Pengikut

1000 Guru Motivator Literasi

Segera Daftarkan Diri Anda.

Lintas Pagi Spirit RRI Tolitoli

Diskursus Penguatan Nilai-Nilai Pancasila di dalam Kehidupan Sehari-hari.

Dialog Lintas Pagi RRI Tolitoli

Guru Kontrak atau PPPK Menjadi Harapan Terakhir bagi para Honorer, ketika batasan usia dan kuota tidak lagi dipenuhi.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 07 November 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tujuan pembelajaran khusus:


CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media


PENDIDIKAN BERMARTABAT UNTUK INDONESIA KUAT


Nama : Muliadi
CGP Rekognisi angkatan 11


Pendidikan yang bermartabat merupakan prasyarat untuk mewujudkan Indonesia kuat. Pendidikan yang bermartabat senantiasa menempatkan setiap individu, baik siswa, guru, dan seluruh warga sekolah, sebagai sosok yang berharga dan memiliki harkat yang sama. Semua warga sekolah dihargai dan bernilai sesuai kapasitasnya. Dalam hal ini semua pihak diperlakukan adil, penuh hormat, dan penuh penghargaan dalam proses pembelajaran. 

Pendidikan yang kuat fokus pada pendidikan karakter. Pendidikan yang kuat berupaya menciptakan pribadi-pribadi yang jujur, bertanggungjawab, toleran, dan memiliki nilai-nilai moral yang kuat. Profile siswa yang demikian kemudian secara spesifik direpresentasikan sebagai Profile Pelajar Pancasila.  

Seperti telah diketahui bersama, profile pelajar pancasila memiliki enam dimensi, yang terdiri dari : beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Profile pelajar pancasila adalah wujud ideal pelajar masa depan Indonesia. Dengan hidupnya enam dimensi profil pelajar pancasila dalam diri setiap murid, maka mereka dipandang cukup ideal untuk berkontribusi pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia yang kita cintai. 


Pendidikan hakekatnya bertujuan me-manusiakan manusia, Konsep ini menekankan pentingnya pendidikan tidak hanya sebagai sarana mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi jauh lebih penting dari itu sebagai proses pembentukan karakter, moral dan etika, budi pekerti dan akhlak mulia. 


Martin Luther King Jr mengatakan "Tujuan utama pendidikan adalah membentuk karakter" (Sumber: Anonim) 


Oleh sebab itu, pendidikan yang berkualitas dituntut mampu menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang kuat, mampu beradaptasi dengan perubahan, dan berkontribusi positif bagi sesama. 


Implikasinya, maka pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada pengembangan kognitif dan psikomotor, tetapi jauh lebih penting berupaya mengembangngkan dan menguatkan rana afektif. Afektif merujuk pada perasaan, emosi, sikap, dan nilai-nilai yang teraktualisasi dalam setiap perilaku, tindakan dan ucapan. Afektif tumbuh dan berkembang secara efektif dalam lingkungan belajar yang kondusif, lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung pertumbuhan karakter.

Untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman diperlukan upaya bersama dari semua warga sekolah. 


Murid sebagai warga sekolah yang paling dominan dan berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan memerlukan pelayanan yang sesuai kebutuhan belajar mereka. Murid adalah warga sekolah yang unik secara kodrati. Mereka memerlukan lingkungan belajar yang baik untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan potensi mereka. 


Guru sebagai warga sekolah yang secara profesional diberi amanah dan tanggungjawab untuk menuntun segala kodrat murid perlu selalu berupaya menciptakan lingkungan belajar yang dibutuhkan, baik fisik maupun psikologis. Guru harus dapat mewujudkan suasana yang mendukung proses belajar dan tumbuh kembang murid secara utuh, antara lain dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. 


Senada dengan pernyataan di atas, kalimat bijak lain mengatakan "Pendidikan adalah seni membentuk karakter". Meskipun tidak ada seorang penulis atau tokoh yang secara eksklusif mengemukakan kalimat tersebut, tetapi ungkapan ini sejalan dengan pandangan banyak pendidik dan filsuf, seperti Ki Hajar Dewantara dan Jhon Dewey yang menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter. 


Pada modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak, Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa pendidikan merupakan tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Menurut KHD maksud pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 


Untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan selamat, manusia perlu membangun hubungan yang harmonis dengan alam dan masyarakat, serta senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya secara seimbang. Sejahtera fisiknya dan sejahtera batinnya. 


Pembelajaran berdiferensiasi sendiri bukanlah sebuah metode atau strategi tertentu. Pembelajaran berdiferensiasi hakikatnya sebuah pola pikir bagaimana seorang guru dapat memberikan layanan pembelajaran yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individu murid. Dalam pembelajaran ini guru harus mampu melakukan penyesuaian baik materi, proses, maupun tuntutan produk pembelajaran yang merepresentasikan  pemahaman sesuai preferensi belajar mereka. 


Memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam tentu belum cukup. Murid yang sedang mengalami masa perkembangan memerlukan tuntunan untuk mencapai kebahagian yang hakiki dan holistik. Kebahagiaan hanya dapat diwujudkan apabila mereka dapat hidup harmoni dengan lingkungannya. Berkontribusi positif pada sesama dan memiliki kepekaan sosial sebagai anggota masyarakat. Pada konteks ini pembelajaran sosial emosional (PSE) menjadi kebutuhan yang sangat urgen. 




