Pengikut

Minggu, 26 September 2021

Menulis itu Mudah



Menulis itu mudah, semudah berbicara kata pak Thamrin Dahlan. Menulis itu mudah, semudah membuat telur ceplok kata Bu Iis. Itulah menulis, menulis bukan hal sulit. 

Kalau pun ada yang sulit dari menulis, itu hanya isi tulisannya saja. Misalnya kita menulis tentang matematika, padahal kita ahlinya bahasa, yah mungkin sulit. Kita guru, tapi mau menulis soal virus, yah mungkin sulit.

Itulah makanya kita dianjurkan menulis yang kita kuasai. Tujuannya agar menulis menjadi mengalir semudah kita berbicara. Menulislah yang kita alami, agar menulis semudah kita membuat telur ceplok. 

Lalu apakah kita tidak bisa menulis yang kita tidak kuasai? Jawabannya tidak bisa. Misalnya kita ingin menulis tentang literasi digital, tetapi materi itu tidak kita kuasai, pasti tidak bisa. Supaya bisa bagaimana? Baca dulu materinya, kuasai dulu, baru tulis.

Nah, disinilah kaitan eratnya antara menulis dengan membaca. Penulis yang mahir pastilah pembaca yang rajin. Tetapi pembaca yang rajin belum tentu penulis yang mahir. Kalau dalam statistik ini namanya regresi dan bukan korelasi, karena tidak bersifat timbal balik. 

Membaca itu menangkap makna, sedangkan menulis itu mengikat makna. Jadi jika ingin mudah menulis hal-hal yang rumit, baca dulu, tangkap maknanya dengan baik. Setelah dikuasai lalu ditulis. Dijamin menulisnya pasti akan lancar.

Ada juga yang bilang, saya tidak bisa menulis karena tidak bisa membuat kalimat dengan benar. Itu yang keliru, kita tau kalimat kita benar atau salah itu setelah tulisannya di edit. Kalau kita tau tulisan kita salah padahal tulisannya belum jadi, itu namanya menulis sambil menghapus. Pasti tidak jadi menulis. 

Nah, disini pentingnya teknik menulis. Salah satu tekniknya adalah jangan mengoreksi sambil menulis, atau jangan melakukan editing sambil menulis, karena pasti tulisannya akan selalu terlihat jelek. Seharusnya yang dilakukan adalah tulis saja dulu sampai tuntas, kemudian Proofreading. 

Sekarang untuk apa saya menulis, bukankah penulis sudah banyak? Nah, ini dia yang harus kita ingatkan. Menulis itu kebutuhan, apalagi kalau kita berprofesi sebagai guru. Menulis itu salah satu cara belajar yang efektif. Jika ingin menguasai suatu ilmu atau keterampilan maka cobalah tulis tentang hal itu pasti akan lebih dikuasai.

Menulis itu obat hati dan pikiran. Jika hati galau, sedih, atau resah cobalah menulis. Tulis tentang keresahan, kegalauan hati, kita pasti akan lega. Menulis itu sebuah katarsis untuk melepaskan emosi negatif. Sehingga wajar ada yang bilang menulis itu menyehatkan.

Tolitoli, 26 September 2021

Muliadi


0 comments:

Posting Komentar