Malam ini tepat malam ke-14 kegiatan belajar menulis PGRI dilaksanakan. Ini artinya tepat dua minggu sudah kegiatan belajar menulis berjalan. Jika dihitung dari jumlah pertemuan yang direncanakan sebanyak 30 kali, maka malam ini boleh dikata adalah malam pertengahan. Artinya perjalanan untuk menuju puncak tinggal 50% lagi.
Yah, perjalanan 50% terakhir bukanlah perjalanan yang mudah. Diperlukan semangat juang yang tinggi. Dalam istilah prof Eko disebut persintence. Hanya mereka yang punya motivasi kuat dan konsisten yang akan berhasil. Apalagi tema malam ini "Menulis Buku Mayor Dalam 2 Minggu" itu sangat luar biasa.
Jangankan menerbitkan buku dalam 2 minggu. Menembus penerbit mayor saja sudah sangat luar biasa. Apalagi kalau mau menerbitkan buku di penerbit mayor dalam 2 Minggu. Benar-benar diluar ekspektasi.
Tapi yang namanya tantangan, ya wajiblah dicoba. Kalau berhasil Alhamdulillah, tapi kalau belum, yah coba lagi. Pokoknya daftar saja dulu. Apalagi ketika prof Eko memberikan keyakinan bahwa tidak ada yang tak mungkin. Saya bulatkan tekad, dan bergabung dalam program Merdeka Menulis.
Boleh dikata narasumber kali ini adalah narasumber kunci dalam kelas menulis. Betapa tidak, dengan gelar yang berlapis-lapis dan sejumlah karya fenomenal, bukan hanya level nasional bahkan internasional, Prof R. Eko Indradjid menjadi narasumber yang paling populer dan mumpuni di bidangnya, terutama pada bidang pendidikan dan teknologi.
Tidak cukup rasanya, tulisan ini menjelaskan profil sang profesor. Untuk itu anda dapat membacanya melalui link ini https://id.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit
Moderator yang memandu acara malam ini adalah Bapak Bambang Purwanto atau lebih populer dengan nama Mr.Bams. Dengan gaya khasnya, Mr. Bams memperkenalkan bapak Prof.Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA. sebagai narasumber.
Setelah menyamapikan beberapa hal kepada para peserta, termasuk nomor yang harus dihubungi saat bertanya. Mr. Bams kemudian mempersilakan pak prof menyampaikan materinya.
Garis Besar Materi
Bisahkah menulis buku dalam seminggu dan bukunya diterima oleh penerbit mayor? jawabannya, bisah. Mana buktinya? terbukti beberapa alumni kelas menulis sudah berhasil melakukannya. Salah satunya bu Aam Nurhasanah. Ini bukunya.
Tapi, apakah semudah itu? tentu tidak diperlukan syarat tertentu. Ibarat kita akan menaklukkan puncak gunung everest, maka diperlukan persiapan mental, fisik, ilmu, dan peralatan yang cukup. Nah, apa saja yang harus dipersiapan agar bisa menaklukkan tantangan tersebut, maka mari kita dengarkan apa yang akan disampaikan oleh prof eko !!
Menurut Prof Eko, PJJ bisa menjadi momentum yang paling produktif dalam berkarya, jika kita mau memanfaatkannya. Salah satu jalannya adalah rajin-rajinlah berbagi karya positif melalui berbagai media yang ada. Hal ini telah dibuktikan oleh prof eko dimana hampir semua ilmu PJJ yang dipelajarinya ketika menjadi mahasiswa di UNJ bersama dengan pengalaman beliau disharingkan (dibagikan) ke seluruh Indonesia melalui EKOJI CHANNEL di Youtube (jangan lupa subscribe, share, dan like ya, ini pesan iklan ni...he..he)
Hasil dari rajin berbagi itu ternyata sungguh luar biasa. Tak terasa hingga saat ini prof eko sudah memposting lebih dari 500 video youtube. Dan semuanya adalah hasil ngobrol, rekaman, seminar, dan webinar selama masa pendemi berlangsung. Bidang ilmu yang dibahas umumnya adalah soal pendidikan dan teknologi informasi yang keduanya memang menjadi bidang keahlian prof eko. Sangat-sangat produktif.