Pembelajaran sosial emosional adalah proses belajar yang membantu siswa mengembangkan kesadaran diri, mengelola emosi, membangun hubungan yang positif, membuat keputusan yang bertanggungjawab, dan memiliki resiliensi mengatasi tantangan hidup. Dengan PSE siswa diharapkan memiliki kesadaran diri yang tinggi. 


Bagaimanapun sekolah adalah sebuah komunitas yang di dalamnya terdapat warga sekolah yang saling membutuhkan satu dengan lainnya. Mereka saling terhubung dan saling membutuhkan dukungan. Mereka menjadi entitas yang saling menguatkan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu tujuan sekolah sesuai visi misi sekolah.


Untuk mewujudkan orang-orang yang mampu berkontribusi secara positif pada tujuan sekolah, maka diperlukan kemampuan membangun SDM yang berdaya. SDM yang berdaya dalam sebuah organisasi adalah SDM yang memiliki kemampuan, memotivasi, dan berkontribusi optimal bagi keberhasilan organisasi dalam hal ini sekolah. SDM yang berdaya tidak hanya memiliki keahlian teknis, tetapi juga memiliki sikap proaktif, penuh inisiatif, dan kemampuan berpikir kritis.


Bagaimana SDM yang berdaya itu dapat diwujudkan? strategi yang efektif adalah dengan pendekatan coaching. Mengapa coaching? karena coaching tidak hanya membangun motivasi dari luar (ekstrisik), tetapi berupaya membangun motivasi intrinsik yang jauh lebih efektif mendorong kemajuan. 




Coaching adalah investasi yang sangat berharga bagi individu maupun organisasi. Dengan bantuan coach yang tepat, Seorang individu dapat mencapai potensi penuh mereka dan meraih kesuksesan yang diinginkan. Coaching merupakan strategi memberdayakan karyawan untuk mencapai potensi maksimalnya, meningkatkan kinerja, dan berkontribusi secara signifikan terhadap keberhasilan organisasi.


Oleh sebab itu, sebagai seorang coach di sekolah saya memiliki kesempatan untuk membantu rekan guru lainnya untuk mengembangkan diri mereka dari kondisi saat ini ke sebuah kondisi yang lebih baik sesuai ekspektasi dari masing-masing  guru. 


Sebagai kepala sekolah, saya memiliki tugas melakukan supervisi untuk memastikan kualitas pembelajaran dan layanan pendidikan secara umum terpenuhi sesuai rencana. Namun supervisi tidak efektif bila dilakukan dengan strategi yang kurang tepat. 


Supervisi hanya akan menghasilkan proses pengawasan yang kering dan kehilangan substansi. Guru berpura-pura baik pada saat disupervisi, dan kemudian kembali pada keadaan semula setelah supervisi selesai. Tentu ini tidak boleh terjadi, maka sudah selayaknya peningkatan kinerja guru lahir dari sebuah motivasi internal (motivasi intrinsik), sehingga perubahan kinerja lebih fundamental dan substantif. 


Guru harus memiliki kesadaran diri yang kuat bahwa merekalah yang perlu meningkatkan kinerja dalam melayani murid, dan bukan karena kepala sekolah. Kesadaran ini akan tumbuh dengan baik bila guru didorong dan diberdayakan dengan proses coaching. Atas pemahaman ini, maka saya berupaya membantu para guru melalui supervisi yang meng-empower, yaitu dengan supervisi berbasis coaching.


Peningkatan kinerja guru dapat dilihat dari kualitas pembelajaran yang mereka lakukan. Salah satunya ketika guru mampu memfasilitasi siswa belajar sesuai dengan preferensi mereka. Dengan pendekatan coaching, guru diharapkan mampu mewujudkan proses pembelajaran berdiferensiasi secara tepat, efektif, dan efisien. Kesadaran akan pentingnya pembelajaran berdiferensiasi semestinya lahir dari dalam, bukan karena adanya ancaman atau hukuman, baik oleh kepala sekolah maupun pengawas pembina. 


Keterampilan coaching jelas memiliki hubungan yang kuat dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Keduanya saling melengkapi dan memperkuat dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan berpusat pada murid.  


Baik coaching maupun kepemimpinan pembelajaran sama-sama berfokus pada pertumbuhan individu. Sebagai coach, pemimpin pembelajaran dapat membantu guru dan staf mengidentifikasi potensi mereka, menetapkan tujuan yang jelas, dan mengembangkan rencana aksi untuk mencapai tujuan tersebut. 


Tolitoli, Oktober 2024



Kamis, 25 April 2024

Sawah Cina

Dari sebuah berita di media online. Tempo.com. Diketahui Pemerintah Indonesia mewacanakan kerja sama dengan Pemerintah China dalam melakukan transfer teknologi 1 juta ha sawah padi. Tempatnya di Kalimantan Selatan. Hal tersebut disampaikan oleh Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan di sela-sela pertemuan ke-4 high level dialogue and cooperation mechanism (HDCM) R-RRC di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur.

