Honor begitu populer akhir-akhir ini. Apalagi ketika formasi PPPK di luncurkan. Ada harapan yang melegahkan untuk mengubah nasib yang kadang tak terelakkan. Sehingga ketika PNS sudah jauh dari genggaman, PPPK masih memberi peluang.
Cerita buram tentang honorarium, sudah menjadi warta umum di sekitar instansi. Punya prestasi atau tidak punya prestasi kadang kala tidak mampu membedakan. Itulah nasib para honorer, selalu menjadi karyawan kelas sekian. Tak pandang beban kerja lebih banyak dari pada para karyawan non honorer.
Bunga namanya, seorang guru honorer yang usianya tidak bisa lagi dibilang muda karena limit usia calon PNS sudah dilewatinya. Tetapi semangat dan dedikasinya kepada tugas dan tanggungjawab sunggu luar biasa. Dengan gaji seadanya, yang tidak dapat diandalkan untuk hidup sebulan tidak menghalanginya untuk memberikan hasil karya terbaik.
Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan di sekolah, kendati dibawanya ke rumah. Dalam pikirannya, pekerjaan yang sudah dibebankan harus selesai sesuai target waktu yang telah diberikan. Kendati suami di rumah turut dilibatkan untuk membantu pekerjaannya.
Sayang seribu sayang, semangat, dedikasi, dan tanggungjawab yang demikian tinggi, tidak serta merta membuatnya naik daun. Sedikit penghargaan yang diberikan atas hasil kerja, lebih banyak yang mencibir dan bahkan menjatuhkan. Tidak jarang, usaha yang telah dikerjakan dengan sepenuh hati justru dilecehkan dan tidak dihargai.
Bunga, begitu indah namanya, tetapi tak seindah dan seharum nasibnya. Kemerdekaan telah diraih oleh negaranya, tetapi dia sendiri belum "menikmatinya". Lingkungan pendidikan yang seharusnya memerdekaan warganya, ternyata belum sepenuhnya memerdekakan guru honorernya.
Bahkan sang guru honorer Bunga, harus tersingkir dari kesempatan menjadi PPPK hanya karena tidak dapat memenuhi jam mengajar sesuai jurusannya. Dia terlempar dan harus mengalah, melepaskan jam mengajar yang menjadi syarat PPPK. Dia tidak berdaya bertahan, karena memang dia belum merdeka. Bunga hanya guru honor yang tidak punya kuasa. Honorer yang belum merdeka atas dominasi PNS yang berwatak seperti "Penjajah".
PPPK topik terhangat dimanapun saya sedang berada😁
BalasHapusAmin, semiga hinorer bisa merdeka, semangat dan sukses ya bun
BalasHapusMasya Allah kasihan sekali. Semoga rizkinya berkah walau nominal sedikit payah.
BalasHapusPPPK pun masih penuh persyaratan yang membelenggu ya?
BalasHapusSemoga nasib baik berpihak pada semua honorer kelak..
BalasHapusYa Allah ...
BalasHapusMungkin oknum PNS ya. Semua PNS seperti itu. Total kita bukan ke PNS nya sih tapi ke pemerintah supaya honorer juga bisa menjadi PNS.
BalasHapusInsyaallah akan ada jalan terbaik bagi Bunga
BalasHapusSabar ya bunga. Akan indah pada waktunya
BalasHapusWaduh, tragis juga kalau begitu! Semoga ada jalan yang lebih baik baginya.
BalasHapus