Resume ke-7, Senin, 26 Juli 2021
Ditengah situasi yang sulit saat ini, kematian seakan begitu dekat. Silih berganti berita duka mewarnai ruang media, baik media mainstrem maupun media sosial. Dua hari lalu, tetangga dekat saya, seorang perawat. Saya mengenalnya sebagai orang yang sangat rajin ke masjid. Shalat berjamaah, hampir tidak perna lalai dilakukannya di masjid pesantren Hidayatullah di lingkungan tempat tinggal kami. Tiba-tiba paginya, istri membuka facebook, berita pertama yang muncul dihalaman facebook ternyata berita duka. Sang perawat yang dikenal rajin ibadah itu, telah meninggal dunia. Bergegas istri menyampaikan berita itu ke tetangga. Tetapi justru tetangga yang dulu tau. Yah, ternyata beliau sudah dikuburkan sejak semalam. Kematian beliau harus dilakukan dengan prokol covid, sehinga tidak bisa dihadiri oleh sebagian besar kerabat.
Hari ini, berita kematian datang lagi, seorang kepala MTs. DDI yang juga pengurus PGRI baru saja meninggal dunia. Kepala sekolah yang juga dikenal sebagai seorang dai ini, lagi-lagi diketahui terpapar corona. Sampai kapan pandemi ini akan menghatui kehidupan ini, hanya Tuhan yang tau. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh manusia selain berpasrah atas takdir yang telah ditetapkan oleh Allah, sambil terus berdoa dan berikhtiar. Kematian akan datang kapan saja dan dimana saja. Tak akan ada yang tau apakah kita masih hidup atau sudah tiada, maka menulislah. Teruslah menulis, paling tidak orang-orang akan tahu kalau kita masih hidup.
Malam ini, om Jay memperkenalkan guru mudah berbakat sebagai narasumber pada kelas menulis PGRI. Namanya Raimundus Briyan Prasetyawan, S.Pd. Usia boleh mudah, tapi prestasi dalam dunia tulis menulis sudah luar biasa. Puluhan tulisannya sudah dimuat diberbagai media cetak terkenal. Sebagaian besar di tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer. bahkan ada juga yang dimuat di Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, dan Majala Hidup. Setidaknya demikian yang saya ketahui dari blog guru milenial. Bahkan profil beliau menurut berita diblog pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future". Mengapa saya perlu menceritakan ini, karena saya ingin energi positif yang dimiliki oleh anak mudah hebat seperti Mas Brian ini, bisa menginspirasi dan membakar emosi positif serta memotivasi dalam situasi yang kurang bersahabat ini agar terus berkarya melalui tulisan yang menghibur, informatif, argumentatif dan bermanfaat buat sesama. Setidak jika kita tidak dapat memyampaikan pesan secara lisan kepada sahabat, kerabat, dan orang-orang yang kita cintai, kita masih dapat menyampaikannya melalui tulisan yang terkirim melalui berbagai platform media yang tersedia.
Mas Brian, didampingi oleh Bu Aam yang sudah sangat kita kenal melalui kegiatan belajar menulis ini. Keduanya merupakan talenta hebat yang sudah banyak membantu om Jay menjalan misi literasi di nusantara melalui kelas menulis PGRI. Oleh karena itu, tidak salah rasanya jika om Jay memasangkan keduanya dalam pertemuan ke-7 malam ini. Sudah pasti keduanya akan memainkan peran ganda campuran yang akan memenangkan hati seluruh peserta menulis malam ini.
Seperti biasa, setelah om Jay menyampaikan salam pembuka dan memperkenalkan narasumber dan moderator, kata-kata motivasi penuh spirit selalu disampaikan. Itulah Om Jay, seakan tak pernah lelah terus berkarya dan berbagi. Siangnya saya masih sempat menyaksikan dan mengikuti kegiatan beliau pada kegiatan seminar yang digelar secara online, eh malam ini, beliau hadir lagi memberikan pencerahan dan motivasi. Seakan semua waktu om Jay telah diwakapkannya untuk berbagi dengan sesama. Selamat om Jay, sehat selalu. Om Jay mempersilahkan sang moderator Bu Aam memimpin jalannya acara sampai selesai.
Bu Aam sang moderator, memperkenal profil Mas Brian, meskipun sedikit banyak saya sudah mengenalnya melalui link blog yang dibagikan. Tidak diragukan lagi pemuda kelahiran 1992 ini, masih sangat belia, namun memiliki segudang cerita inspiratif yang layak untuk kita ketahui. Selain menulis buku dan artikel di koran-koran nasional, beliau juga pendiri komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional(Lagerunal).
