Pengikut

Sabtu, 30 Januari 2021

Rem, gas, dan akal sehat "driver" lembaga pendidikan

Rem, Gas, dan Akal Sehat

Hari ini tiba-tiba saya ingin menulis sebuah pesan yang tersaji dalam bingkai tulisan "rem, gas, dan akal sehat "driver" lembaga pendidikan.Perumpamaan suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan ini adalah hal yang wajar atau lumrah. Kitab suci sendiri (Alqur'an) banyak memberikan perumpaan dalam memberikan pesan mendalam kepada ummatnya. Hal ini bertujuan agar manusia dapat mengambil hikma dan pelajaran dengan mudah, karena hal-hal yang dijadikan perumpamaan itu adalah hal-hal yang dekat dengan kehidupan manusia. Maka demikian pulalah tulisan tentang "gas, rem, dan akal sehat" ini saya sampaikan sebagai sebuah analogi (perumpaan) yang saya harapkan dapat menyampaikan pesan yang bermakna kepada para driver lembaga pendidikan agar dalam menjalankan "kenderaan" lembaga pendidikannya bisa sampai dengan selamat, tepat waktu, dan tepat sasaran (tujuan). 
Menjalankan lembaga pendidikan, katakanlah sekolah, sama dengan menjalankan sebuah kenderaan (Mobil, motor, dll). Sebuah mobil dijalankan oleh seorang driver yang bertanggungjawab mengantar seluruh penumpang mobilnya ke tempat tujuan. untuk menjalankan sebuah kenderaan, driver dilengkapi sejumlah perangkat penting yang disiapkan dalam kenderaan, yaitu gas, dan rem, serta sejumlah perangkat pendukung lainnya. kita fokus kepada dua isntrumen utama sebuah kenderaaan ketika akan berjalan menuju tujuan, yaitu gas, dan rem. gas dan rem adalah dua konsep penting dan memiliki fungsi yang sangat strategis dalam menjalankan kenderaan. Gas berfungsi menjalankan kenderaan secepat-cepatnya, sedangkan rem berfungsi sebagai alat pengendali kecepatan. Gas dan rem merupakan dua komponen yang memiliki fungsi yang saling bertentangan dalam sebuah kenderaan,  tetapi hebatnya keduanya harus ada dalam sebuah kenderaan. Anda dapat banyangkan bagaimana jika salah satunya tidak berfungsi. Jadi gas dan rem harus duduk berdampingan agar sang driver dapat menggunakannya keduanya secara tepat sesuai fungsinya. Namun anehnya lagi gas dan rem tidak dapat digunakan secara bersamaan, yah driver tidak bisa menginjak gas sekaligus menginjak rem. Kaki yang dapat digunakan oleh sang driver juga hanya satu, yaitu kaki kanan saja, sehingga dia harus memilih menginjak gas atau menginjak rem dan bukan kedua sekaligus. Memang kedua komponen ini diciptakan seperti itu untuk mencegah agar jangan terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal. Dalam hal ini, sang driver harus memilih sesuai tujuan dan tentu saja sesuai kondisi yang dihadapinya. Jika tujuannya ingin mempercepat kenderaan, maka dia harus menginjak gas, tetapi jika tujuannya ingin memperlambat atau menghentikan kenderaan maka dia harus memindahkan kakinya ke rem. Sepanjang perjalanan, menginjak gas dan rem selalu dilakukan oleh sang driver agar kenderaannya sampai ditujuan dengan selamat.
lantas kemudian anda penasaran, apa hubungannya dengan akal sehat? nah justru disinilah kendali utamanya. Akal sehat merupakan instrumen manusia yang berfungsi memahami situasi dan kondisi yang ada dihadapannya secara rasional agar dapat menentukan pilhan tindakan yang tepat sesuai situasi dan kondisi yang dihadapinya. Akal sehat akan semakin sehat memilih tindakan jika disuport oleh hati nurani.Seorang driver yang berpengalaman, umumnya memiliki kemahiran yang tingggi dibandingkan dengan yang belum berpengalaman. Oleh karena itu, pengambilan keputusan untuk menginjak gas atau memginjak rem bagi seorang driver sangat dipengaruhi pengalamannya.Wah ... kelihatannya kita cukup jauh terjebak dalam pembahasan gas dan rem ini.
Pimpinan lembaga pendidikan (sekolah) "sama" dengan seorang driver dalam sebuah kenderaan (mobil), sehingga tidak salah jika kemudian PGRI melaksanakan seminar nasional yang" heboh" itu dengan tema "Self Driver for teachers". Jika seorang driver bertanggungjawab membawa seluruh penumpangnya ke tempat tujuan dengan selamat dan tepat waktu, maka seorang pimpinan lembaga pendidikan bertanggungjawab membawah seluruh peserta didiknya sampai pada tujuan pendidikannya dengan selamat dan tepat waktu. Tentu saja makna selamat diantara keduanya dapat berbeda. Jika makna" selamat" seorang penumpang kenderaaan sampai tujuan adalah fisik, mental, serta seluruh barang bawaannya sama dengan kondisi sebelum berangkat, maka makna selamat seorang peserta didik yang dibawah oleh seorang driver pendidikan  adalah terpenuhinya kualitas minimal (KKM) dirinya sesuai tujuan pendidikan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi ada perbedaan mendasar capaian tujuan penumpang kenderaan, dengan capaian tujuan seorang peserta didik "penumpang" lembaga pendidikan. Penumpang kenderaan target tujuannya adalah sama kondisinya sebelum dan setelah sampai, sedangkan peserta didik target tujuannya adalah meningkat (berbeda) kualitas dirinya sebelum dan setelah sampai. Ilustrasinya kira-kira seperti ini, meskipun saya yakin pembaca sangat memahami maksud saya.


