Pages - Menu

Sabtu, 17 Desember 2022

Libur

Sabtu, 17 Desember 2022

Assalamualaikum, selamat malam, selamat beristrahat, semoga mimpi indah malam ini.

Setelah menjalani tugas dan tanggungjawab sebagai guru dan staf dengan semua rutinitas selama kurang lebih 6 bulan di awal tahun ajaran 2022/2023, saya atas nama pribadi dan institusi SMKN 1 Galang menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya atas semua pencapaian bapak ibu. Bapak ibu sudah bekerja keras menampilkan hasil karya terbaik sesuai kapasitas dan kapabilitas masing-masing. Hasilnya, alhamdulillah sampai agenda kerja terakhir, PORSENI dan penerimaan Raport semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023  berjalan sukses dan lancar. 

Saya secara pribadi menilai PORSENI dan penerimaan raport tepat waktu merupakan wujud akumulasi pencapaian usaha bapak ibu yang paling otentik dan luarbiasa. Penerimaan raport adalah muara dari usaha akademis, sedangkan PORSENI adalah muara dari usaha non akademis, yaitu proses pembinaan ekstrakurikuler yang tidak kalah pentingnya. Atas usaha dan hasil yang telah dicapai, saya harus angkat topi dan menaruh hormat kepada semuanya.

Dalam banyak hal memang tidak ada yang sempurna, tentu itu sangat lumrah dan manusiawi. Namun, itu juga tidak lantas membuat kita berhenti berbenah. Justru dibalik ketidaksempurnaan itu terbuka lebar peluang untuk mencapai kemajuan-kemajuan dengan usaha yang lebih keras. Orang bijak mengatakan bekerjalah dua atau tiga kali lebih banyak dari orang lain karena usaha tidak pernah membohongi hasil". 

Memang tak ada usaha yang pasti berhasil, tetapi orang yang mau berusaha pasti berhasil. Bekerja dengan disiplin adalah ikhtiar, sedangkan hasil yang sempurna adalah milik yang maha sempurna. Merencanakan dengan baik, melaksanakan dengan serius, dan merefleksi hasil dengan jujur adalah siklus yang patut kita lakukan untuk mencapai keberhasilan secara gradual. Melakukan refleksi dengan  jujur sungguh akan membantu setiap diri menemukan potensi dan peluang untuk tumbuh dan berkembang lebih baik.

"Jangan takut dengan kegagalan ketika memulai sebuah usaha, karena kegagalan yang kita alami adalah bahan pembelajaran untuk memperbaiki usaha kita" begiulah kata orang bijak. Belajar dan terus belajar adalah cara paling paripurna untuk memperbaiki setiap usaha, dan belajar dari pengalaman adalah cara paling efektif dan efesien. Lalu, pengalaman itu didapat melalui proses refleksi (muhasabah). Sehingga wajarlah jika kemudian mas menteri Nadim menjadikan refleksi sebagai salah satu strategi memperbaiki proses pendidikan.

Bapak ibu yang berbahagia, selamat berlibur bersama keluarga. Silahkan manfaatkan waktu libur dengan sebaik-baiknya. Anggaplah libur itu seperti icebreaking ketika mengajar yang mampu membuat siswa kembali rileks dan bersemangat mengikuti pelajaran. Maka libur yang berhasil adalah libur yang mampu membuat bapak ibu kembali bekerja dengan semangat di tahun baru 2023. Tahun baru semangat baru, semangat yang lebih tinggi dan lebih konsisiten dari tahun sebelumnya. 

Semangat baru ditahun baru sangat kita butuhkan, mengingat pekerjaan dan usaha kita ditahun itu akan sangat menantang. PR kita memang masih cukup banyak. Program dan rencana kerja menanti untuk dituntaskan. Siap atau tidak itu yang harus kita lakukan. Kita tidak boleh menunggu sampai siap baru berusaha sebab "Kalau mau menunggu sampai siap, kita akan menghabiskan sisa hidup kita hanya untuk menunggu." kata Lemony Snicket. Kuncinya adalah kolaborasi, kerja sama dan sama-sama kerja. 

Sekali lagi terimakasih atas kerjasama bapak ibu semua. Saya juga menyampaikan permohonan maaf atas sikap, prilaku, dan lisan yang tidak terjaga yang kemudian membuat bapak ibu tidak nyaman. Namun, satu hal yang saya yakinkan bahwa saya tidak bermaksud demikian. 

Selamat berlibur

Selamat natal bagi yang merayakan

Selamat tahun baru

Sukses bagi bapak ibu semua


W assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jumat, 11 November 2022

Konsep Agro Wisata

Agrowisata menjadi sebuah program yang penting di SMK Negeri 1 Galang sekaligus impian. Program ini sudah ada jauh sebelum saya memimpin kembali SMK ini tahun 2022. Plt Kepala SMKN 1 Galang yang sempat mengisi kekosongan kepemimpinan sekolah ini juga sempat mencanangkan program ini sebagai salah satu prioritas. Terlepas dari konsep agrowisata menurut pandangan masing-masing pemimpin, yang jelas program ini telah menjadi cita-cita dan harapan bersama warga sekolah.

Diawal kepemimpinan ke dua di SMKN 1 Galang, saya kembali menegaskan betapa pentingnya program agrowisata ini diwujudkan. Dalam pandangan saya, mewujudkan agrowisata di SMKN 1 Galang sama dengan mewujudkan pendidikan kejuruan bermutu tinggi, integratif dan holistik sesuai dengan kondisi kekinian. Mengapa saya katakan demikian? setidaknya ada tiga alasan, yaitu agrowisata berarti memadukan kegiatan pertanian dengan kegiatan wisata. Artinya kegiatan pertaniannya harus memperhatikan unsur keindahan dan kenyaman bagi siapa saja, terutama warga sekolah dan sekitarnya. Wujudnya sederhana, misalnya dengan mengatur tanaman dan lingkungannya agar terlihat indah dan nyaman. Dalam hal ini saya selalu mengatakan libatkan unsur seni agar viewnya menarik. Termasuk dalam hal ini mengatur bedengan, jalan sekitar tanaman mungkin ditambahkan dengan bunga dan lain-lain. Salah satu contoh kira-kira seperti gambar ini

Sumber foto : https://www.obsessionnews.com/

Coba anda perhatikan gambar di atas, indah kan? ini hanya salah satu contoh. Tentu masih banyak contoh yang lain. Saya hanya ingin membantu mendeskripsikan konsep agrowisata yang saya maksudkan.

Kedua, kegiatan agrowisata harus mengintegrasikan kegiatan pembelajaran (kurikulum) dengan aktivitas pertanian baik teori maupun praktiknya. Artinya program ini tidak boleh lepas dari kurikulum yang sedang berjalan. Konsep, teori, dan kontennya masih berbasis pada kurikulum pertanian. Holtikultra dan perkembunan. Pembelajaran mengenai tanaman holti dan perkebunan justru menjadi unsur penting dan utama dalam mewujudkan konsep agrowisata. Saya mengatakan, agrowisata adalah proyek besar pembelajaran pertanian, dimana setiap konsep dan teori pertanian harusnya dipraktikkan. Ini adalah model pembelajaran kontektual berkelanjutan. Dalam pandangan saya, pembelajaran pertanian di SMK mestinya dikelola secara komprehensif agar hasilnya utuh. Tidak parsial seperti sekarang, dimana antara satu kompetensi dengan kompetensi lain terpisah. Akibatnya, dalam kegiatan praktik tidak jarang satu praktik keterampilan pertanian terpisah dengan praktik keterampilan lainnya. Misalnya praktik menanam, hanya sampai menanam saja. Selesai menanam maka selesai tanggungjawabnya. Dia tidak akan sampai pada proses pemeliharaan, panen dan pasca panen dan seterusnya. Kenapa demikian? jawabannya ... kan kompetensiya hanya menanam. Kompetensi pemeliharaan lain lagi, guru lain juga, waktunya lain juga. Bagaimana, gawatkan? 