Wacana pengembangan teknologi pertanian ini terbilang sangat besar atau luas. Penulis mencoba membandingkannya dengan luas daerah penulis. Kabupaten Tolitoli. Jika 1 km persegi sama dengan 100 ha, maka luas 1 juta hektar sawah yang akan digunakan untuk eksperimen teknologi pertanian Cina tersebut sama dengan 2,5 kali luas kabupaten Tolitoli. Luas lahan itu juga setara dengan  1/6 kali luas Sulawesi Tengah. 

Sekedar informasi luas Kabupaten Tolitoli sebagai mana tercatat di wikipedia kurang lebih 4.079, 77 km persegi atau 407,907 ha. Sedangkan luas Provinsi Sulawesi tengah 61.841,29 km persegi atau 6 164.129 ha dari sumber wikipedia.

Tentu ini sebuah eksperimen yang sangat berani. Seorang pakar pertanian dari IPB Dwi Andreas Santosa bahkan memberikan kritiknya terhadap wacana penerapan adaptasi sawah padi dari Cina ini. Menurutnya lahan sebanyak 1 juta hektar itu tidak masuk akal dan pasti gagal. Pernyataan itu berkaca pada pengalaman proyek food estate sejak zaman Suharto yang gagal. 

Namun terlepas dari pro kontra soal wacana itu, penulis justru terkesan dengan kemampuan Cina dalam mengembangkan berbagai high teknologi, termasuk pertanian. Buktinya, meski dengan populasi terbesar di dunia. Tercatat saat ini populasi Cina mencapai 1,4 miliar. Tetapi mereka tetap swasembada pangan.

Bandingkan dengan Indonesia yang jumlah penduduknya kurang dari 300 juta, nyatanya Indonesia masih menjadi salah satu negara pengimpor beras terbesar. Menurut Pak Luhut, inpor beras Indonesia mencapai 2 hingga 2,5 juta ton pertahun. 

Harus diakui Cina telah mengalami kemajuan luar biasa dalam berbagai bidang. Ekonomi, persenjataan, teknologi digital, sampai pertanian. Cina nampaknya mengerti bahwa salah satu kekuatan kedaulatan negara terletak pada kemandirian pangannya. 

Kesadaran akan pentingnya kemandirian pangan itu juga dipahami betul oleh Bapak Prabowo sebagai calon presiden saat itu. Beliau mengungkapkan hal tersebut pada saat debat capres. 

Lalu bagaimana kita menyikapi fenomena itu? 

Berkaca pada pengalaman memimpin SMK Pertanian di daerah, penulis merasakan gap yang demikian jauh antara kemajuan-kemajuan teknologi yang berkembang saat ini dengan keadaan yang terjadi level pendidikan, baik dari pola pikir (mindset), etos kerja, maupun kreatifitas.  

Mendorong inovasi dan kreatifits pembelajaran di SMK untuk mencapai level kesadaran yang tinggi soal pentingnya keselarasan antara pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dengan kebutuhan dan tantangan global tidaklah mudah. 

SMKN 1 Galang di Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah misalnya. Sekolah ini lahir dari rahim pertanian dengan nomenkaltur SMT Pertanian (Sekolah Menengah Teknologi Pertanian). Ini sekolah memang pertanian meski dalam perkembangannya mengalami penyesuaian akibat perubahan nomenklatur sekolah kejuruan hingga menjadi SMK. 

Dukungan sebagai sekolah pertanian saat itu memang benar-benar diberikan Pemerintah melalui penyediaan lahan praktik yang mencapai kurang lebih 35 ha. Ini mungkin sekolah terluas di Sulteng. 

Kenyaataannya luas saja tidak cukup untuk mengantar SMK ini mencapai kemajuan yang signifikan dibidang pertanian. Harapan SMKN 1 Galang untuk menjadi salah satu pusat pendidikan dan pelatihan agribisnis dan teknologi terkemuka di provinsi Sulawesi Tengah masih cukup jauh, Masih membutuhkan kerja ekstra. Kerja keras. Kerja cerdas.

Luas memang bisa menjadi masalah, bisa juga menjadi peluang yang baik. Hal tersebut sangat bergantung pada cara pandang dan pola pikir SDM yang ada.  

Cara pandang positif berbasis growth mindset tentu menjadi pilihan yang paling bijak. Salah satu strategi yang dapat terapkan adalah pola pikir berbasis aset atau aset base thinking (ABT) sebagai mana telah digunakan pertama kali oleh John McKnight dan Jody Kretzmann dari Institute for Policy Research pada Northwestern University di Illinois, Amerika Serikat.

Dengan berpikir ABT maka masalah yang dihadapi dapat dilihat sebagai tantangan yang selalu memiliki peluang. Termasuk luas atau sempitnya sebuah lahan. 

Jika berbicara tentang sawah padi sebagaimana yang menjadi wacana implementasi teknologi Cina, maka SMKN 1 Galang semestinya dapat dorong lebih jauh menjadi salah satu lembaga pengembangan teknologi pertanian, khususnya padi sawah. Bukan sekedar memberikan pengalaman bertani konvensional sebagaiman yang terjadi saat ini.

Memang luas sawah di SMKN 1 Galang hanya mencapai 34% dari seluruh luas lahan sekolah. Tidak lebih dari 15 ha. Bandingkan dengan luas 1.000.000 ha yang menjadi wacana itu.