Dari kegiatan membuat video ini pula muncul ide gila (istilah prof eko) secara on the spot, yaitu menantang guru-guru kelas menulis untuk membuat buku dalam seminggu. Bagi guru-guru yang berminat mengikuti tantangan tersebut dipersilahkan memilih satu dari 50 judul topik yang ada di dalam EKOJI CHANNEL. Tugas guru tinggal menuliskan apa saja yang dikatakan oleh prof Eko dalam video dengan menggunakan kata-kata penulis sendiri. Pada tahap selanjutnya tinggal melengkapi dan memperkaya dengan referensi lain yang dapat ditemukan dari berbagai sumber, termasuk internet. Dalam hal ini struktur tulisan telah disepakati bersama.
Hanya dalam waktu satu bulan, ternyata ide "gila" yang digagas oleh Om Jay tersebut akhirnya berhasil melahirkan buku hasil karya para guru dengan rata-rata jumlah halaman atas 100. Selanjutnya oleh prof eko buku hasil karya guru tersebut diserahkan ke PENERBIT ANDI. Oleh PENERBIT ANDI dilakukan reviu berdasarkan sejumlah kriteria dan indikator, dan diputuskanlah mana yang harus direvisi minor, mayor, dan yang tanpa revisi untuk diterbitkan.
Hasilnya, angkatan pertama yang diberi nama PELOPOR berhasil menerbitkan 19 buah buku, dimana para guru menjadi penulis pertama dan prof eko ditempatkan sebagai penulis kedua. Nah, hebatkan?
Berkaca pada keberhasilan tersebut, ternyata meningkatkan motivasi dan gairah guru-guru lain untuk menyusul berkarya, dan secara berturut-turut keluarlah angkatan berikutnya. Setiap angkatan memiliki nama yang unik yaitu angkatan SEPTEMBER CERIA, OKTOBER IMPIAN, dan FEBRUARY-17. Hal serupa ternyata terus terulang dengan menjalin kerja sama yang erat bersama teman-teman hebat dan profesional dari Penerbit ANDI. Alhasil hingga saat ini telah lebih dari 50 buku diterima dan diterbitkan oleh Penerbit ANDI, baik dalam bentuk buku fisik maupun e-book
Pada angkatan ini, tepatnya di bulan Agustus ini, prof eko, alumni penulis, dan Penerbit ANDI siap meluncurkan angkatan berikutnya, yaitu angkatan MERDEKA MENULIS. Bagi siapa saja yang berminat mengikuti tantangan ini dipersilahkan mengunjungi youtube ekoji chanel. Calon penulis tinggal memilih judul yang belum pernah ditulis, dan kemudian mendaftarkan diri ke mas Bambang (Mr. Bams) untuk mulai mewujudkan impian dalam DUA MINGGU.
Prof eko memberikan kesempatan kepada 25 orang guru yang serius membuat buku dan menerbitkannya di penerbit mayor. Dan ini berlaku bagi angkatan saat ini atau angkatan sebelumnya, tetapi belum berhasil menerbitkan buku. Sedangkan bagi yang sudah berhasil dan mahir dalam menulis, tidak dizinkan. Karena mereka akan berfungsi sebagai pendamping dan penasehat.