Gambar di atas semoga membantu para pembaca memahami konsep penumpang dan konsep peserta didik dari aspek pencapaian tujuan.
Sebagai driver lembaga pendidikan, seorang pimpinan harus dapat memainkan gas dan rem secara harmonis sesuai kebutuhan dan kondisi yang dihadapinya. Sama dengan perjalanan sebuah kenderaaan yang tentu tidak selalu menghadapi jalan yang lurus dan mulus, bahkan tidak jarang harus mengahadapi jalan berkelok menanjak, menurun, berlubang, dan kadang-kadang menghadapi situasi yang tidak terduga seperti kenderaan lain, orang atau hewan yang tiba-tiba melintas, demikian pula halnya perjalanan lembaga pendidikan, pasti tidak selalu lurus dan mulus. Ada saja tantangan dan rintangan yang siap menghadang. Pada situasi seperti itu, maka kemahiran dan kecermatan memainkan fungsi rem dan gas bagi seorang driver sangat diperlukan. Jika tidak mahir apalagi tidak cermat dalam mengambil keputusan, maka akibatnya bisa sangat fatal atau paling tidak menimbulkan masalah yang lebih besar. Dapat anda bayangkan (faktanya banyak terjadi) driver yang seharusnya menginjak rem tetapi justru menginjak gas sekencang-kencangnya akibatnya kecelakaan tidak terhindarkan, seperti video ini.

Kesalahan dalam menginjak rem padahal seharusnya menginjak gas juga sama berbahayanya. Tidak boleh ada yang tertukar, semuanya harus tepat dan cepat (quick and right). Kemahiran dan kecermatan mengambil keputusan dipengaruhi oleh kualitas akal sehat yang dimiliki oleh seorang driver. Kualitas akal sehat merupakan akumulasi kompetensi dan pengalaman. Semakin tinggi kompetensi seorang driver, maka semakin baik kualitas akal sehatnya. Kualitas tersebut akan semakin baik ketika ditunjang oleh tingginya pengalaman (jam terbang). Aksioma ini berlaku bagi semua driver, baik driver kenderaan maupun driver pendidikan. 

0 comments:

Posting Komentar