Jika dilihat dari kapasitas SMK sebagai salah satu institusi pembentuk SDM terampil dalam mengelola berbagai bidang usaha, khususnya pertanian, maka luas sawah yang ada sudah lebih dari cukup untuk digunakan sebagai sarana pendidikan dan pelathan pertanian dengan menerapkan teknologi mutakhir. 

SMK memang bukan sarana produksi, meski ada upaya untuk mewujudkan SMK sebagai sarana pengembangan produksi. Produksi atau hasil karya bukan tujuan. Namun produksi atau hasil karya merupakan guide (pemandu) dalam menumbuhkan dan mengembangkan berbagai kompetensi yang diperlukan siswa dalam menjawab tantangan dunia kerja dan bahkan tantangan global. 

Penulis meyakini pembelajaran yang berorientasi produk dapat membantu siswa SMK memperoleh pengetahuan, ketarampilan, dan pengalaman yang kreatif dan inovatif dibidang keahlian yang digelutinya. Termasuk pertanian. 

Bukankah itu menjadi tujuan PKL selama ini? belajar didunia nyata untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang relevan dengan kebutuhan industri. Salah satunya menimbah pengalaman dalam membuat produk berkualitas

Salah satu kekuatan pembelajaran berorientasi produksi adalah karena berpijak pada pembelajaran kontekstual, nyata, praktis dan tidak teoritis dan berbasis pemecahan masalah (problem solving). Meskipun demikian semua tindakan dan prosedur kerja berpandu pada prosedur kerja yang ketat dan presisi yang berfungsi membentuk keterampilan kerja yang tinggi. Seperti pada pembelajaran Tefa. 

Menurut Nurhadi (2004:5), pendekatan kontekstual memungkinkan siswa untuk memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai konteks kehidupan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendekatan ini juga membekali siswa dengan kemampuan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam berbagai situasi, baik dalam bentuk simulasi maupun masalah nyata.

Pembelajaran berorientasi produksi relevan dengan proporsi pembelajaran di SMK yang menekankan belajar praktik sebesar 80% sisanya belajar teori. Proporsi jumlah alokasi waktu ini semestinya tidak hanya dilihat secara kuantitas. Namun penting untuk dilihat secara kualitas, terutama dalam memberikan pengalaman belajar yang bermakna. 

Teori dan praktik pada hakekatnya satu kesatuan yang saling menguatkan. Masalah yang ditemukan dalam praktik semestinya menjadi pemicu diskusi yang kreatif untuk menemukan pemecahan masalah (Problem solving) melalui kajian teori. Demikian pula teori, seharusnya menjadi supporting, pemandu dan pengontrol pengelolaan pembelajaran praktik agar taat asas dan prosedur, misalnya dalam bentuk job sheet atau petunjuk kerja.

Maka mengambil pelajaran dari wacana proyek penerapan teknologi pertanian Cina sudah seharusnya hal tersebut menjadi pemicu dan pemacu untuk segera mengubah pola pikir dan pola pembelajaran di SMK dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpijak pada pengalaman dan masalah-masalah aktual dan kontektual. 

Sudah saatnya pembelajaran di SMKN 1 Galang dirancang dan jalankan berdasarkan problem solving. Pembelajaran ini tidak hanya memberikan keterampilan dan kemampuan teknis, tetapi lebih dari itu akan meningkatkan kreatifitas, keterampilan ilmiah, dan merangsang tumbuhnya inovasi-inovasi baru. 

Bukankah pemerintah juga sudah berusaha memenuhi kebutuhan teknologi untuk mendukung pembelajaran praktik yang aktual dan kontektual, Tidak perlu membuat ekspektasi yang terlalu jauh. Namun setidaknya berupaya mengubah strategi pembelajaran yang terlampau konseptual dan minim praktik tervalidasi ke pembelajaran yang lebih memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk menerapkan pengalaman belajarnya di dunia nyata. Prinsip ini sesuai dengan learning by doing. 

Wacana proyek pengembangan pertanian oleh Cina semestinya menyadarkan kita alangkah pentingnya untk berani mecoba hal-hal baru sesuai tuntutan perkembangan kehidupan manusia.

Perubahan iklim yang menjadi isu dunia yang paling populer saat ini sudah seharusnya direspon dengan berusaha belajar hal-hal yang tidak biasa. Pertanian berbasis IOT dan digital. Rekayasa pertanian dan hal-hal lain sesuai tantangan yang muncul. Sebab jika tidak, kita akan selalu tertinggal. 

Tantangan paling nyata dan aktual yang dihadapi oleh SMKN 1 Galang adalah kenaikan permukaan air laut yang sekarang sudah menunjukkan dampak yang serius terhadap penyusutan luas lahan sawah di dari 15 ha yang sekarang tinggal 13 ha.

Jika tidak diantisipasi secara serius maka bukan tidak mungkin hal ini akan berdampak luas terhadap aset-aset yang dimiliki oleh SMKN 1 Galang. Karena dari tahun ke tahun akan terus melebar yang dapat mengancam aset fisik lainnya seperti bangunan dan lain-lain.

Perubahan iklim global tentu tidak hanya berdampak pada penyusutan lahan akibat abrasi, tetapi juga mencakup soal perubahan curah hujan, kelembaban udara, kualitas tanah, suhu yang pada akhirnya berdampak pada kualitas pertumbuhan dan produksi tanaman.