Apa akibatnya model pembelajaran seperti ini? kegiatan pertanian di SMK pastinya tidak akan memberikan pengalaman belajar yang holistik. Pengetahuan dan keterampilan pertanian yang dimiliki siswa bagaikan serpihan puzzle yang sangat sulit dirangkai menjadi satu pemahaman dan pengalaman yang utuh. Dunia pertanian yang diharapkan menjadi salah satu sektor penting pendukung perekonomian melalui keterlibatan generasi mudah menjadi tidak akan menarik. Tidak menjanjikan. Tidak memberikan prospek masa depan. Jika sudah demikian, jangan harap SMK pertanian akan menarik bagi calon siswa.

Lalu bagaimana seharusnya dilakukan? Nah, itu tadi. Proyek agrowisata harus dijalankan secara terpadu dalam bingkai kurikulum. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi satu unit kegiatan agrowisata wisata harus melibatkan semua kompetensi kegiatan pertanian, mulai dari proses perencanaan kelayakan usaha pertanian (mapel kewirausahaan), pemetaan lahan (kejuruan), pengolahan lahan (kejuruan), pembibitan (kejuruan), pemeliharaan (kejuruan), penen hasil (kejuruan), pengolahan hasil pertanian, sampai pada proses pemasaran. Dalam perencanaan agrowisata, guru harus sudah menetapkan goal-nya, yaitu hasil panen dan turunannya. Jadi bukan lagi hanya sebatas unit-unit kompetensi. Bahkan lebih dari itu, keterlibatan mata pelajaran lain harusnya diperkuat, misalnya mapel biologi dalam pengamatan tanaman dan hama pengganggu. Materi dimulai dari studi lapangan kemudian di diskusikan dan dikonfirmasikan dengan konsep dan teori. Bukan sebaliknya dari teksbook ke lapangan. Demikian juga mapel lain, seni misalnya, harusnya terlibat dalam menilai keindahan.

Yang terpenting dalam hal ini, guru harus dapat mengelola pembelajaran secara kreatif, inovatif, dan produktif. Kolaborasi menjadi kunci, karena guru harus dapat menyesuaikan kompetensi-kompetensi yang telah terdistribusi ke setiap guru kejuruan, jadwal, dan semester. Mungkin guru harus bermusyawarah untuk mengatur dan menata ulang program pembelajarannya. Bagaimanapun fakta sudah membuktikan, kompetensi dan produktivitas siswa tidak mengalami peningkatan yang signifikan selama proses pembelajaran mengikuti alur konvensional selama ini. 

Sudah saatnya pendekatan baru dilakukan. Melalui program agrowisata, meskipun satu rangkaian kegiatan melibatkan semua kompetensi. Namun unit-unit kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap siswa masih dapat diamati dan diassesmen setiap saat. Sehingga guru tidak perlu ragu atau bingung dalam memberikan penilaian. Mungkin konsep yang saya maksudkan ini sejalan dengan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, arts and Mathematics). STEAM merupakan pendekatan yang bertujuan mempercepat keterampilan dan pengetahuan siswa yang paling relevan di masyarakat saat ini. Tentu saja pertanian adalah keterampilan dan pengetahuan yang paling relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan pendekatan STEAM siswa belajar memanfaatkan pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan praktis sekaligus menumbuhkembangkan kemampuan mengolah dan menyajikan bentuk dan rupa lain yang menarik dan indah, serta cakap dalam berhitung dan pengetahuan sejenis.  

Ketiga, agrowisata juga merupakan kegiatan yang senapas dengan kegiatan kewirausahaan. Khususnya wirausaha dibidang pertanian. Bidang pertanian harus memberikan peluang usaha yang relevan dengan kebutuhan siswa. Oleh sebab itu, agrowisata tidak hanya menjadi sarana pembelajaran teknis usaha pertanian, tetapi lebih dari itu menjadi satu paket pembelajaran kewirausahaan yang utuh dan berbasis pada produk. Saya pikir teaching factory adalah konsep yang paling linier pada kegiatan kewirausahaan, khususnya dibidang pertanian. Sebagaimana kita ketahui bahwa teaching factory (tefa) merupakan konsep pembelajaran berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan dunia usaha dan industri saat ini. Kegiatan pertanian sudah semestinya berorientasi pada bisnis usaha pertanian. Sehingga usaha pertanian dan kegiatan wisata menjadi satu konsep yang paling mungkin untuk wujudkan. 

Syukur, jalan menuju pada cita-cita mewujudkan agrowisata ini sudah bergerak. Tim kerja sudah terbentuk. Ada dua tim pendukung, yaitu tim manajemen dan tim teknis. Tim manajemen berfungsi sebagai tim koordinasi yang tugasnya mengatur tata kelola pemanfaatan lahan secara umum. Sifatnya administratif,  koordinatif, dan suporting. Sementara tim teknis berfungsi menangani program secara teknis mulai dari perencanaan, pemetaan lahan, penataan lahan, penyiapan lahan, pembibitan, penanaman sampai pada kegiatan pasca panen. Tim teknis adalah guru kejuruan dibidang pertanian. Merekalah yang paling memahami hal-hal teknis yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan usaha pertanian. Sementara tim pendukung dapat memberikan saran atau advis berkaitan dengan aspek keindahan, menyamanan, dan keamanan.

Semoga saja segera terwujud. 

 

Rabu, 20 Juli 2022

LBG?

Workshop Lingkar Belajar Guru (LBG) sebagai program mandatori atau wajib yang di laksanakan oleh PGRI provinsi Sulawesi Tengah. Insya Allah kegiatan ini akan dilanjutkan pada tingkat kabupaten khususnya cabang sebagai basis kegiatan. 

LBG merupakan program yang dirancang bersama antara PB PGRI dengan Education Internasional (EI) sebagai upaya meningkatkan kompetensi dan kapasitas guru di tingkat cabang dan ranting PGRI.  

EI sendiri adalah organisasi pendidikan global atau dunia. Anggotanya kurang lebih 2,7 juta di seluruh dunia. PGRI sendiri merupakan satu-satunya organisasi guru di Indonesia yang terafiliasi dengan EI.


Keanggotaan EI antara lain JTU Jepang, AEU Australia, dll. 

LBG hakekatnya sebuah forum diskusi PGRI tingkat cabang dan ranting. Melalui forum tersebut, diharapkan lahir program PGRI yang berbasis pada kebutuhan belajar anggota. 

Dalam narasi ketua PGRI provinsi Sulawesi Tengah, LBG bertujuan memformulasikan berbagai isu ditingkat cabang yang di koordinir oleh pengurus kabupaten.

Ibu ketum menegaskan LBG harus mampu meng-empower anggota diakar rumput sehingga mereka dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, dan pandangan mereka secara tegas, lugas, kepada para pemangku kepentingan di lingkungannya. Namun harus tetap sopan dan santun. 


Itulah sebabnya LBG dihadiri oleh pengurus kabupaten dan pengurus cabang. Pengurus cabang sebagai pelaku utama LBG, sedangkan pengurus Kabupaten sebagai koordinator lapangan. 

Namun tidak semua provinsi, kabupaten atau cabang mendapat kesempatan mengikuti program ini. Mungkin terkait budget atau regulasinya begitu. 

Saat ini PGRI yang mendapat kesempatan dan beruntung adalah PGRI Kota Palu, Kabupaten Poso, dan Kabupaten Tolitoli.


LBG dibiayai oleh PB PGRI dan EI. LBG dilaksanakan dari tgl 19 s. d 21 Juli 2022 di Swiss bell hotel Palu. 

Narasumber pada kegiatan ini berasal dari para lead organizer PGRI dan EI diantaranya mas Wijaya (saat ini sedang studio S3 di Korea), ibu Dian dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Idrus dosen Untad Palu, perwakilan EI, dll. 

