Pengikut

Selasa, 12 September 2023

Pantun Bersyalawat: Kearifan Lokal Masyarakat Desa Binontoan, Kabupaten Tolitoli

 


Pantun Bersyalawat: Kearifan Lokal Masyarakat Desa Binontoan, Kabupaten Tolitoli

Kabupaten Tolitoli yang terletak di provinsi Sulawesi Tengah kaya akan budaya dan tradisi lokal. Salah satu kearifan lokal yang menonjol di Desa Binontoan Kabupaten Tolitoli adalah tradisi berpantun sambil bershalawat kepada Nabi. Pada tulisan ini selanjutnya disebut pantun bershalawat saja. 

Pantun bersyalawat adalah bentuk unik dari seni lisan yang menggabungkan dua unsur penting: pantun dan doa kepada Nabi Muhammad SAW. Pantun dalam konteks ini adalah puisi lisan yang terdiri dari empat baris, dengan setiap baris berisi dua bait berima. Sementara itu, doa atau pujian kepada Nabi Muhammad SAW adalah ungkapan rasa cinta, penghormatan, dan kerinduan kepada Nabi yang merupakan figur sentral dalam agama Islam. Kombinasi kedua unsur ini menciptakan seni berpantun dan shalawatan yang bukan saja menghibur tetapi juga memiliki makna yang dalam dan berharga bagi masyarakat desa Binontoan.

Pantun bersyalawat biasanya digunakan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari di desa Binontoan. Masyarakat setempat sering kali menggunakannya sebagai ekspresi rasa syukur, penghargaan, atau permohonan kepada Nabi Muhammad SAW. Misalnya, dalam perayaan Maulid Nabi atau acara-acara keagamaan lainnya, pantun bersyalawat akan dinyanyikan atau diucapkan sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi dan juga sebagai pengingat nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.

Selain itu, pantun bersyalawat juga sering digunakan dalam upacara adat dan acara keluarga. Saat pernikahan, pantun bersyalawat dapat digunakan untuk mengiringi prosesi pernikahan sebagai bentuk doa dan harapan untuk kebahagiaan pasangan pengantin. Dalam acara-acara keluarga, seperti pertemuan besar keluarga atau perayaan penting, masyarakat Binontoan juga sering menyanyikan pantun bersyalawat sebagai sarana untuk mempererat ikatan keluarga dan sebagai wujud rasa persatuan dalam tradisi mereka.

Pantun bersyalawat selain sebagai bentuk pengungkapan rasa terima kasih, penghargaan dan permohonan kepada Nabi Muhammad SAW, juga digunakan oleh masyarakat setempat sebagai media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan kritik, pesan maupun permohonan kepada para pejabat dan pemimpin daerah.. 

Suatu ketika di bulan Nopember 2022, di desa Binontoan dilaksanakan acara Halal bi Halal kerjasama PGRI Kecamatan Tolitoli Utara bersama masyarakat desa Binontoan. Pada acara tersebut  masyarakat desa Binontoan yang diwakili oleh para "penyair lokal" kemudian naik ke atas panggung dan mulai melantunkan shalawat kepada Nabi secara bersama-sama. Setelah dua sampai tiga kali lantunan shalawat, satu orang peserta dari kelompok itu kemudian membacakan pantun seirama dengan lantunan shalawat. 

Demikian seterusnya secara bergilir setiap orang yang ada dalam kelompok tersebut bergantian melantunkan pantun dan shalawat dengan irama yang khas. Pantun-pantun yang disampaikan pun syarat makna. Ada puji-pujian atas kehadiran bapak Bupati dan wakil Bupati Tolitoli. Ada pula pesan-pesan moral tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun tidak ketinggalan pula kritik atas beberapa ketimpangan yang dirasakan oleh masyarakat desa Binontoan, seperti ada tower yang berdiri tetapi tidak ada sinyalnya. Semua itu disampaikan dalam bentuk pantun bershalawat. Alih-alih pejabatnya tersinggung, yang ada malah tertawa gembira sambil berjanji untuk memperbaikinya. 

Begitu asyiknya tradisi berpantun bershalawat itu sampai-sampai bapak Bupati dan wakil bupati turut larut dalam suasana dan ikut pula membalas pantun yang ditujukan kepadanya. Termasuk pantun bernada kritik atas jaringan yang tidak kunjung membaik padahal tower sudah berdiri cukup lama.

Selain fungsi agama dan budaya, pantun bersyalawat juga memegang peran penting dalam melestarikan bahasa dan tradisi lisan desa Binontoan. Dengan menyampaikan pantun bersyalawat dari generasi ke generasi, masyarakat setempat menjaga bahasa dan kearifan lokal mereka tetap hidup. Hal ini juga membantu memperkuat identitas budaya mereka dalam kerangka yang lebih luas, yaitu budaya Indonesia yang beragam.

Pantun bersyalawat adalah bagian integral dari budaya masyarakat desa Binontoan, Kabupaten Tolitoli. Dengan menggabungkan unsur pantun dan doa kepada Nabi Muhammad SAW, pantun bersyalawat menciptakan ekspresi seni dan keagamaan yang unik. Pantun bersyalawat juga berperan dalam melestarikan bahasa dan tradisi lisan lokal, serta memperkuat identitas budaya masyarakat desa Binontoan. Keberadaannya adalah bukti kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam, yang harus kita lestarikan dan hargai sebagai warisan budaya yang berharga.









0 comments:

Posting Komentar