Pengikut

Sabtu, 30 Januari 2021

Belajar Untuk Pengabdian



Waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih empat menit. Kusambar handuk yang tergantung dijemuran samping dan langsung menuju kamar mandi. Kurang dari 10 menit proses mandi selesai. 

Giliran sepotong baju batik kusuma bangsa yang masih tergantung dilemari pakaian menjadi sasaran perhatianku. Tidak butuh waktu lama, baju batik kebanggaan PGRI itu, kini terpasang sepadan dengan celana coklat tua kesukaanku. Sejenak aku mematut diri dicermin "sepertinya kurang serasi" batinku. 

Tetapi mau apalagi, itulah celana yang dapat aku gunakan saat itu. Sementara waktu pembukaan workshop pembelajaran daring dan luring yang dilaksanakan oleh PGRI Tolitoli akan dibuka pukul 08.30.

Pikiranku tertuju pada kegiatan workshop yang mungkin sudah dimulai. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 08.29. Sedikit tergesa-gesa kulangkahkan kaki menuju mobil yang belum juga dipanaskan. 

Tiba-tiba suara lembut istri dari arah dapur mengingatkan "pa, sudah sarapan? Itu sudah siap dari tadi" . Ingin rasanya menolak karena waktu semakin mendesak. Tetapi tidak enak juga rasanya menolak sajian pagi yang telah disiapkan Istri " iya ma, sebentar saya panaskan mobil dulu" sahutku sambil tetap berjalan kearah garasi.

Setelah membunyikan mobil, aku kembali ke dapur.  Dengan sedikit agak kesal aku menuju meja makan. Aku kesal bukan pada istri, tetapi aku kesal karena tidak siap sejak pagi. "Pa, tidak usa buru-buru, makan saja dengan tenang" sahut istri. Mungkin istri melihat kegelisahanku.

Aku bangun pukul 04.25 pagi itu. Setelah selesai shalat subuh, aku langsung membuka laptop. Begitulah kesibukanku setiap hari. Apalagi saat itu aku baru saja menyelesaikan kegiatan diseminasi guruinovatif yang diklaksanakan oleh Microsoft office 365. Banyak laporan yang harus dibuat. 

Belum lagi saat bersamaan aku juga harus aktif mengikuti kegiatan E-TT yang dilaksanakan oleh PPPK Matematika. Sehingga hampir setiap saat aku tenggelam dengan kegiatan menyimak dan mengikuti kegiatan melalui laptop.

Kegiatan diluar beberapa bulan terakhir memang hampir tidak ada. Pandemi yang belum usai memaksa setiap orang harus membatasi diri untuk beraktivitas diluar rumah. Tetapi kegiatan diklat online, workshop dan kegiatan daring lainnya yang banyak bermunculan, membuatku sulit menahan diri untuk tidak mengikutinya. 

Diklat online tersebut selain menarik, juga membuat rasa ingin tahuku semakin penasaran. Penasaran bagaimana menjadi seorang guru penulis, penasaran bagaimana menjadi seorang guru yang dapat membuat aplikasi sendiri, penasaran bagaimana menjadi seorang yang dapat meneliti setiap waktu, penasaran bagaimana menjadi seorang guru yang dapat membuat youtube pembelajaran. Aku benar-benar dihantui rasa penasaran.

Banyak rasa penasaran membuat setiap ada kegiatan online aku selalu berusaha mengikutinya, meskipun akhirnya sebagian dari kegiatan itu hanya dapat kuikuti dengan membaca, mendengar, atau sekedar menonton video yang diberikan pemateri disaat tertentu saja.

"Alhamdulillah..." hanya dalam waktu kurang dari 5 menit aku menyelesaikan sarapan. "saya berangkat ya ma?" Aku pamit pada istri sambil bergegas menuju mobil yang sudah dipanaskan sejak tadi.

Perlahan mobil bergerak meninggalkan garasi menuju tempat kegiatan. Dari rumah ke lokasi kegiatan sekitar 15 menit. Dalam perjalanan aku terus berbicara pada diri sendiri.

Manusia adalah makhluk yang lemah, kita hanya bisa berusaha tetapi Allah juala yang akan menentukan hasilnya. Tetapi ikhtiar yang sungguh-sungguh penuh keikhlasan wajib kita tunaikan. Mengikuti kegiatan apapun apalagi kegiatan diklat yang ada hubungannya dengan pekerjaan sehari-hari wajib diniatkan untuk kebaikan bersama. 

Dalam perjalanan ke tempat workshop di sekretariat PGRI Tolitoli, aku singgah sejenak membeli masker. Aku memang lupa menyiapkan masker dari rumah. Karena terburu-buru, jadi lupa kalau aku belum menggunakan masker. 

Setelah membeli selembar masker warna biru tua, aku lanjutkan perjalanan. Dalam hati aku mengatakan "kenapa saya begitu banyak mengikuti diklat, dan untuk apa saya menjadi narasumber" . Kadang aku tertawa pada diri sendiri, bukankah pekerjaan ini tidak banyak menghasilkan uang, bukankah ada pekerjaan lain yang lebih memberikan hasil dari pada mengikuti diklat atau menjadi narasumber, apalagi narasumber yang dilaksanakan oleh PGRI.

Aku juga berpikir kenapa sih kegiatan kita banyak, tetapi layanan terhadap siswa tidak bisa ditingkatkan? Bukankah seharusnya niat kita mengikuti diklat itu untuk meningkatkan kualitas layanan kita pada siswa. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering mengganggu pikiranku, terutama ketika sedang sendiri.

Belum selesai dialog dalam diri, aku sudah berada digerbang gedung PGRI Tolitoli. Disana sudah banyak para peserta berkumpul. Aku beruntung karena ternyata kegiatan belum dimulai. Aku menuju ruang sekretaris, membuka laptop dan mencoba membuat sedikit materi melalui sway. 

Harus kuakui, saat itu aku memang kurang persiapan, sehingga materi tayangpun belum sempat dibuat. Memang dalam hati aku berniat hanya akan berbagi tentang media yang dapat digunakan pada pembelajaran daring. 

Menurut hematku materi tersebut tidak perlu menyiapkan bahan presentasi yang panjang. karena pada akhirnya peserta akan banyak praktek dari pada berteori, batinku.

Alhamdulillah, akhirnya tiba juga giliranku menyampaikan materi. Aku bersyukur semuanya berjalan lancar. Hari itu, aku kembali kerumah dengan rasa puas dan bahagia karena telah berhasil menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab dengan baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan atas semua urusan.

Aku berpamitan pulang kepada teman-teman pengurus PGRI. Kupacu mobil Rush putih kesayanganku. Tak sabar rasanya segera menemui istri dan anak-anak yang dengan setia menunggu dirumah.



0 comments:

Posting Komentar