Setelah dipersilahkan oleh Bu Aam, Mas Brian sedikit menceritakan bagaimana dulu dia mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis gelombang 4 bersama om Jay sekitar bulan maret 2020. Menurutnya manfaat kelas menulis sangat dirasakannya hingga dia menjadi seperti sekarang ini. Olehnya itu, dia berkenan dan bersemangat membantu Om Jay dalam mengurus pelatihan ini agar banyak guru di Indonesia juga dapat merasakan manfaat pelatihan ini. Dahulu pelatihan belajar menulis belum ada materi tentang penerbit indie. Olehnya itu, sejak juli 2020 Mas Brian membantu peserta belajar menulis untuk terhubung ke penerbit indie yang telah kerja sama dengannya.
Salah satu tantangan terbesar pada pelatihan menulis adalah menerbitkan buku solo. Sehingga tepatlah kiranya jika pada pertemuan ini temanya adalah "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie". Kehadiran penerbit indie menurut Mas Brian semakin mempermudah siapapun yang ingin menerbitkan buku tanpa harus diseleksi. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, penerbitan buku hanya dilakukan di penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Elex media dan lainnya.
Tantangan terberat dalam menerbitkan buku pada penerbit Mayor adalah proses seleksi naska. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut. Naskah pasti diterbitkan dan proses penerbitan mudah dan cepat.
Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. Tetapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.
Melalui penerbit indie pula, sejumlah buku Mas Brian sudah diterbitkan. Pada bulan Oktober 2020 dia mengirim naskah buku pertama saya ke salah satu penerbit Indie. Berikut buku pertama dari Mas Brian.
Setiap penulis bisa dengan bebas memilih mau menerbitkan buku dimana. Tidak ada ketentuan harus diterbitkan pada satu penerbit tertentu. Silakan memilih sendiri penerbitnya. Namun, Mas Brian mengenalkan satu penerbit indie yang menjadi rekanannya selama ini yaitu Penerbit Gemala. Berikut ini beberapa buku peserta belajar menulis dari berbagai gelombang yang terbit lewat penerbit Penerbit Gemala.
Meskipun untuk menerbitkan buku melalui penerbit indie relatif mudah dan tanpa proses seleksi yang ketat. Namun bukan berarti penerbit indie tidak memiliki aturan dalam proses penerbitan. Oleh sebab itu, sangat perlu bagi setiap penulis yang ingin menerbitkan buku memahami dengan baik ketentuan tiap penerbit dan memilih yang cocok dengan selerah penulisnya. Penerbit memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda. Berikut salah satu ketentuan yang berlaku pada penerbit Indie.
Nah, bagi penulis yang ingin menerbitkan buku melalui penerbit Gemala silahkan memperhatikan ketentuan umumnya sebagaimana tertulis pada poster di atas.
Menulis adalah aktivitas yang menyenangkan. Dengan menulis kita dapat menuangkan segala kegelisahan jiwa kita melalui tulisan. Itulah mengapa menulis dapat menjadi pengobat stress. Namun menulis juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan gagasan dan ide kita kepada orang lain, sehingga semakin banyak orang lain mendapatkan manfaat dari ide dan gagasan yang kita sampaikan. Tulisan-tulisan tersebut dapat saja kita sampaikan melalui berbagai media, tetapi belum lengkap rasanya jika tulisan-tulisan tersebut belum diwujudkan dalam bentuk buku hasil karya sendiri. Menerbitkan buku tidak dapat kita lakukan sendiri, oleh karena itu kita memerlukan pihak lain untuk membantu menerbitkan buku kita. Awalnya menerbitkan buku merupakan sesuatu yang sulit, terutama bagi penulis pemula. Namun seiring waktu, berkat kehadiran penerbit Indie, proses penerbitan buku menjadi relatif mudah dan terjangkau. Salah satu penerbit itu adalah penerbit Gemala.
Selamat menerbitkan buku.
Keren, bagus pak resumnya lengkap..
BalasHapusMantap Pak Mul.... Resumenya ๐
BalasHapusBagus resumenya Pak. Maaf ada typo di paragraf 3 ๐
BalasHapusTerimakasih krisannya
HapusUlasannya lengkap pak. Keren
BalasHapusResumenya cukup lengkap pak, luar biasa ๐
BalasHapusBagus sekali tulisannya pak, sangat detail..
BalasHapusTerimakasih kepada kawan-kawan penulis yang sudah berkunjung
BalasHapusTerima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik
BalasHapusTerimakasih bapak inspirator
HapusLengkap banget pa ketua,, mantul..
BalasHapusKeren sekali ini mah kudu cepat terbit bukunya
BalasHapusLengkap pak ketua,mantap
BalasHapuspaparan mengglobal menjadikan informasi komplit, mengena ...pokoknya sip dech..tampaknya penerbit Indie sudah menunggu...semangat terus sampai lulus...sukses selalu
BalasHapusSepertinya sudah siap menerbitkan buku. Semangat terus, Pak.
BalasHapusKeren,
BalasHapusIni sudah di tunggu oleh penerbit
Mantap pk
BalasHapus