Besar harapan kita, program ini benar-benar menjadi program strategis dan bermakna yang dapat diandalkan dalam melayani kebutuhan anggota PGRI. 

PGRI harus berbuat nyata kepada anggota, dan anggota harus merasakannya secara riil, bukan hanya retorika. Setidaknya itu tekad kita semua. 


#hiduppgri

#hidupguru

#solidaritas

Senin, 06 Juni 2022

Duka Guru

 Tiba-tiba telpon berdering. Pak Asri. "Assalamu'alaikum, pak Mul ada berita duka ini, ibu Samsidar meninggal dunia barusan" Suara lirih pak Asri diujung telpon. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. 

Yah, hari ini keluarga besar guru kembali berduka. Ibu Samsidar guru Agama di SMK Negeri 1 Tolitoli meninggal dunia. Beliau menghembuskan napas terakhir pukul 21.00 WITA minggu malam, tanggal 5 juni 2022.

Sejak tiga bulan terakhir almarhumah menderita sakit. Maaf saya tidak akan menceritakan sakitnya apa. Kami ingin menjenguk tetapi dia menolak. Entahlah, mungkin tidak ingin merepotkan. Sampai akhirnya berita duka itu datang. Kami semua begitu kehilangan. 

Ibu Samsidar guru Agama Islam. Masih cukup mudah, usia beliau sekitar 49 tahun. Dedikasi almarhumah di dunia pendidikan sangat tinggi. Dalam kondisi sakit pun beliau masih berusaha melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. 

Beliau juga guru yang ramah, sabar, dan suka berbagi. Sering kali kami menikmati makanan kecil yang di bawanya dari rumah. Sudut ruang Guru yang terletak disisi kanan pintu masuk menjadi tempat paporit kami berkumpul. Sendah gurau atau sekedar ngobrol ringan soal aktivitas mengajar sering kami lakukan di sana.

Beliau selalu terlibat pembicaraan, karena di sanalah tempat duduknya. Sepasang meja dan kursi di sudut ruang guru menjadi tempat nyaman baginya. Raut wajah yang selalu ceria dan senyumnya yang tulus membuat kami tertipu. 

Kami tertipu, karena kami tak tahu kalau dia ternyata menyimpan luka dan duka untuk dirinya sendiri. Bodohnya kami, naifnya kami atas semua sikapmu yang begitu baik dan normal. Maafkan kami yang tidak bisa memahamimu apalagi membantumu dari sakit yang kau derita selama ini. 

Kini tempat itu telah sepi membisu dari derai tawa dan senyum manismu. Tidak ada lagi jajanan kecil yang biasa kau bawah sekedar menggoda selera makan sahabatmu. Semua sudah berakhir, namun kenangan tentang dirimu tetap abadi dihati dan pikiran sahabat-sahabatmu. 

Upacara persemayaman yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tengah menandai akhir dari pengabdiannya di dunia. Pak Baharuddin, S. Pd , KTU dinas pendidikan menengah wil VI Buol dan Tolitoli bertindak sebagai pembina upacara. Pemimpin upacara dari personil satpolpp. Sahabat guru dengan seragam PGRI mengambil barisan di depan sebagai peserta upacara. 

Saya bertugas membacakan riwayat hidup singkat almarhumah. Saya bersyukur bisa mengambil bagian dalam upacara penghormatan terakhir untuknya. Setelah sambutan keluarga dan penyerahan jenazah kepada pihak Pemda, upacara dilanjutkan dengan pembacaan sambutan gubernur sulteng. 

Suasana duka menyelimuti para pelayat yang hadir. Suasana haru makin terasa saat mata tertuju pada seorang gadis belia yang tertunduk sedih seakan menahan beban yang demikian berat. 

Almarhumah meninggalkan 4 orang putra. Satu-satunya perempuan adalah gadis belia berumur 20 tahun. Masih kuliah. Semester 4 di universitas Tadulako. Dia juga anak tertua. Tiga adiknya semua laki-laki. Satu kuliah di Universitas yang sama. Sementara dua adik lainya masih sekolah di SMP dan SD. Kini mereka telah yatim. 

Pemakaman almarhumah dilaksanakan di pekuburan keluarga. Di desa sabang. Kurang lebih 20 km dari rumah duka di perumahan BTN Nabila Tolitoli. Kami mengantar almarhumah sampai pekuburan. 

Sebelumnya almarhumah di shalatkan di Masjid desa sabang yang jaraknya tidak jauh dari lokasi pemakaman. Alhamdulillah, jumlah jamaah yang ikut shalat jenazah cukup banyak. Saya tidak ikut. Terlambat. Padatnya kenderaan yang turut mengantar membuat sebagian pelayat tidak dapat melaksanakan shalat jenazah. 

Kini almarhumah telah kembali ke haribaan Tuhannya. Hanya untaian doa yang dapat kami panjatkan. Semoga almarhumah, ibu Samsidar, S. Ag., M. Pd. I mendapat tempat yang membahagiakan, dilapangkan kuburnya, dan semua amal ibadahnya mendapat ganjaran pahala disisi Allah SWT amiin. 





Kamis, 26 Mei 2022

Menjaga Komitmen CGP

Kesepakatan peran CGP dan KS seiring perjalanan program PGP akan terus diperbaiki. Kesepakatan ini penting karena menjadi salah strategi yang efektif untuk membantu CGP melakukan tranformasi perubahan di sekolah. Mengapa efektif? karena kesepakatan adalah jalan bersama atau jalan kompromi yang telah terpilih dari sejumlah jalan berliku dan terjal yang umumnya dihadapi oleh CGP. 


Semakin nyata dan operasional kesepakatan yang dibuat bersama dengan KS, maka semakin mudah CGP mewujudkan rencana perubahan yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, kesepakatan akan terus kita perbaiki dan sempurnakan.

Kita juga telah menyepakati bahwa salah satu strategi penting dalam mewujudkan harapan dan mengurangi kekhawatiran adalah komitmen maka teguhkan hati, luruskan niat, dan yakinkan bahwa menjaga komitmen adalah amanah yang tidak saja berdimensi horisontal (antar manusia) tetapi lebih dari itu komitmen adalah janji kita kepada Allah SWT Tuhan yang maha kuasa (berdimensi vertikal). 


Tidak ada perjalanan yang mudah, semua pasti penuh dengan tantangan dan jalan terjal. Tapi saya juga yakin CGP bukan guru kaleng-kaleng. CGP adalah guru pilihan yang sudah terseleksi secara ketat. Tidak ada sedikitpun keraguan pada diri saya dan bahkan masyarakat umumnya bahwa CGP terpilih karena kualitas dan bukan karena undian. Sehingga tantangan apapun yang hadir sepanjang perjalanan PPGP ini, CGP pasti mampu mengatasinya. 

CGP tidak perlu meremehnya diri dengan pandangan-pandangan skeptis yang melemahkan program PPGP. Memang tidak ada yang sempurna karena kita manusia bukan sang Khalik yang Maha paripurna. Namun kita manusia normal yang memiliki kesadaran bahwa dibalik ketidaksempurnaan itu justru terdapat hikmah bahwa setiap diri perlu dan wajib memperjuangkan kesempurnaan itu. Itulah visi dan untuk itulah tujuan hidup manusia ada. 


Coba tanya diri kita masing-masing, layakkah kita bekerja, layakkah kita berjuang, layakkah kita berprestasi, layakkah kita mengajak orang lain mencapai kebaikan jika semua yang ada di muka bumi ini telah dibuat sempurna oleh Tuhan. Tidak ..... kita tidak layak berjuang, kita tidak layak lagi bekerja, kita tidak layak lagi mencari kebaikan, kita tidak layak lagi melakukan apapun jika semuanya sudah sempurna. 

