Pengikut

Kamis, 09 September 2021

Orang Tidak Antri, Pelayanan Antri



Maaf, sahabat menulis lagerunal saya jadinya tidak fokus. Akibatnya tema yang diberikan tidak sesuai dengan postingan yang saya upload. Untunglah ada sahabat saya mengingatkan kalau tema hari ini adalah "Budaya Antre".

Begini sahabat, suatu ketika saya lagi antre di Bank milik Pemerintah (BUMN). Waktu itu sudah agak siang, ada tiga orang di depan saya yang lagi antri menunggu giliran untuk dilayani. 

Sekitar 15 menit berlalu, baru satu antrian didepan saya bergeser. Cukup lama pelayanan yang diberikan oleh petugas tersebut kepada orang yang di depan. Kelihatannya uang yang disetorkan cukup banyak, kira-kira 5 bal. Saya tidak terlalu memperhatikan nilainya berapa. Yang pasti prosesnya cukup lama. 

Setelah antrian di depan selesai antrian bergeser, dan saya kemudian sudah berada pada urutan ke dua dari depan. Tetapi belum lagi orang di depan saya selesai di layani oleh petugas Bank, tiba-tiba dari samping antrian ada nasabah yang langsung menyerahkan buku rekeningnya ke petugas Bank. 

Melihat cara nasabah tersebut, saya hampir saja protes. Tapi tidak jadi, saya masih mencoba memastikan apa yang diinginkan oleh nasabah tersebut. Karyawan Bank yang disodori buku Bank milik nasabah itu juga sempat menolak, dan mencoba menjelaskan kalau dia harus antri. Tetapi nasabah itu justru meminta karyawan bank mendengarkannya.

Karyawan Bank mengalah dan memberi kesempatan kepada nasabah itu untuk menjelaskan. Ternyata nasabah tersebut hanya ingin agar buku Banknya disimpan oleh karyawan Bank karena dia tidak mampu antri berdiri seperti orang lain. Dia tetap mengikuti antri pada posisi setelah saya, tetapi tidak berdiri dalam antrian karena fisiknya tidak mampu berdiri lama-lama. 

Memang dari fostur tubuh, orangnya besar dan gemuk, tetapi nampak kurang kuat berdiri. Dari usia sebenarnya belum terlalu tua, tetapi karena kondisi fisik yang kurang sehat membuatnya harus duduk. 

Geli juga dalam hati saya waktu itu, saya hampir kecele karena mau memprotes padahal nasabahnya cuma mau antri dengan cara berbeda. Meski orangnya tidak ikut antrian, tetapi pelayanannya tetap antri sesuai nomor antrian.

Tolitoli, 9 September 2021

Muliadi


10 komentar:

  1. Antre dan bersabar mestinya jadi "saudara". Jadi ketika ada peristiwa seperti dalam cerita, tidak segera naik darah.

    BalasHapus
  2. hampir kesabaran kalah dengan emosi, untung saja emosi bisa diredam dan dapat melihat kejadian sebenarnya.

    BalasHapus
  3. Sabar doakan saja moga dia diberi petunjuk🤲

    BalasHapus
  4. Itulah pentingnya menjauhi prasangka buruk.

    BalasHapus
  5. Untungnya masih bisa menahan diri ya, jadi tidak terbawa emosi. Ketika antre kita bisa melihat berbagai sipat orang lain.




    BalasHapus
  6. Hmm.. paling menyebalkan memang antre di bank yang memberlakukan sistem standing in line, gak semua nasabah beefisik kuat, kyk Ambu misalnya.😊Tersiksa berdiri lama.

    BalasHapus
  7. Ternyata, sempat berprasangka buruk juga. Hehe..

    BalasHapus
  8. Hampir aja ribut. Ehe.. ternyata fisik tak menjamin

    BalasHapus
  9. He he he hampir saja, maka sabar haruslah tetap bersemayam terus di hati.

    BalasHapus
  10. Hampir terpancing. Syukur terselamatkan dengan kesabaran.

    BalasHapus