen. Beliau akademisi. Beliau bahkan perna menjabat wakil Rektor Universitas Madako Tolitoli, sebelum kemudian mengundurkan diri dan aktif melakukan penelitian dan pengembangan dibidang agroindustri melalui CV Bifaza Utama Tolis dan Yayasan Magau Tolitoli. Yayasan Magau sendiri merupakan yayasan yang bergerak di bidang pengembangan SDM, diklat, penelitian dan pengembangan. Pupuk organik dengan Brand Magau merupakan salah produk yang dikembangkan melalui Yayasan Magau. 

Melalui CV Bifaza Utama, Dr Lukman bersama tim saat ini sedang mengembangkan jagung zea magau varietas 03 (jakaring) diberbagai lokasi di Kabupaten Tolitoli, diantaranya di Desa Janja Kompi Kecamatan Lampasio. Dr Lukman sendiri merupakan alumni pertama SMKN 1 Galang dan bahkan saat ini masih menjadi ketua Alumni SMKN 1 Galang. Sehingga sangat lumrah jika beliau memiliki tanggungjawab moral untuk memajukan SMKN 1 Galang sebagai almamaternya. 


Diskusi pada pertemuan hari itu berlangsung dinamis. Fadli, S.Pd sebagai wakasek kurikulum menjelaskan soal perlunya pembelajaran TeFa dan bagaimana pembelajaran itu seharusnya dilaksanakan. Menurut Fadli "Kehadiran mitra industri wajib ada yang dibuktikan dengan MOU jika kita akan menerapkan TeFa". Kemudian dia menjelaskan perlunya Jobsheet dan jadwal Blok sebagai syarat terlaksananya pembelajaran TeFa. 

Pertanyaan cukup sensitif diungkapkan oleh pak Nasruddin. Pak Nasruddin awalnya menanyakan peran apa yang akan dilalukan oleh pihak CV Bifaza Utama dan peran apa yang akan di mainkan oleh pihak sekolah dalam kerjasama ini. Pak Nasruddin kemudian melanjutkan pertanyaannya "Bagaimana pola pembagian keuntungan yang mungkin saja diperoleh dari usaha ini?"  Tentu ini pertanyaan yang cukup sensitif. Mengingat profit sering kali menyita perhatian dan menjadi titik krusial dari sebuah kerjasama. Selain itu, potensi profit memang cukup terbuka mengingat luas lahan yang dikelola melalui program TeFa mencapai kurang lebih 4 hektar. Oleh sebab itu, meski sensitif tetap perlu diungkapkan agar kedua bela pihak bisa lebih saling memahami dan menjaga marwah kerjasama. 

Sejatinya TeFa sebagai model pembelajaran berbasis produksi tidak ditujukan untuk mencapai keuntungan atau profit yang sebesar-besarnya. Namun tujuan utama TeFa mewujudkan layanan pembelajaran bermutu tinggi. Meski demikian, jika dalam proses produksi diperoleh profit sebagai konsekuensi logis dari proses bisnis yang berjalan, maka profit yang diperoleh tetap harus di kelola sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Sehingga wajar jika kemudian aspek profit perlu disepakati diawal bersama mitra industri terutama apabila pihak industri terlibat dalam investasi. Terkait hal tersebut, CV Bifaza Utama memberikan tiga alternatif sesuai dengan komposisi pembiayaan (investasi).

Pertanyaan lain yang cukup esensial terkait aspek kurikulum. Bagaimanapun kurikulum dalam konteks pendidikan menjadi panduan utama dalam penyelenggaraan pembelajaran, tidak terkecuali pada pembelajaran TeFa. Tentu akan sulit memposisikan siswa dalam kerangka kerja berbasis produksi jika siswa atau guru tidak memiliki panduan yang memadai. Ibu Wahida, SP sebagai ketua jurusan Pertanian (ATP dan ATPH) mengatakan bahwa penyelarasan kurikulum mungkin diperlukan mengingat cara kerja industri relatif berbeda dengan cara kerja institusi pendidikan. Dalam hal ini, CV Bifaza Utama diminta untuk dapat memberikan masukan dalam pengembangan kurikulum bersama sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.  