Jadi, ketidaksempurnaan adalah jalan yang sediakan oleh Tuhan untuk kita. Ketidaksempurnaan adalah triger untuk memacu setiap orang untuk berjuang menemukan yang terbaik dalam hidupnya, dan ukuran kebaikan itu adalah kebermanfaatan. Rasulullah bersabda “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad). 

Program pendidikan guru penggerak adalah salah satu jalan untuk menjadi bermanfaat bagi manusia lainnya, maka bersungguh-sunggulah menjalaninya. Maka jadilah CGP yang visioner yang selalu berikhtiar dengan nalar kritis dan kreatifitas.


Buang pikiran negatif, tumbuhkan pikiran positif, luruskan niat untuk memberikan kebaikan pada murid kita tercinta. Mereka adalah masa depan kita, mereka adalah investasi kita dunia dan akhirat. Keselamatan kita dan bangsa ini di masa depan akan sangat bergantung pada doa-doa terbaik mereka. Oleh sebab itu beri mereka bekal yang relevan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. mereka harus kuat, mereka harus menjadi generasi emas bangsa ini di bawah lindungan Allah swt. 

Allah SWT di dalam Alquran, Surat An-Nisa ayat 9 berfirman, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Guru Besar Agama Islam IPB Bogor, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS, ketika menjelaskan makna ayat di atas mengatakan bahwa, lemah yang dimaksudkan dapat menyangkut  beberapa hal. “Yang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah,  ilmu, dan ekonominya, Generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik (murid)” (Sumber: Republika.co.id).

Berpijak pada komitmen bersama di bawah kesadaran atas perintah sang Kuasa, mari bangun semangat dan motivasi intrisik. Amanah telah dipikulkan dipundak sebagai CGP, maka jadilah CGP yang layak sebagai calon pemimpin pendidikan. CGP calon kepala sekolah, CGP calon pengawas, CGP bahkan calon instruktur dan calon pemimpin birokrasi pendidikan. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Tidak ada kesempatan yang sama datang dua kali, maka kesempatan yang ada wajib dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 

Kerjakan tugas dengan visi untuk memberikan perubahan, dan bukan sekedar menyelesaikan tanggungjawab program. Berpikir dan bertindaklah ideal, karena berpikir dan bertindak ideal pun belum tentu sempurna hasilnya. Apalagi lagi berpikir dan bertindak apa adanya atau ada apanya. Materi itu penting, tetapi bukan segala-galanya. Motivasi karena materi pun cenderung dangkal dan relatif singkat bertahan. Tumbuhkan niat tulus dan ikhlas untuk kebaikan bersama, itulah visi sejati seorang CGP.

Lakukan refleksi (muhasabah), karena refleksi adalah jalan terbaik untuk memperbaiki diri. Kelemahan dan kekuatan yang teridentifikasi melaui proses refleksi menjadi jalan dan arah meningkatkan performa. Siklus perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi sejatinya adalah putaran roda kehidupan agar kita menjadi lebih baik. 

Allah swt sendiri berfirman dalam surah Al-Mulk ayat 2 "Allah yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di atara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Mahas Perkasa lagi Maha Pengampun". Jadi jelas Tuhan menghendaki kepada umatnya untuk selalu memperbaiki amalnya, dan bukan hanya banyak amalnya. 

Hasil kerja yang baik adalah buah dari usaha yang sungguh-sungguh yang berpijak pada komitmen yang kuat dan visi yang jauh ke depan. Langkah awal baru saja dijejakkan, waktu 6 bulan bukan waktu singkat. Dibutuhkan niat ikhlas, motivasi, komitmen, kerja keras dan usaha cerdas dengan nalar kritis dan kreatifitas untuk mewujudkan perubahan yang fundamental di sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya.

Jangan lupa negosiasi, komunikasi, dan kolaborasi menjadi pelumas dalam memuluskan setiap usaha transformasi perubahan di sekolah agar sekat-sekat dan gesekan kepentingan dapat di atasi secara mulus dan lancar. Berusaha, berikhtiar dan berdoa patut dilakukan agar panen hasil belajar menjadi maksimal.

#tergerakbergerakbergerak

#semangatkelasB5.49

Jumat, 20 Mei 2022

Koordinasi Fasilitator, PP, dan CGP angkatan 5

Sejak dibuka secara resmi oleh mendikbud pada tanggal 18 Mei 2022, kegiatan calon guru penggerak angkatan 5 tahun 2022 secara resmi telah berjalan. Salah satu daerah yang mendapat kesempatan pada PGP angkatan 5 tahun ini adalah Kabupaten Tolitoli. Angkatan 5 adalah angkatan pertama di daerah kami. Berbeda dengan daerah tetangga, mereka telah mendapat PGP pada angkatan ke-4. Tapi kami bersyukur, akhirnya bisa berpartisipasi pada program guru penggerak.

Dari grup WA yang sengaja dibuat oleh pak Sutrisno. Saya tahu bahwa hari ini akan ada pertemuan koordinasi Fasilitator, PP, dan CGP angkatan 5. Pertemuan di gagas oleh Fasilitator pak Sutrisno. Pertemuan dilaksanakan secara virtual dengan aplikasi gmeet. Melalui koordinasi virtual diharapkan sinergitas dan peran masing-masing aktor pendukung PGP dapat berjalan lancar. 

Dalam program guru penggerak ada beberapa aktor yang terlibat. masing-masing aktor memiliki peran sendiri-sendiri. Saya bersama 4 teman lainnya, pak Gafar, pak Amri, pak Hasbullah, dan Ibu Anna Mulyana kebetulan mendapat kepercayaan sebagai pendamping CGP. Masing-masing PP akan mendampingi 5 orang CGP. Saya sendiri mendapat mitra CGP yang terdiri dari Wici Trawilya, Ismi Daulika Qalbi, Murniaty, Asri, dan Julvian Fredy.

Tugas PP menjadi mitra belajar bagi CGP sekaligus memberikan pendampingan individu ketika melaksanakan aksi nyata di sekolah masing-masing. Rencananya metode pendampingan dilakukan dengan teknik coaching. Melalui teknik coaching, CGP diharapkan dapat menggali potensi diri secara optimal dalam menyelesaikan tantangan tranformasi perubahan di sekolah masing-masing. Sebulan sekali CGP akan melaksanakan lokakarya untuk melakukan presentasi hasil aksi nyata mereka. Kegiatan lokakarya didampingi oleh PP dan di koordinasikan oleh dinas terkait.

Pak Sutrisno membuka petemuaan koordinasi dengan memperkenalkan diri. Dari proses perkenalan saya ketahui kalau pak Sutrisno berasal dari pemalang Jawa Tengah. Pak Sutrisno berbeda pulau dengan kami. Namun berkat kemajuan teknologi, jarak, waktu, dan tempat bukan masalah. Pak Sutrisno yang nun jauh di Pemalang dapat memimpin jalannya rapat koordinasi baik dengan peserta yang semuanya ada Tolitoli Sulawesi Tengah. Satu di pulau Jawa dan satunya di pulau Sulawesi. Ya, bencana covid-19 dinilai turut berperan dalam percepatan transformasi teknologi di dunia pendidikan, setidaknya begitulah yang saya ketahui dari media.


Pak Sutrisno mempersilahkan semua peserta, PP dan CGP memperkenalkan diri. Sebenarnya sebagian besar kami sudah saling mengenal satu dengan lainnya. Selain karena satu daerah yang tidak begitu luas, banyak juga di antara CGP dan PP yang berasal dari sekolah yang sama. Saya sendiri, ibu Anna Mulyana, pak Asri, dan pak Badwi berasal dari SMK Negeri 1 Tolitoli. Sementara pak Amri, dua orang lainnya berasal dari SMA Negeri 1 Tolitoli. Hanya beberapa peserta saja yang mungkin masih belum saling mengenal.

