Selasa, 9 Nopember 2021
Pukul 07.20 - 09.00
Saya memulai kelas matematika dengan berdoa. Salah satu siswa memimpin doa, yang lain tinggal mengikuti saja. Suasana mendung, hujan ringan sudah mulai turun menimpa atap seng sekolah membuat suara bising. Cukup mengganggu suaranya, suara kita jadi tidak terdengar jelas. Saya memberikan semangat kepada siswa agar mereka tidak terlalu terpengaruh suasana alam yang kurang kondusif.
Dari proses pembelajaran selama ini, saya menyadari siswa masih banyak kelemahan dalam menyelesaikan masalah matematika. Persoalannya cukup kompleks. Salah satu yang cukup penting menjadi perhatian adalah kemampuan menurunkan rumus. Siswa memang cukup lemah dalam melakukan operasi matematika. Kendatipun itu operasi matematika yang cukup sederhana. Misalnya dalam menyelesaikan persamaan. Akibatnya pembelajaran matematika sulit mengalami kemajuan.
Dari fenomena ini, maka saya berpikir mungkin diperlukan latihan yang berulang-ulang (drill) dalam menyelesaikan masalah. Jika proses tersebut dilakukan setidaknya siswa dapat belajar bagaimana seharusnya memproses suatu rumus hingga memperoleh penyelesaian. Saya biasa memberikan tips kepada siswa bagaimana menyelesaikan operasi aljabar. Begini tips yang biasa saya berikan:
jika dia tambah (+), maka beri dia kurang (-)
jika dia kurang (-), maka beri dia tambah (+)
jika dia kali (x), maka beri dia bagi (:)
jika dia bagi (:), maka beri dia kali (x)
Namun jangan lupa, kita harus adil.
Maksudnya seperti ini,meskipun sebetulnya anda juga sudah tau:
misalkan ada persamaan 2x - 4 = -5 + 7x, maka untuk menentukan nilai x dengan menerapkan tips di atas sebagai berikut:
2x -7x - 4 = - 5 + 7x - 7x
(7x positif (+) maka diberi -7x (-) diruas kiri dan ruas kanan, ini disebut adil) diperoleh:
-5x - 4 = - 5
(-4 negatif (-) maka diberi +4 (+) diruas kiri dan ruas kanan, adil)
-5x - 4 + 4 = -5 - 4, sehingga diperoleh
-5x = - 9
(-5x adalah (-5) kali x, sehingga harus diberi bahagi (:)) sehingga diperoleh
-5x/-5 = -9/-5, hasilnya adalah
x = 9/5
Ini sebenarnya bukan tips baru atau istimewa. Bahkan itu adalah prosedur standar dalam operasi matematika. Namun untuk membuka "kebekuan berpikir" dan menghilangkan kesan formal dalam operasi matematika, maka saya mendeskripsikannya seperti itu. Sederhananya, berilah operasi yang berlawanan dengan operasi yang tersedia (+ -, x :, akar dengan kuadrat, dst).
Tetapi karena pengalaman belajar terdahulu yang kurang "lengkap", maka siswa selalu saja kesulitan menerapkan ini. Mungkin juga, siswa memerlukan pengalaman belajar yang intens untuk dapat menguasai operasi aljabar dengan baik. Ini artinya drill diperlukan untuk melatih keterampilan siswa.
Selain masalah kemampuan melakukan operasi, siswa juga masih sangat kesulitan menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan penyelesaian masalah. Kendatipun informasi tersebut, masih informasi yang cukup simpel atau sederhana. Ini mungkin hanya perspektif pribadi saya. Tetapi faktanya memang demikian.
Diketahui kubus ABD.EFGH dengan panjang rusuk 9 cm. Buat ilustrasi kubus tersebut. Tentukan langkah menentukan jarak titik F ke bidang BEG.Kemudian hitunglah jarak titik F ke bidang BEG.
Soal ini adalah soal yang tersedia pada buku matematika kelas XII yang diterbitkan oleh Kemendikbud tahun 2018. Menurut penilaian saya, soal sengaja dirancang untuk membimbing siswa menyelesaikan masalah dengan tahapan atau prosedur yang lengkap dan benar. Oleh sebab itu, soal dibuat dengan tiga tahap pertanyaan.
Soal ini memang yang saya berikan diawal pembelajaran. Melalui soal ini saya berharap siswa dapat belajar memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang benar. Sebenarnya, mereka pun dapat menerapkan berbagai langkah yang lain mungkin. Tetapi jika tidak ada, setidaknya mereka dapat memecahkan dengan prosedur standar.
Lalu, apa faktanya?
Pertama:
Semua siswa berhasil membuat gambar kubus.
Kedua :
Hampir semua siswa tidak dapat menuliskan dengan benar langkah-langkah penyelesaian.
Ketiga :
Semua siswa tidak dapat menentukan jarak titik F ke bidang BEG.
Dari fakta ini, terlihat jelas bahwa siswa masih membutuhkan latihan dan bimbingan dalam menyelesaikan masalah geometri. Sulit disangkal, geometri menjadi salah satu materi tersulit bagi siswa. Untuk menguasai geometri, siswa memang memerlukan penguasaan konsep yang baik agar mampu menerapkan keterampilan geometri seperti menvisualisasikan (menggambar), mendeskripsikan gambar, membuat sketsa, membuat nama (labeling), dan mengenal secara spesifik sifat-sifat bangun geometri.
Namun dibalik kesulitan mempelajari geometri, sebenarnya siswa dilatih untuk menguasai berbagai keterampilan yang sangat penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mendukung keterampilan belajar, seperti keterampilan menvisualisasaikan, mengembangkan intuisi, melatih keterampilan berpikir kritis, melatih kemampuan memecahkan masalah, penalaran deduktif, argumen, dan bukti logis.
Hal ini memang tidak mudah. Dibutuhkan usaha keras dan latihan yang berulang-ulang. Namun ketika keterampilan tersebut dikuasai dengan baik, maka siswa akan sangat mudah menguasai materi pelajaran lainnya. Keterampilan dan kemampuan lainpun akan tumbuh dan berkembang dengan baik, seperti keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berbicara. Mengapa tidak? karena dengan penguasaan yang baik terhadap permasalahan, maka siswa akan sangat mampu membangun logika berpikir yang sistematis sebagai dasar dalam menyampaikan argumen.
Atas alasan tersebut, maka saya menerapkan latihan yang berulang-ulang kepada siswa untuk mengenalkan, menumbuhkan, membiasakan, dan meningkatkan keterampilan-keterampilan geometri. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan cara memberikan banyak pengalaman mengerjakan soal-soal geometri.
0 comments:
Posting Komentar