Semua masalah-masalah aktual seperti disebutkan di atas sangat baik menjadi acuan dalam merancang pembalajaran. Hal tersebut dapat membuka peluang untuk melahirkan inovasi-inovasi teknologi dibidang pertanian. Misalnya tantangan kualitas udara dan iklim, jika mengacu pada masalah itu maka tujuan pembelajaran pertanian akan diorientasikan pada tantanga bagaimana menciptakan atau mengelola kegiatan pertanian yang tahan cuaca ekstrim. Penyediaan bibit unggul yang tahan cuaca, waktu produksi yang relatif cepat, dengan kualitas hasil panen yang baik. 

Tantangan lainnya adalah soal penyempitan luas lahan yang terus terjadi baik karena pertumbuhan kota-kota baru untuk pemukiman maupun karena pertambahan junmlah penduduk yang terus bertambah.

Memang beberapa negara seperti Cina yang memiliki populasi terbesar di dunia telah berhasil mengendalikan jumlah penduduknya. Pada tahun 2024 penduduk Cina tercatat 1.426.178.782  menurut wordometer.info.

Kenyataannya, menurunnya trend kelahiran tidak otomatis menurunkan jumlah penyusutan lahan pertanian. Lahan pertanian terus saja mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitas. Hebatnya Cina dengan etos kerjanya yang luar biasa terus saja mengembangkan teknologi terbaiknya, seperti membuat sawah di atas air laut sebagaimana yang mereka kembangkan di Arab.

Lalu bagaimana SMK menghadapi fenomena dunia pertanian yang demikian? 

Hal ini misalnya dapat dihadapi dengan menguatkan pembejaran dengan teknik urban farming dan smart farming. Tujuannya agar siswa memperoleh pengalaman dalam menghadapi tantangan keterbatasan lahan yang mereka hadapi dikemudian hari. 

Pembelajaran dengan melakukan percobaan, ekperimen, berbasis penelitian, nyatanya akan membantu siswa memahami fenomena yang terjadi di lingkungannya dan akhirnya memahami cara menyelesaikan (solutif). Bandingkan jika siswa hanya diberi pengalaman belajar teori dan mempraktikkan praktik-praktik pertanian konvensional.


Selasa, 02 April 2024

Rumus 3M


Apa yang dapat disimpulkan dari fakta-fakta ini. Setidaknya ada 5 hal, yaitu:

1. Secara akumulatif kinerja SMK Negeri 1 Galang mengalami penurunan dari TP 2022/2023 ke TP 2023/2024

2. Penyumbang terbesar menurunnya kinerja SMK Negeri 1 Galang umumnya berasal dari guru-guru yang mengikuti PPG, Cuti, Izin sakit, dan seleksi P3K

3. Penyumbang lainnya berasal dari guru yang tidak memiliki alasan nomor 2

4. Konsistensi wali kelas dalam melakukan pencatatan kehadiran guru di kelas relative rendah

5. Terdapat beberapa kelas yang mengalami trend positif  

Menurunnya kinerja pembelajaran ini nampaknya cukup berpengaruh signifikan terhadap menurunnya prestasi peserta didik, baik akademik maupun non akademik. 

Hal ini sangat kontras dengan peningkatan fasilitas Pendidikan yang diterima SMKN 1 Galang dari pemerintah melalui berbagai bantuan, seperti bantuan DAK, bantuan pembelajaran Tefa, serta bantuan lainnya.

Dana BOS dan BOSDA yang diharapkan dapat meningkatkan performa kinerja personil yang berdampak pada kualitas pelayanan ternyata masih jauh dari harapan.

Pelatihan-pelatihan, workshop yang menghabiskan banyak biaya dan Waktu belum mampu mengangkat kinerja secara kuantitatif maupun secara kualitatif, sebagaimana yang ditunjukkan oleh data performa dalam pembelajaran yang diperoleh melalui jurnal maupun melalui kegiatan supervisi.

Peningkatan kesejahteraan guru dan staf yang digadang-gadang akan mampu mengangkat prestasi kerja dan profesionalisme, ternyata baru mampu mengangkat semangat menyelesaikan administrasi sertifikasi dan non sertifikasi.

Apakah bersemangat mengurus administrasi itu salah, sama sekali tidak salah, bahkan memang harus bersemangat. Namun, semangat yang sama semestinya mengalir sampai jauh pada pelaksanaan tugas. 

Konsisten, istiqamah, tidak kendor, tidak abai, dan tidak menganggap remeh meninggalkan tugas. Peduli, respek, empati, dan mau bekerja sama, bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik, menjaga lingkungan, menciptakan lingkungan yang kondusif, yang nyaman, yang aman, indah, bersih, harum setiap hari, setiap Waktu, di halaman sekolah, di kebun, di taman, di WC, di rumah dinas, di kelas, di Masjid, dan di semua lingkungan sekolah.

Tentu peningkatan kesejahteraan, dan peningkatan berbagai fasilitas Pendidikan yang di peroleh menjadi tantangan yang perlu dijawab bersama. Bukan hanya pimpinan, bukan hanya wakasek atau ketua jurusan, tetapi semua personil. 

