Pengikut

Rabu, 24 November 2021

Terpaksa

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat di tolak, itulah keadaan yang saya alami. Kegiatan sudah direncanakan. Ada dua kegiatan, yaitu acara bincang santai kepenulisan dan acara puncak peringatan HUT ke-76 PGRI dan HGN 2021. Pada acara puncak yang saya risaukan bukan acara puncaknya, tetapi pada hari itu ada acara pentingnya buat saya dan kawan-kawan guru penulis, yaitu lauching buku. Kedengarannya keren kan? he..he.. sebenarnya saya sendiri agak malu-malu menyebut istilah itu. Tapi saya tidak menemukan istilah lain yang tepat.

Nah, dua acara ini, yaitu bincang santai dan launcing buku, keduanya "mentor-nya" saya. Artinya kalau saya tidak hadir, acaranya pasti tidak akan seru. Sebenarnya acaranya sih masih bisa jalan meskipun tanpa saya. Tetapi saya yakin teman-teman penulis lain pasti merasa tidak PD juga, mengingat acara ini, termasuk sensasional yang memiliki nilai promosi dan motivasi. Saya sebut begitu, karena saya dan kawan-kawan memang akan mempromosikan bahwa di Tolitoli ini ada guru-guru "hebat" yang sudah berkarya di duni literasi. Sedangkan sisi motivasinya adalah ingin mengajak seluruh guru di Kabupaten Tolitoli untuk terlibat aktif dalam kegiatan literasi dan memperbanyak karya melalui tulisan.

Lalu apa masalahnya? nah ini dia. Sejak kemarin, hari selasa asam urat saya belum juga redah. Sehari sebelumnya memang saya sudah merasakan serangan asam urat tinggi. Tetapi saya cuek saja, meski berjalan harus mengatur langkah agar tidak terlalu sakit, tetap saja dampaknya tetap terasa. Apalagi kemarin itu, saya pakai mobil sendiri, otomatis kaki kiri yang mendapat giliran kena asam urat tetap harus melaksanakan tugas menginjak pedal kopling. Belum lagi tanjakan terjal Pangi harus dilewati. Alhasil, dampak asam uratnya makin tidak terkedali. 

Semalam saya meminta istri membelikan saya obat lagi. Harapannya setelah minum obat, siapa tahu rasa sakitnya bisa redah. Memang sejak semalam, rasa sakit ini bertambah-tambah. Bengkaknya pun sepertinya terus naik. Setelah makan malam dan minum obat, saya putuskan untuk istrahat. Tetapi belum lagi sempat merebahkan badan, eh teringat kalau bahan untuk presentasi besok belum juga selesai. Mau tidak mau saya harus berdamai dengan rasa sakit sambil membuat materi untuk besok. Alhamdulillah, meski sedikit agak dipaksakan jadi juga bahan presentasinya, berharap besok efek asam urat bisah lebih bersahabat.

Namun harapan untuk mendapatkan keadaan normal pagi harinya, ternyata tidak sepenuhnya berhasil. Efek obat dan istrahat yang diharapkan terjadi, nampaknya kurang berhasil. Sejak subuh saya sudah mencoba menggerakkan kaki kiri yang sakit. Ada sedikit perubahan, tetapi nampaknya rasa sakit masih cukup mengganggu. Belum bisa diinjakkan secara secara normal. Masih terlalu sakit kalau dipaksanakan berjalan. Apalagi kalau pakai sepatu, pasti sangat sangat sakit. Disini masalahnya, sementara kehadiran saya di acara bincang santai kepenulisan itu sangat penting. Saya pengagas acaranya, dan saya pula penanggungjawabnya. 

Saya harus punya cara untuk bisa ke arena kegiatan, sebab kalau tidak, tentu akan kurang seru. Saya sebenarnya sudah punya ancar-ancar akan ikut bersama dengan ketua PGRI Tolitoli. Tetapi ternyata beliau sudah bermalam di lokasi. Jadi tidak mungkin saya ikut dengan beliau. Untungnya beliau memberikan solusi. Beliau berjanji akan mengontak Salmin. Salmin ini salah satu staf admin PGRI yang juga staf di SD Percontohan dimana pak Ketua bertugas. Alhamdulillah, permasalahan terpecahkan. Pagi-pagi Salmin sudah menelpon menyatakan siap menjemput saya ke lokasi acara. 

Saya hanya berharap semoga Allah swt meridhoi niat saya ini, dan acara yang sudah direncanakan bisa berjalan dengan baik dan lancar. Sebenarnya kami sangat berharap acara ini menjadi pemicu semangat dan motivasi sahabat guru untuk terus mengembangkan diri melalui kegiatan menulis.

Tolitoli, 24 November 2021

Muliadi


0 comments:

Posting Komentar