Prof Eko tidak menampik bahwa memang awalnya pasti terasa sulit, karena inisiatif ini relatif baru bagi para guru. Tapi dengan semangat, motivasi diri, dan saling membantu, semuanya indah pada waktunya. Ada dua hal yang membanggakan prof eko dari guru-guru penulis ini, yaitu:
- Selain para guru berhasil menerbitkan buku, bahkan ada yang telah berhasil menerbitkan beberapa buku hingga hari ini
- Ternyata diantara para guru tersebut sudah ada yang berani menerbitkan buku secara mandiri. Artinya mereka memulai semuanya dari nol (tanpa harus bertumpu mencari ide dari EKOJI CHANNEL)
Memang EKOJI CHANNEL hanya berperan sebagai batu pijakan untuk membantu penulis yang mengalami kesulitan dalam mencari judul buku yang hendak ditulis. Selebihnya tentu terpulang kepada penulisnya, apakah akan memanfaatkan ide menulis dari ekoji chanel atau tidak.
Bagi penulis yang berminta menerbitkan buku sendiri, prof eko memberikan trik bagaimana cara menyelesaikan buku dengan cepat. Triknya sederhana, dimulai dari membuat Table of Content yang sederhana. Biasanya dimulai dengan membaginya menjadi 6 bagian, yaitu menjawab pertanyaan 5W1H. Misalnya judulnya adalah: GAMIFICATION. Maka TOC-nya menjadi: Bab 1 - Apakah gamification itu? Bab 2 - Mengapa gamification penting? Bab 3 - Di mana gamificaiton dibutuhkan? Bab 4 - Kapan gamification dipergunakan? Bab 5 - Siapa yang menggunakannya? dan Bab 6 - Bagaimana cara membuatnya.
Pada kesempatan ini pula prof eko menyampaikan bahwa prof eko dan penerbit ANDI dengan dukungan PGRI akan segera menerbitkan EKOJIPEDIA dimana isinya seperti ensiklopedia, tapi seperangkat lengkap buku-buku tulisan karya guru yang selama ini telah diterbitkan oleh Penerbit ANDI. EKOJIPEDIA ini akan ditawarkan ke berbagai perpustakaan di sekolah-sekolah Indonesia dengan harapan dapat membantu memotivias para guru dalam menghadapi era new normal, mengingat sebagian buku berkisar seputar PJJ dan pemanfaatan teknologi informasi bagi pendidikan.
Kesimpulan
Menulis buku dalam seminggu dan menerbitkannya di penerbit ANDI bukanlah hal yang mustahil. Sudah banyak guru-guru yang membuktikannya. Maka kali ini prof eko membuka kembali tantangan menulis dengan nama MERDEKA MENULIS. 25 orang guru yang serius dengan semangat tinggi akan diberi kesempatan mengikuti jejak penulis terdahulu untuk menulis dalam seminggu dan menerbitkannya di penerbit mayor dibawah bimbingan Prof Dr. R.Eko Indrajit.
Tidak ada pekerjaan yang mudah, setiap pekerjaan pasti ada tantangannya. Menulis adalah pekerjaan yang penuh tantangan yang jika dijalani tanpa rasa cinta, maka akan terasa berat dan melelahkan. Ada pepatah mengatakan "jika engkau menyenangi yang kau lakukan, maka engkau tidak akan pernah merasa bekerja. engkau akan dapat membagi waktumu dengan baik, bukan waktu yang mematasimu".
Untuk mewujudkan tantangan menulis MERDEKA MENULIS setidaknya diperlukan MOTIVASI MENULIS dan KEMAMPUAN MENULIS. Jika keduanya bisa dipertahankan dalam dua minggu, maka nischaya 100 halaman buku minimal tercapai. Bukankah 14 hari dikali 10 halaman = 140 halaman. PERSISTENCE dan KONSISTENSI dalam menulis akan membantu penulis menyelesaikan tantangan menulis tepat waktu.
Wassalam
Tolitoli, 11 Agustus 2021
Salut. Selalu rapi dan runtut. Lengkap dan inspiratif. Saya cuma bisa bantu doa, semoga tantangan Prof. Eko bisa ditembus dengan mulus.
BalasHapusTerimakasi bu Ros, motivator saya yang luar biasa
BalasHapusKomplit... Mampu menginspirasi untuk menerbitkan buku mayor.. Tetap semangat pak ketua
BalasHapus