Saya dan bapak ibu pasti sepakat bahwa seiring peningkatan kesejahteraan dan peningkatan fasilitas, semestinya meningkat pula performa kinerja. Kualitas kinerja, intensitas kinerja. Sebab jika performa kinerja personil meningkat, maka barulah kita bisa berharap prestasi belajar siswa akan meningkat.

Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? setidaknya cukup 3 hal ini:

1. Tingkatkan kuantitas masuk kelas (intensitas) sesuai jadwal, indikatornya terlihat di data jurnal

2. Tingkatkan kualitas pembelajaran, indikatornya terlihat saat supervisi terjadwal maupun supervisi tidak terjadwal (Pengelolaan pembelajaran teori dan praktik)

3. Komitmen, Istiqamah, berkelanjutan, tidak hanya pada saat tertentu.

akhirnya saya ingin mengatakan: Bersama, kita adalah tim yang solid. Saling dukung dan bantu membantu, kita takkan tergoyahkan oleh rintangan apapun. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk belajar dan berkembang. Terus tingkatkan kemampuan dan raih potensi terbaik.

Kita semua bukan hanya karyawan, tapi bagian penting dari keluarga besar ini. Keluarga besar SMKN 1 Galang. Kontribusi setiap orang sangat berharga dan penting bagi kemajuan sekolah.

Bersama-sama, kita membangun masa depan yang gemilang. Dedikasi dan loyalitas di rumah besar ini akan selalu dihargai dan diapresiasi. SMK Negeri 1 Galang adalah rumah bagi kita semua. Mari jaga dan rawat bersama, ciptakan lingkungan kerja yang positif dan kondusif.

Keberhasilannya adalah hasil kerja keras kita semua. Rasa bangga dan puas akan kita rasakan bersama-sama.

Kerjasama tim adalah kunci utama kesuksesan. Peduli dan hormatilah satu sama lain. Ciptakan lingkungan kerja yang positif dan suportif, dimana setiap orang merasa dihargai.

Kesempurnaan absolut memang bukan milik kita, itu hanya milik Allah swt. Kita punya kelemahan, kita punya kekurangan, itu natural dan humanis, tetapi kita juga berkewajiban untuk berusaha memperbaiki setiap hari, setiap Waktu, agar dihari berikutnya, diwaktu berikutnya lebih baik dari hari ini.

Tahun lalu kinerja kita turun, maka tahun ini adalah peluang untuk meningkatkannya. Raihlah prestasi meski itu dengan Langkah kecil, setidaknya kita sudah bergerak maju dan tidak mundur.

Lakukan refleksi yang jujur, yang tulus, sadari kekurangan dan kelemahan, identifikasi kekuatan, kelebihan, agar kita bisa saling menguatkan satu dengan lainnya. Kuncinya: rencanakan, laksanakan, refleksi evaluasi, perbaiki dan tingkatkan. Beres.

Perbaiki kekurangan kita, dan jangan berharap orang lain memperbaikinya. Aktualisasikan dan kembangkan kelebihan kita agar lebih bermanfaat dan dirasakan dampaknya oleh semua.

Semoga Ramadhan ini memberikan berkah untuk perbaikan diri kita, Rumusnya 3 M, Mujahadah, Muhasabah, Muraqobah. Bersungguh-sungguh, Introspeksi diri, dan selalu merasa di awasi oleh yang kuasa.

Wassalam, selamat berpuasa.

Oleh: Muliadi 

Senin, 25 Maret 2024

Cara Siswa SMKN 1 Galang Budidaya Jeruk Trigas

Belajar pertanian sebaiknya konprehensip, holistik. Belajar usaha tani harus meliputi teori dan praktik berkelanjutan. Bukan hanya budidaya tetapi sampai proses bisnis. Jadi kompetensi teknis budidayanya dikuasai dan kompetensi bisnis pertaniannya juga harus dikuasai. Dan tidak ada cara yang paling efektif selain belajar dengan cara menjalani prosesnya secara penuh. Bukan peragaan, bukan asal praktik. Tetapi benar-benar dijalani secara utuh, dirasakan, dinikmati suka dukanya, dihitung, dikalkulasi, dirasakan untung dan ruginya. Tujuannya agar peserta didik merasakan dan menikmati indahnya berbisnis dibidang pertanian.

Sehubungan dengan tujuan di atas, berikut saya akan menyajikan cara memelihara tanaman jeruk trigas agar berhasil dan menguntungkan. Jika kita ingin jeruk yang kita tanam berbuah di umur satu setengah tahun, maka kita dapat melakukan itu asal perlakuan yang diterapkan sesuai dengan langkah-langkah yang benar.  

Untuk acuan dari tanaman jeruk bisa dibuahkan atau tidak, tidak selalu berpatokan berapa umur dari tanaman jeruk, melainkan seberapa kesiapan dari tanaman itu untuk bisa dibuahkan. Sebab mari kita berpikir sejenak, jika kita menanam jeruk selama 3 tahun dan tidak terurus, tentunya untuk pohonnya masih kecil-kecil dan tidak layak untuk berbuat. lain halnya jika kita menanam jeruk dengan perawatan yang intensif selama umur satu setengah tahun untuk masa dibuahkan sudah layak. berikut adalah tips perawatan dari tanaman jeruk tegas agar umur satu tahun sudah layak untuk dibuahkan.