Meski demikian kami semua tetap memperkenalkan diri dengan sedikit profil tempat tugas, terutama para CGP yang akan kami dampingi. Ternyata dari perkenalan tersebut diketahui ada beberapa CGP yang telah mengalami mutasi dari tempat tugas awal saat mendaftar dan dinyatakan lulus CGP ke tempat tugas baru. Memang belum lama ini beberapa kepala sekolah dan guru di daerah kami telah mengalami mutasi. Hal ini sudah biasa terjadi, mungkin juga di daerah anda, terutama pasca pilkada. 

Ini sudah menjadi ritual pilkada, sepertinya tidak sah atau kurang apdol kalau tidak melakukan mutasi pasca pilkada. Alasannya bisa macam-macam, bisa untuk penyegaran, promosi, tapi juga bisa motif lain. Sebenarnya itu tidak masalah karena salah satu kewenangan pemerintah daerah adalah mengatur tata kelola guru. Mutasi merupakan bagian dari proses tata kelola guru. 

Namun yang menjadi masalah adalah ada sejumlah kepala sekolah yang telah melakukan pendaftaran seleksi PSP (Program Sekolah Penggerak), telah lulus tahap 1 dan sedang menunggu kelulusan tahap 2 atau tahap terakhir juga terkena mutasi. Jika misalkan kepala sekolah yang telah dimutasi tersebut dinyatakan lulus sekolah penggerak, bagaimana nasib kelulusannya? apakah mereka sekolah mereka yang lama tetap menjadi sekolah penggerak? lalu bagaimana dengan kepala sekolah yang telah mengikuti tahapan seleksi? hanya pihak kementerian yang mengetahui.

Kita berharap semoga semua program yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dari pusat maupun di daerah bisa berjalan seiring, bersinergi, dan saling menguatkan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan kewenangan kuat yang melekat pada masing-masing pihak jika tidak berjalan seiring sepenanggungan, maka akan memberikan kerugian yang besar kepada semua pihak, terutama masyarakat sebagai penikmat layanan pendidikan.   


Dalam koordinasi itu, sebetulnya tidak ada materi khusus yang dibahas. Kami hanya mendiskusikan hal-hal yang sekiranya perlu diketahui dan dilakukan lebih awal sebelum memasuki kegiatan belajar mandiri atau kegiatan berikutnya. Pak Sutrisno selaku fasilitator membuka forum diskusi dan memberi kesempatan kepada peserta pertemuan untuk menyampaikan pertanyaan maupun pernyataan.  

Ibu Anna mendapat kesempatan pertama untuk bertanya. Bu Anna menanyakan soal fitur penilaian di LMS. Pada waktu pembekalan kami memang sempat mendapatkan informasi soal tugas PP dalam kaitan dengan penilaian terhadap CGP. Tetapi setelah kami menelusuri menu-menu di LMS, kami belum menemukan menu khusus melaporkan atau menuliskan hasil penilaian. 

Saya tidak terlalu yakin, namun saya merasa ada sedikit perbedaan antara tampilan LMS waktu pembekalan dengan tampilan LMS setelah menjadi PP. Pak Sutrisno hanya mengajurkan kami agar banyak-banyak mengeksplorasi secara mandiri LMS nya biar semakin familier dan memahami fungsi dan tujuan setiap menu yang ada di LMS. Pak Fadli salah CGP dari SMK Negeri 1 Galang malah bertanya soal kemungkinan jika CGP tidak lulus. 

Dengan tersenyum pak Sutrisno yang bersahaja memberikan jawaban bahwa setiap CGP harus dapat menyelesaikan seluruh program kegiatan dengan baik. Menurut pak Sutrisno CGP dinyatakan lulus jika minimal mendapat nilai 70 atau predikat cukup. Pak Sutrisno juga sempat menayangkan bahan presentasi yang berisi antara informasi tentang proporsi penilaian antara PP dan Fasilitor. Pak Asri termasuk salah satu CGP yang paling aktif bertanya. Beliau termasuk guru yang berpengalaman. Di sekolah kami beliau menjabat sebagai wakasek kurikulum. Disamping itu beliau juga perna mengikuti materi kurikulum merdeka sebagai salah satu materi wajib SMK PK.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WITA, saatnya shalat ashar. Karena dirasa semuanya sudah cukup, maka pak Sutrisno menawarkan rapatnya di tutup. Hal-hal lain yang sekiranya perlu di ketahui, dapat disampaikan melalui grup WA yang telah ada. Alhamdulillah akhirnya rapat koordinasi hari itu ditutup oleh pak Sutrisno. 

Kami berdoa semoga seluruh rangkaian kegiatan PGP mulai dari lokakarya orientasi, LK 1 sampai dengan LK 7 dan Pendampingan Individu dapat berjalan lancar. CGP yang berjumlah 25 orang dan merupakan wakil guru terbaik juga diharapkan benar-benar dapat melakukan transformasi perubahan menuju pendidikan yang lebih baik berdasar nilai-nilai filososfi Ki hajar Dewantara dalam mewujudkan profil pelajar pancasila yang berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, mandiri, bernalar kritis, kreatif, berkebinekaan global, dan bergotong royong 


Berpikir Ideal Bertindak Rasional

Dalam beberapa kali pertemuan atau rapat dewan guru dan staf sering terungkap kata idealisme. Diksi ini diungkapkan biasanya ketika ada peserta rapat yang mencoba mengkritik atau memberikan saran atas suatu sikap, pandangan atau tindakan yang menjadikan aturan atau norma ideal sebagai rujukan. Sementara sikap dan pandangan tersebut dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan atau kebutuhan praktis pragmatis. 

Kira-kira alasan yang di sering disampaikan adalah "anda terlalu idealis, hal yang Anda ungkapkan itu benar, tapi itu idealnya. Kenyataan dan fakta di lapangan hal itu tidak mungkin di terapkan. Kalau diterapkan dampaknya akan sangat besar, siapa yang mau tanggung jawab? 

Coba lihat saja dilema ini kata teman saya. Anda ingin menetapkan kkm sesuai kondisi siswa atau daya dukung sekolah yang dihitung secara ideal, kemudian misalnya di peroleh kkm 61 apa akibatnya ? hampir dapat dipastikan nilai yang diperoleh siswa akan dominan berada disekitar 61. Lalu apa masalahnya?

Jika rata-rata pencapaian siswa hanya 61, maka hal yang akan terjadi :

1. nama baik sekolah akan turun, 

2. siswa akan mengalami kendala saat mendaftar pada posisi tertentu yang mensyaratkan nilai inimal 70, 

3. siswa kesulitan masuk perguruan tinggi pavorit, 

4. kepala sekolah akan dianggap tidak berhasil, serta dampak lainnya 

Jadi, kesimpulannya tidak mungkin idealisme dilakukan di sekolah karena hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan praktis. Idealnya siswa harus mencapai kompetensi minimal, tetapi kebutuhan praktisnya harus jauh di atas kompetensi minimal. 

Idealnya mengisi evaluasi diri sekolah harus sesuai dengan kondisi di lapangan, tetapi kebutuhan praktisnya sekolah harus bernilai baik agar pimpinan dan guru dianggap benar-benar sudah bekerja, jadi isi saja yang baik-baik. 

Idealnya siswa yang tidak memenuhi syarat kenaikan kelas, tidak naik kelas. Tetapi kebutuhan praktisnya sekolah ingin dianggap berhasil dan tidak ingin mendapat tantangan dari ortu atau kehilangan siswa (calon siswa tidak berminat masuk), jadi naikkan saja semua. 

Idealnya setiap jurusan di SMK on off sesuai kebutuhan dunia kerja. Tetapi kebutuhan praktisnya  guru kejuruan membutuhkan jam pelajaran, jika tidak, guru kejuruan dan bahkan mungkin guru umum akan kehilangan pekerjaan. 