Dalam kesempatan itu, pengawas pembina juga memberikan pandangan dan penguatan terkait penerapan pembelajaran TeFa. Menurut Pak Zahlin "Siswa perlu diperkenalkan dengan berbagai teknologi pertanian". Secara garis besar urutan pekerjaan dalam pengelolaan dan budidaya pertanian tidak akan jauh berbeda. Tahapan tersebut akan mengikuti pola: proses pemetaan lahan, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Namun yang mungkin diperlukan adalah bagaimana setiap tahap pekerjaan dilakukan secara efektif, efesien, dan ekonomis, dan untuk itu diperlukan inovasi dengan menerapkan berbagai metode dan teknologi yang ada. Hal itu biasanya ada pada industri. Sehingga yang perlu diselaraskan adalah bagaimana pemanfaatan teknologi dalam budidaya pertanian dan agroindustri.

Alhamdulillah, dari pertemuan yang berlangsung kurang lebih dua jam itu beberapa hal yang sebelumnya mengganjal di hati masing-masing pihak akhirnya cair dan menemukan titik temu. Alhasil disepakati: proses pembersihan lahan yang menjadi sasaran pengembangan produksi tanaman jagung dan kedelai sebagai bahan baku pakan ternak terus berjalan. Pembersihan lahan saat ini belum melibatkan siswa sebagai pebelajar. Untuk sementara masih dilakukan oleh tenaga khusus. Siswa belum bisa dilibatkan karena jobsheet yang menjadi panduan langkah kerja belum tersedia. 

Kesepatakan yang tidak kalah penting adalah soal pelaksanaan workshop penyelarasan kurikulum antara pihak CV Bifaza Utama Tolis dengan jurusan pertanian dan peternakan. Dari pertemuan tersebut CV Bifaza dan para ketua jurusan bersepakat akan melaksanakan workshop penyelasaran kurikulum. Waktu pelaksanaan akan ditentukan kemudian. Workshop penyelarasan kurikulum diharapkan tidak hanya menghasilkan kurikulum bersama industri, tetapi yang tidak kalah penting tersusunnya jobsheet dan rancangan jadwal blok. Jobsheet dan jadwal blok merupakan dua komponen yang paling urgen dalam pelaksanaan TeFa. Tanpa keduanya maka hampir tidak mngkin pembelajaran TeFa dapat berjalan. Tanpa jobsheet keterlibatan siswa dalam proses produksi tidak terukur, pada akhirnya tujuan membentuk kompetensi tidak tercapai. 

Mungkin persepsi terhadap TeFa sudah sama. Langkah awal sudah dijejakkan. Tidak ada kata mundur. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan. Jalankan meski itu terasa berat. Memang tidak harus sempurna, yang terpenting mau belajar dan terus berusaha menjadi lebih baik. Satu hal yang dapat menjadi motivasi, perubahan itu keniscayaan. Berpikir dan bertindaklah kritis, lihat apa yang sudah anda hasilkan dari cara yang anda lakukan selama ini. Sudah baikkah? sudahkah sesuai dengan tujuan yang diharapkan? Jika belum, maka berbesar hatilah untuk mengubah cara mengajar kita. Cobalah untuk melaksanakan hal baru. jangan terlalu setia dengan cara lama. Menerapkan pembelajaran TeFa diawal mungin terasa berat dan kaku, tetapi sering waktu pembelajaran akan semakin luwes dan menyenangkan. Menyenangkan bagi guru dan siswa.

Wassalam.

3 komentar:

  1. Bangga menjadi Alumni SMK.
    Saya alumni 93 masa peralihan dri SMT Pertanian ke SMK. Semoga semakin jaya
    SMK Bisa

    BalasHapus
  2. Semoga pelaksanaan TeFa di SMKN 1 Galang bisa memberikan manfaat yang positif bagi siswa kita khususnya dalam mengembangkan hard skill dan soft skill mereka yang berstandar industri, siap pakai dan berdaya saing.

    BalasHapus