Untuk pengaturan pengairan yang kami maksud disini adalah pemenuhan kebutuhan air yang secukupnya, baik itu di musim kemarau maupun musim penghujan.Untuk di musim kemarau walaupun ketersediaan air terbatas, kita harus bisa mengairi pada saat tanaman jeruk membutuhkan pengairan. Untuk di musim penghujan dengan ketersediaan air yang banyak. Kita harus bisa menjaga agar kondisi tanah tidak terlalu banyak mengandung air. 


Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan dalam pengairan di musim penghujan kita harus membuat parit-parit kecil sebagai saluran pembuangan air agar tidak menggenang. 


Untuk langkah yang kedua yaitu penggunaan dalam penyemprotan pestisida, baik insektisida maupun fungisida. Lakukan penyemprotan pestisida secara rutin 15 hari sekali atau lihat kondisi serangan dari hama perusak tanaman maupun serangan dari penyakit akibat jamur. Apabila dalam kurun waktu kurang dari 15 hari sudah ada serangan hama perusak tanaman maupun penyakit akibat jamur dan bakteri, kita harus segera melakukan penyemprotan. Untuk hama perusak tanaman biasanya yang menyerang adalah ulat dan kutu-kutuan. Untuk penanggulangannya yaitu dengan penyemprotan insektisida dengan bahan aktif promil dan abamektin. Seperti contoh untuk penggunaan bahan aktif promil kami menggunakan merek dengan reagen, karena dalam reagen sudah terdapat zpt. Sedangkan untuk bahan aktif abamektin kami menggunakan demolish.


Untuk penanggulangan serangan penyakit akibat jamur kami menggunakan fungisida dengan bahan aktif propineb dan azoksistrobin  difenokonazol. Untuk bahan aktif propineb kami menggunakan merek dagang Antracol, kemudian untuk bahan aktif azoksistrobin   difenokonazol kami menggunakan amistartop. Sedangkan serangan penyakit akibat bakteri kami menggunakan bakterisida dengan bahan aktif merek dagang Nordox. Lakukan penyiraman secara rutin agar tanaman terus terlindungi dengan maksimal. 


Untuk pemupukan digunakan 2 jenis pupuk yaitu pupuk kimia dan pupuk kandang. Untuk yang pertama yaitu penggunaan pupuk kimia. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan kimia atau buatan yaitu kebutuhan tanaman di fase pertumbuhan atau vegetatif, dan fase pembuahan atau generatif. Ini berbeda sebab. Jadi kita harus memberi takaran yang tepat dari setiap fase. Hal lain yang perlu diperhatikan di dalam pemupukan kimia yaitu tingkat kesuburan dari tanah. Untuk tingkat kesuburan dari masing masing tanah tentunya dari daerah satu dengan daerah yang lain pasti berbeda. 


Untuk pemupukan tanaman ini kami menggunakan pupuk tunggal. Berikut kami berikan takaran pemupukan dari setiap fasenya. Untuk pupuk yang mengandung unsur nitrogen kebutuhannya antara 60 sampai 100 g per pohon, pupuk yang digunakan adalah urea. Untuk pupuk yang mengandung unsur P, fosfor atau fosfat takarannya 40 sampai 80 g per pohon, untuk pupuk yang dipergunakan adalah Fertiphos. Untuk pupuk yang mengandung unsur k atau kalium takarannya 15 sampai 25 g per pohon untuk pupuk yang digunakan yaitu KCL. 


Dari ketiga jenis pupuk tersebut, tambahkan juga pupuk mutiara 15 15 di Antara 50 sampai 100 g per pohon. Untuk pemupukan takaran ini lakukan sampai berumur satu tahun. Untuk pemupukan di masa generatif karena di usia satu setengah tahun sengaja kami buahkan, maka untuk pemupukan dan penggunaan unsur P dan K kami tingkatkan. 


Berikut adalah rinciannya, pupuk yang mengandung unsur N antaranya 60 sampai 100 juta pohon, untuk pupuk yang dipergunakan urea. Untuk pupuk yang mengandung unsur P takarannya antara 50 sampai 100 g per pohon,  untuk pupuk yang dipergunakan Fertiphos. Untuk pupuk yang mengandung unsur K antara 40 sampai 80 g per pohon untuk buku yang dipergunakan KCL.Tambahkan juga pupuk mutiara 16 16 dengan takaran 50 110 g per pohon. Lakukan pemupukan satu bulan sekali sampai jeruk menjelang berbunga. 


Untuk pemupukan kedua yaitu jenis pupuk kandang. Untuk pupuk kandang yang kami gunakan yaitu pupuk kohe dari kotoran hewan, seperti kotoran kambing yang telah difermentasi. Untuk penggunaan pupuk kohe kambing ini dengan cara penebaran di sekitar tanaman jeruk, kemudian ditimbun yang rapat dengan tanah di sekitarnya sehingga terbentuk gundukan. Tujuan penimbunan dengan tanah agar pupuk tidak hanyut pada musim hujan. Pemberian pupuk kohe kambing ini Ini dilakukan di saat jeruk berusia 1 tahun. 


