Alhamdulillah, akhirnya kami tim PGRI Toli-toli sampai dengan selamat di Palu untuk mengikuti konferensi kerja provinsi PGRI Sulawesi Tengah.
Kami berangkat dari Tolitoli kemarin, hari Kamis tanggal 8 Juli 2021. Kami berangkat menjelang magrib, sekitar jam 15.28 WITA. Rencana awal tim yang berangkat 3 personil, ini sesuai undangan yaitu Ketua, sekretaris, dan bendahara. Tetapi menjelang keberangkatan ibu bendahara tidak jadi berangkat. Maka jadilah tim yang berangkat 2 personil saya dan ketua. Sebagai pengganti joki diperjalanan saya mengajak Adit. Adit ini anak tertua saya.
Sebenarnya kami berencana berangkat pagi dengan tujuan biar perjalanan bisa lebih rileks dan tidak terlalu capek. Maklum umur tidak muda lagi, jadi biar orang kate driver pengalaman, tapi fisik sudah tidak mendukung..he..he..
Tapi rencana memang sebuah ikhtiar, nyatanya kami berangkatnya justru menjelang magrib.
Keberadaan saya ke palu sebenarnya punya dua tujuan, satu untuk mengikuti konkerprov satunya lagi untuk mengantarkan laporan tutorial UT. Maklum selain guru, saya juga nyambi sebagai Tutor UPBJJ Palu. Karena masa tutorial sudah berakhir maka tanggung jawabnya tutor membuat laporan.
Gara-gara menyiapkan laporan ini rencana berangkat tertunda. Akhirnya waktu pagi yang direncanakan untuk berangkat hanya habis untuk menyiapkan laporan. Printer yang kurang mendukung membuat pekerjaan menjadi lambat..
Tidak terasa waktu Zuhur lewat, setelah shalat Zuhur ketua menelpon menanyakan kesiapan berangkat. Tapi karena laporan belum tuntas saya bilang sore saja kita berangkat. Kebetulan sore itu hujan turun sangat lebat. Derasnya hujan membuat sebagian tempat di kota Toli-toli tergenang air. Syukur tidak terjadi banjir.
Setelah ashar sebenarnya kami sudah bisa berangkat. Tapi yang namanya urusan kadang datangnya tidak tertuga. Akhirnya ba'da ashar kami belum juga bisa berangkat. Alhasil setelah beberapa urusan rampung kami akhirnya berangkat.
Pada waktu kami berangkat cuaca masih kurang bersahabat. Meski sudah sedikit reda, tapi awan pekat masih menggelayut di langit Tolitoli. Ada sedikit khawatir sebenarnya, yang terpikir waktu itu beratnya medan yang harus dilalui yaitu pasir putih.
Mungkin bagi pembaca yang belum mengenal medan ini akan berpikir ini hamparan pasir putih yang indah. Tapi jangan salah, pasir putih adalah sebuah jalur perjalanan dengan medan terjal dan tinggi selain itu kondisi jalan sempit. Bagi pengemudi yang kurang berpengalaman biasanya tidak akan memilih jalur ini. Apalagi jika hujan deras dan cuasa buruk. Selain kabut yang menghalangi pandangan, juga longsor dan pohon tumbang yang bisa membahayakan pengendara.
Perlahan namun pasti mobil Rush putih yang kami kendarai bergerak membelah hujan yang mulai mereda. Saya lihat indikator bensin menunjukkan posisi 2 batang. Saya memutar mobil menuju pom bensin yang ada ditengah kota. Maunya sih cepat, taunya kami malah terjebak antrian bensin. Sebenarnya tidak panjang, hanya ada 5 mobil didepan saya. Tapi rupanya aturan pengisian bensin cukup ribet. Nomor hp dan nomor plat mobil harus dicatat secara digital melalui hendphon yang bisa mengeluarkan print out. Kira-kira setiap kendaraan sekitar 15 menit. Bisa dibayangkan berapa lama kami dalam antrian.
Ada rasa kesal memang, tapi kami juga bersyukur karena bisa isi mobil dengan bensin yang harganya lebih murah dari jenis BBM lain. Cukup dengan uang 237.000 tangki mobil Rush putih saya sudah full.
Maaf saya harus keluar ruangan dulu, nanti kita lanjutkan lagi ya!
0 comments:
Posting Komentar