Pada konteks ini idealisme seolah-olah digambarkan sebagai sesuatu yang mustahil diwujudkan. Idealisme hanya sebuah angan-angan dan mimpi. Bahkan idealisme sering direpresentasikan sebagai pemanis kata atau retorika para pembicara termasuk para pejabat. Sementara di garda terdepan hampir tidak mungkin di wujudkan. 

Pandangan ini melahirkan dua sisi yang cenderung berseberangan. Tidak jarang diantara keduanya terjadi debat panjang yang menguras emosi dan perasaan. Orang yang selalu berusaha mengikuti nilai dan norma secara ketat senantiasa dinisbatkan sebagai orang yang terlalu idealis. Mereka seakan-akan tidak hidup di bumi. 

Sementara kenyataan atau realisme adalah kondisi kekinian yang harus segera di penuhi. Oleh sebab itu, nilai dan norma ideal bisa saja dilanggar jika dianggap menghalangi kebutuhan saat ini. Orang idealis kadang-kadang dianggap tidak berperasaan. Sedangkan motif dan pertimbangan utama kebutuhan praktis adalah emosi dan perasaan. Bukankah mengabaikan sikap ideal motif utamanya adalah rasa kasihan? 

Tapi benarkah idealisme sesuatu yang mustahil di sekolah. Benarkah idealisme mutlak berseberangan dengan kepentingan praktis pragmatis? 

Idealisme adalah pemikiran yang berfokus pada cinta terhadap nilai-nilai tertentu, termasuk kepercayaan, dan mengubah semua hal abstrak sebagai cita-cita tujuan, visi, dan misi yang diperjuangkan. Dalam KBBI setidaknya ada tiga pengertian idealisme. Namun saya mengutip yang lebih relevan dengan konteks pembahasan ini, yaitu idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita menurut patokan yang dianggap sempurna. 

Berdasarkan pengertian di atas maka idealisme merupakan perwujudan dari sikap dan padangan seseorang yang senantiasa di dasarkan pada nilai dan norma yang disepakati. Nilai dan norma yang disepakati dalam hal ini dapat berbentuk undang-undang, peraturan, juknis, maupun norma umum yang berlaku di sekolah maupun masyarakat. 

Kalau demikian adanya maka guru idealis itu pada hakekatnya adalah guru yang baik karena selalu berusaha mengikuti aturan. Guru idealis mengikuti aturan bukan tanpa alasan dan atau taklid buta. Tetapi aturan dan norma diikuti atas kesadaran moral yang berpandu pada pemikiran rasional sehingga melahirkan keyakinan akan kebenaran tujuan dari aturan atau norma yang disepakati. 

Sebut saja misalnya soal kkm 60 dan 65, kita yakin penetapan kkm itu rasional karena yang penting sebetulnya bukan soal kkm nya, tetapi kompetensi yang direpresentasikan oleh nilai kkm. Apalah gunanya nilai tinggi misalnya 90, tetapi fakta kompetensi sebenarnya adalah 50. 

Angka hanya indikasi. Angka bukan tujuan. Namun bagi pandangan realis angka menjadi penting karena menjadi syarat tertentu. Sementara kompetensi yang mengisi angka menjadi tidak penting lagi. Maka jadilah angka-angka itu dipermak sesuai kebutuhan praktis saat itu. Ini juga berlaku pada aspek lainnya. Jadi kecenderungan penyelesaian dengan cara instan telah menjadi kebiasaan yang terus berulang dan akhirnya dianggap suatu kebenaran. 

Pertanyaan nya, mana yang lebih penting kebutuhan praktis atau kebutuhan ideal dalam jangka panjang. 








Kamis, 19 Mei 2022

Idealisme Kok Jadi Masalah

Suatu ketika saya mengikuti rapat dewan guru yang dilaksanakan oleh sekolah kami. Pada rapat itu dibahas banyak hal termasuk soal KKM (kriteria ketuntasan minimal). KKM kita semua sudah paham merupakan batas kompetensi minimal yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik pada suatu mata pelajaran atau kompetensi dasar tertentu. Batas minimal ini di wujudkan dalam bentuk angka atau nilai hasil belajar misalnya 70, 75, atau lainnya.

Diskusi menjadi seru ketika saya mulai memberikan pandangan yang berbeda dengan arus pandangan umum peserta rapat. Setidaknya ada dua hal pokok yang disampaikan yang menurut saya pada konteks itu tidak tepat adanya. 

Yang pertama adalah soal waktu penetapan KKM. KKM baru mau ditetapkan menjelang rapat kenaikan kelas. Padahal KKM idealnya ditetapkan di awal tahun ajaran dan disampaikan kepada siswa sebagai "kontrak belajar". Tujuannya tidak lain agar siswa dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik karena menyadari ada target belajar yang harus dipenuhi. 

Yang kedua adalah soal nilai KKM. Nilai KKM sebelum terbitnya panduan penilaian hasil belajar dan pengembangan karakter pada SMK ditentukan dengan prosedur tertentu dan mempertimbangkan 3 indikator, yaitu intake siswa, daya dukung, dan kompleksitas materi. Dengan menggunakan skala tertentu, nilai KKM kompetensi dasar dan KKM mata pelajaran ditentukan. 

Namun setelah terbitnya panduan penilaian tersebut yang diikuti oleh terbitnya edaran direktur pembinaan SMK tanggal 17 Januari 2019, maka semua SMK di Indonesia baik negeri maupun swasta wajib menggunakan panduan penilaian hasil belajar dan pengembangan karakter pada SMK tersebut. Perintah tersebut tegas sebagaimana tertulis pada point 5 surat edaran direktur pembinaan SMK nomor 0820/D5.3/TU/2019.

Salah satu perubahan mendasar pada panduan tersebut adalah soal penetapan nilai KKM. Dalam hal ini KKM tidak lagi dihitung berdasarkan kriteria atau indikator tertentu sebagaimana sebelumnya. Tetapi sudah ditetapkan dengan batasan sebagai berikut: untuk mata pelajaran adaptif dan normatif nilai KKM adalah 60. Sedangkan untuk mata pelajaran kejuruan adalah 65 (Panduan penilaian SMK hal.56)

Nah, disinilah debat seru yang memunculkan diksi idealisme itu muncul. Saya mengingatkan peserta rapat agar tidak perlu menetapkan KKM baru, karena KKM sudah ditetapkan oleh pemerintah. Apalagi sudah ada ketegasan dari bapak direktur soal kewajiban mengikuti panduan. Namun anehnya saran tersebut mendapat perlawanan cukup keras. 

Lalu ketika ditanya mengapa mereka begitu khawatir dengan KKM 60 dan 65 yang ditetapkan dalam panduan?. Alasannya cukup menyentuh sisi emosional, yaitu:

  1. Jika mengikuti KKM 60 dan 65 dikhawatirkan nilai siswa akan rendah. 
  2. Jika nilai siswa rendah, maka siswa akan mengalami masalah ketika masuk perguruan tinggi. 
  3. Masa depan siswa akan terganggu karena tidak dapat mendaftar pada jabatan tertentu yang mensyaratkan nilai minimal 70, 75, atau 80.
  4. Nama baik sekolah akan jatuh, dan seterusnya
Dari diskusi panas ini akhirnya saya paham bahwa KKM tidak semata-mata menjadi batas minimal pencapaian kompetensi. Tetapi lebih dari itu telah KKM dimanfaatkan sebagai instrumen "pendongkrak" nilai siswa. Kompetensi tidak lagi penting, yang penting adalah nilainya tinggi. Maka jadilah jorjoran penetapan nilai KKM yang setinggi-tingginya. Nilai KKM yang tinggi bahkan menjadi semacam representasi mutu sekolah. Sekolah yang tinggi KKM nya berarti sekolah yang bermutu. Sementara sekolah yang KKM nya rendah di anggap kurang bermutu.