Demikian cara memelihara tanaman jeruk yang dapat diterapkan oleh siswa dalam praktik budidaya tanaman budaya. Selamat mencoba


Rabu, 21 Februari 2024

Apa yang unik dari Penilaian Kinerja di PMM*

Apa yang unik dari Penilaian Kinerja di PMM

Oleh : Muliadi, M.Pd

Tolitoli, 18 Februari 2024



Setelah terbitnya Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 7607/B.B1/HK.03/2023 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah melalui Platform Merdeka Mengajar, maka tidak ada alasan bagi kepala sekolah untuk tidak melaksanakan proses penilaian kinerja di PMM. 


Transisi pemanfaatan aplikasi penilaian kinerja pegawai dari e-kinerja yang berlaku umum bagi semua ASN ke PMM untuk guru dan kepala sekolah sempat menimbulkan pertanyaan "apakah guru dan kepala sekolah harus mengisi keduanya atau di PMM saja". Namun setelah terbitnya per dirjen GTK yang diperkuat dengan surat Edaran Bersama Kepala Badan Kepegawaian Negara dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 17 Tahun 2023 dan Nomor 9 Tahun 2023 maka jelaslah PMM menjadi satu-satunya aplikasi penilaian kinerja bagi guru dan kepala sekolah yang terkoneksi ke e-kinerja BKN. .


Lalu, apa yang unik dengan penilaian kinerja di PMM?

Melalui PMM pada fitur pengelolaan kinerja kita dapat melihat tahapan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah sebagai berikut, (1) tahap rencana observasi, (2) tahap observasi dan diskusi tindak lanjut, (3) tahap pelaksanaan tindak lanjut, dan (4) tahap refleksi tindak lanjut dan penilaian. Keempat tahapan ini dilakukan dalam periode enam bulan dari januari sampai dengan juni tahun berjalan. Selain itu, ke empat tahapan merupakan satu kesatuan, terintegrasi. 


Keunikan penilaian kinerja melalui PMM dibandingkan dengan penilaian melalui supervisi konvensional adalah Penilaian melalui PMM tidak dilakukan pada saat observasi. Tugas observasi hanya mengumpulkan data dan fakta mengenai profil kinerja guru saat ini berdasarkan indikator yang telah disepakati melalui PMM. Dalam hal ini observer (yang melakukan observasi) hanya bertugas merekam kejadian dan mengumpulkan data atau informasi seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan saat observasi. Observer tidak boleh ragu-ragu memilih suatu pilihan yang sesuai dengan apa yang terlihat. Tidak boleh berasumsi. Apalagi sampai terbebani oleh keinginan untuk menunjukkan hal-hal yang baik saja dan menyembunyikan hal-hal kurang baik atau belum sesuai.


Data, fakta-fakta atau informasi yang dikumpulkan oleh observer menjadi dasar perbaikan kinerja guru atau kepala sekolah. Perbaikan kinerja atau performance dalam pembelajaran dilakukan melalui proses belajar yang dipilih oleh guru sendiri. Proses belajar sebagai tindak lanjut dari hasil observasi tidak lepas dari pemantauan observer atau kepala sekolah. Sampai sejauh itu proses penilaian belum dilakukan. 


Nilai akhir kinerja guru atau kepala sekolah akhirnya ditentukan setelah upaya belajar dan perbaikan dilakukan oleh guru secara utuh (lengkap) dalam setidaknya dua siklus. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa penilaian kinerja yang dirancang melalui PMM bukan berpijak semata-mata hanya pada penampilan (performance) guru saat di observasi, tetapi secara utuh meliputi keseluruhan proses belajar dan upaya perbaikan yang dilakukan oleh guru berdasarkan hasil refleksi yang dilakukannya.   


Sehingga yang dinilai di PMM sebenarnya adalah kesadaran dan upaya guru untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dan bukan perubahan instan. Itulah makanya proses penilaiannya panjang (6 bulan). Mulai dari rencana observasi, observasi, tindak lanjut (upaya belajar dan perbaikan), dan evaluasi hasil tindak lanjut. Inilah menurut hemat penulis yang menjadi keunikan dari penilaian kinerja di PMM


Jika pada proses observasi tidak dilakukan penilaian, semestinya bapak ibu guru bisa lebih rileks menghadapi proses observasi. Meski demikian, bersikap lebih rileks bukan berarti tampil apa adanya atau asal mengajar saja. Tidak begitu. Bapak ibu guru tetap harus membuat persiapan yang baik sebagaimana layaknya guru mengajar. 


Yang terpenting ada motivasi kuat untuk melakukan perbaikan, ada kemauan untuk terus belajar. Tidak cepat puas dengan apa yang ada. Apalagi hanya sekedar melepaskan tanggungjawab. Baik tanggung jawab mengajar maupun tanggungjawab karena sudah selesai di observasi atau disupervisi, lalu setelah itu Kembali lagi ke kualitas diri yang semula. Ini Namanya tidak ada perkembangan, tidak ada keinginan untuk menjadi lebih baik. 


Semoga saja dengan pendekatan penilaian kinerja yang baru ini, kualitas pembelajaran secara bertahap  akan semakin baik.  Raport mutu Pendidikan semakin menunjukkan perubahan yang positif seiring dengan meningkatnya kinerja guru dan kepala sekolah.


Wassalam