Saya berusaha mempertahan pandangan saya tentang pentingnya mengikuti panduan penilaian yang baru, justru dianggap terlalu ideal. Idealnya memang mengikuti aturan, tapi kenyataannya itu tidak dapat diterapkan. Kalau diterapkan maka nilai siswa akan rendah, dan seterusnya akan berdampak pada penilaian mutu sekolah. Demikian kira-kira alasan mereka yang mempertahankan KKM di atas 65 seperti selama ini dilakukan. 

 

 


Rabu, 11 Mei 2022

Serba-Serba Pasca Liburan

Alhamdulillah, akhirnya hari ini saya bisa sekolah juga. Ini hari pertama sekolah di kota kami. Beda dengan di Jakarta atau kota-kota lain dari berita saya ketahui liburnya di tambah. Alasannya untuk memberikan dispensasi kepada pemudik yang terjebak macet. Kota kami memang belum mengenal macet. Kalau pun macet, itu hanya terjadi di pasar-pasar tertentu dan dihari-hari tertentu saja. Macetnya pun tidak berjam-jam seperti di Jakarta. Paling banter 10 sampai 15 menit. Bukan karena jalannya yang luas, tetapi memang karena volume kenderaannya yang relatif sedikit. Namanya juga kota kecil.

Kota Tolitoli (Taman Kota di Malam Hari)

Sebenarnya awalnya saya tidak yakin bisa ke sekolah, maklum empat hari kemarin kaki saya benar-benar sakit. Mungkin asam urat saya lagi naik. Waktu lebaran sulit sekali menghindar dari makanan pantangan. Rendang daging, opor ayam ditambah dengan burasa atau soko tumbu sudah menjadi hidangan wajib yang tidak perna ketinggalan di hari lebaran. 

Burasa dan soko tumbu adalah makanan khas hari lebaran di sulawesi. Jika bukan hari lebaran, biasanya kita juga jarang menemukannya. Kedua makanan ini umumnya mengandung santan yang menjadi salah satu pemicu penderita asam urat seperti saya. Apalagi jika ditambah lauk dari rendang atau sate. Jadi deh asam uratnya ...he...he

Pagi-pagi saya sudah siap dengan seragam dinas keki. Sarapan nasi goreng buatan istri juga tidak bisa menunggu lama. Saya ingin cepat-cepat ke sekolah. Selain ingin hadir lebih cepat di hari pertama juga maunya bisa segera bersalam-salaman dengan semua rekan guru dan staf di SMK negeri 1 Tolitoli.

Selama masa libur lebaran kami memang belum dapat saling berkunjung. Ada yang mudik, ada pula yang sibuk dengan kerabat dan keluarga dekatnya masing-masing. Kami sendiri, sejak hari pertama sampai hari ketiga lebaran lebih memprioritaskan bersilaturahmi ke keluarga di Kampung. Kebetulan di sana terdapat makam orang tua, jadi bisa sekaligus ziarah ke makam bapak yang ada di kampung.

Di hari ketiga lebaran sebenarnya kami sekeluarga sudah sampai di rumah. Jarak antara kampung dengan kota tempat kami tinggal memang relatif dekat. Dari desa Lakuan ke kota Tolitoli hanya butuh waktu perjalanan kurang dari 3 jam. Oleh sebab itu, ketika sampai di rumah saya sudah merencanalan untuk langsung bersilaturahmi ke tetangga dan ke rekan-rekan kerja. Tapi sayang seribu sayang, tiba-tiba kaki saya sakit. Ditunggu sampai hari berikutnya malah semakin sakit. Alhasil acara silaturahmi yang sudah direncanakan batal.

Syukur dihari pertama sekolah, kaki sudah sedikit bisa berkompromi. Pagi-pagi saya sudah mengatur rencana bersama istri. Kami berbagi kenderaan. Maklum istri juga harus masuk sekolah dan bersilaturahmi dengan teman-temannya.

Istri menggunakan motor beat dan saya kebagian motor lain yang kebetulan dititipkan oleh keluarga yang mudik ke Ambon. Motornya kempes sejak semalam. Belum lagi bensinnya sudah sekarat. Tapi itu bukan masalah, kebetulan bengkel motor juga hanya beberapa meter dari rumah.

Saya berangkat duluan dari istri menuju bengkel. Di bengkel saya harus menunggu karena pemilik bengkel sedang keluar. Selang beberapa saat pemilik bengkel datang juga. Alhamdulillah ban motor langsung ditambal.

Tambal Ban di Bengkel

Tidak menunggu lama setekah ban motor siap saya langsung meluncur. Tetapi tidak langsung ke sekolah. Saya berbelok dulu ke pompa bensin karena bensin motor juga hampir habis. Pagi itu pompa bensin masih cukup sepi. Hanya beberapa motor dan dua mobil yang sedang antri.

Sekilas saya mengamati situasi. Saya berharap menemukan jenis pertalile. Tapi sepertinya pertalite habis, yang ada hanya pertamax. Apa boleh buat daripada tidak ada, biarlah pertamax saja.

Siapapun sudah maklum pertamax jauh lebih mahal dari pertalite. Pertamax adalah jenis BBM non subsidi memang disediakan untuk golongan menengah ke atas. Saya jadi berpikir apakah saya termasuk golongan menengah atas? Ah dari pada berpikir yang tidak- tidak saya ambil antrian saja. Kebetulan antriannya hanya sedikit, jadi mengisih BBM bisa lebih cepat.

Suasana Spot Pengisian BBM Khusus Motor

Saya bergegas ke sekolah. Suasana sekolah masih belum terlalu ramai. Kami masih menerapkan PTM terbatas. Siswa yang hadir hanya 50% dari jumlah yang ada. Menurut Pak Asri sebagai wakasek kurikulum untuk PTM normal menunggu kebijakan baru dari dinas pendidikan. Guru dan pegawai sekolah baru sebagian yang hadir. Mungkin yang lain masih diperjalanan. Suasana pagi itu cukup cerah. Beberapa siswa terlihat sedang membersihkan ruang kelas mereka.

Di kaki lima ruang TU saya lihat bapak kepsek duduk di kursi panjang. Belaiu duduk santai sambil memainkan HP ditangan. Tidak ada guru atau staf yang menemani. Setelan kemeja biru lengan panjang nampak kontras dengan dinding  putih disebelahnya. Saya mendekati beliau, berjabat tangan dan mengobrol sejenak. Selanjutnya saya izin ke ruang TU menyalami teman-teman guru dan staf yang ada diruang itu. Kebetulan ada juga daftar hadir yang harus ditanda tangani sebagai bukti kehadiran di hari pertama sekolah.

Senang rasanya bisa kembali bertemu sahabat dan sesama rekan kerja setelah libur hampir dua minggu lamanya. Saya amati sekeliling sekolah siapa tau ada rekan lain yang belum sempat saya salami. Ada kumpulan motor terparkir di depan ruang guru. Saya pikir mereka mungkin ada ruang guru. Benar saja, mereka ternyata sedang asyik mengobrol di ruangan itu.

Sepertinya ada topik menarik yang sedang mereka diskusikan. Pak Asri dan pak Badwi sebagai wakasek juga ada di ruang guru di temani oleh beberapa orang guru lain. Saya menyalami mereka satu persatu. Belum ada proses pembelajaran hari ini kata pak Asri. Beliau adalah waka kurikulum. Menurutnya hari ini digunakan untuk membenahi kelas agar besok sudah siap digunakan. Jadi cukup banyak waktu untuk berbagi cerita pasca liburan.

Suasana Ruang Guru SMKN 1 Tolitoli

Pagi itu topik pembicaraan di dominasi oleh peristiwa mengejutkan yang menimpa seorang dokter. Kebetulan dokter itu kakak rekan guru di sekolah kami, yaitu ibu Faradila. Bukan hanya sekedar kakak dari rekan guru, tetapi pak dokter yang nahas ini pernah menjadi mitra sekolah saat pembukaan jurusan kesehatan di SMK Negeri 1 Tolitoli. Beliau adalah dr Faisal. Dokter Faisal masih memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan sekolah kami. Dokter Faisal diketahui menghilang setelah sebelumnya diduga mengalami kecelakaan di antara desa Lingadan dan Kapas Kecamatan Dakopemean Kabupaten Tolitoli.

Peristiwa ini menjadi misteri karena dokter Faisal yang diduga mengalami kecelakaan justru tidak ditemukan di lokasi kejadian. Padahal motor warna silver yang beliau gunakan dan beberapa barang serta dokumen pribadi ditemukan berserakan di TKP. Lokasi kejadian juga bukan lokasi yang sulit karena letaknya di pinggir jalan poros Tolitoli Buol. Tim pencari sudah melakukan pencarian. Tim TNI-Polri, BNPB dan SAR dibantu oleh para relawan dan masyarakat sekitar terus memperluas area pencarian, tetapi jejak dan tanda-tanda keberadaan sang dokter belum menemui titik terang.

Lokasi Kecelakaan dr.Faisal di Desa Lingadan

Peristiwa yang cukup heboh ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat umum, tetapi paranormal dan orang pintar juga menjadi penasaran dan turut menawarkan jasa pencarian dengan cara yang tidak biasa. Berbagai ritual sudah dilakukan baik yang mistis maupun yang bernuansa relegius. Hilangnya sang dokter dengan cara yang cukup misterius memunculkan spekulasi keterlibatan makhluk astral yang mendiami lokasi kejadian. Batu besar yang letaknya tidak jauh dari lokasi kejadian menjadi sasaran ritual dan pencarian berbau mistik. Mereka menduga makhluk tak kasat mata yang mendiami batu besar turut berperan atas hilangnya sang dokter. Namun ini pun belum menemukan hasil.
Batu Besar di sekitar Lokasi Kejadian
Apa pun usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak kita berharap keberadaan dokter Faisal segera ditemukan dalam keadaan sehat-walafiat. Tentu pihak keluarga, terutama istri dan anak-anak beliau sangat berharap keberadaan sang dokter segera di ketahui. Kita do'akan mereka agar senantiasa diberi kekuatan dan kesabaran menghadapi cobaan berat ini.

Pembicaraan kami seputar peristiwa hilangnya dr Faisal tidak lepas dari keanehan dari peristiwa kecelakaan itu. Mulai dari tempat kejadian yang tidak terlalu ekstrim. Posisi kenderaan yang bertentangan dengan arah dugaan perjalanan pak dokter, sampai pada perjalanan pak dokter yang dikabarkan membawa puluhan juta uang yang akan disumbangkan kepada korban banjir.

Berbagai spekulasi bermunculan, diantaranya soal kemungkinan terjadinya perampokan yang diikuti penculikan dan lain-lain. Namun semua itu belum dapat dipastikan. Spekulasi lain yang mengusik nalar sehat adalah dugaan jika sang dokter spesialis radiologi ini disembunyikan oleh makhluk astral yang mendiami batu besar tidak jauh dari TKP. Spekulasi yang mengundang banyak paranormal ini banyak bermunculan di seputar peristiwa dan bahkan turut mewarnai upaya pencarian.

Peristiwa ini mendominasi pembicaraan warga Tolitoli saat ini. Selain karena kejadiannya yang dianggap cukup anehjuga karena sosok sang dokter memang sangat di kenal luas oleh masyarakat. Beliau bukan dokter biasa, belai adalah dokter ahli radioligi satu-satunya di Kabupaten Tolitoli. Lebih dari itu, beliau dikenal sebagai dokter yang alim dan sangat dermawan.

 Tidak sedikit kegiatan keagamaan yang mendapat santunan dari beliau. Termasuk pada malam kejadian itu beliau berangkat seorang diri dengan tujuan untuk menyerahkan sumbangan pribadi beliau kepada korban banjir di desa Lingada dan desa Kkapas. Namun sepulang dari desa Lingadan peristiwa nahas itu terjadi.

Kami pun larut dalam pembicaraan itu. Entah bagaimana tiba-tiba pembicaraan kami beralih ke soal obat. Waktu itu pak Haya menyinggung soal obat ginjal dan penyakit lainnya. Dari pengalaman beliau, jenis obat tanaman yang belum di ketahui namanya itu cukup mujarab. Karena penasaran, kami akhirnya bersepakat untuk mencari obat tersebut ke tempat dimana pak Haya perna menemukannya.

Kami berempat menumpang mobil pak Asri, saya sendiri pak Asri, pak Haya, dan pak Badwi berangkat ke lokasi tanaman. Mobil avanza warna merah maron meluncur mulus di jalan aspal menuju desa kalangkangan. Hanya kurang dari 15 menit kami sudah sampai ditujuan. Kebetulan tanaman tersebut tepat berada  disisi jalan sebelah kanan kami. Dilihat posisinya, sepertinya tanamannya sengaja dipelihara karena berada di pekarangan orang. Tadinya kami berpikir itu adalah tanaman liar.

Saya turun lebih dahulu untuk memastikan. Pak Haya yang mengamati dari balik kaca mobil memastikan bahwa itulah tanaman yang dimaksud. Akhirnya kami berempat turun dari mobil. Tepat disamping bangunan toko sembako bahkan kami menemukan serumpun tanaman yang sama yang masih sangat mudah. Tanaman tersebut tumbuh subur disamping pondasi bangunan.

Tanaman Obat (Bunga Telur)

Kami mengamatinya lebih dekat. Ternyata keberadaan kami mengundang perhatian pemilik toko. Tetapi bukannya mencegah kami, malahan beliau menawarkan bantuan untuk menggali tanaman tersebut.

Pak Haya menjelaskan bahwa tanaman itu berkhasiat menghilangkan rasa sakit. Caranya pun terbilang sederhana karena cukup dibakar dan isinya dikeruk lalu ditempelkan ke pinggang. Insya Allah SWT jika dilakukan beberapa kali sakitnya akan hilang.

Berkat bantuan pemilik tanaman kami berhasil membawa pulang beberapa pohon untuk ditanam kembali dan digunakan. Semoga tanaman ini benar-benar memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkan. Demikianlah pengalaman masuk sekolah di hari pertama. Semoga besok, di hari kedua kami sudah bisa melaksanakan tugas mengajar sebagai mana biasanya.

Minggu, 13 Februari 2022

Jarak titik ke titik

Jarak didefenisikan (diartikan) sebagai lintasan terpendek yang menghubungkan dua titik atau obyek. Pengertian tersebut dapat gambarkan sebagai berikut:

Begini penjelasannya: ada 3 lintasan atau garis yang menghubungkan dua persegi di atas, yaitu garis a, garis b, dan garis c. Lalu, manakah jarak dari ke dua persegi di atas? Jawabannya adalah garis b. Mengapa garis b? karena garis b adalah lintasan terpendek atau garis terpendek dibandingkan garis a atau c.  

Dengan demikian, jika anda diminta melakukan pengukuran dua obyek atau benda apapun, dan anda diminta menentukan jarak diantara keduanya, maka apa yang anda lakukan? yah, mencari ukuran terpendek yang menghubungkan dua titik pada kedua benda atau obyek tersebut.

Pada pembahasan ini, kita akan mencoba mengidentifikasi atau menyelediki (mengamati) jarak antara dua titik pada bangun ruang. Bangun ruang yang paling sederhana yang dapat kita jadikan contoh adalah kubus. Perhatikan gambar berikut:
Pada kubus ABCD.EFGH di atas, kita dapat menentukan jarak berbagai titik, tentu saja yang paling sederhana jarak antara titik A ke B, jarak antara titik B ke C, atau jarak antara titik B ke H, atau titik lain yang dapat kita tentukan sendiri atau berdasarkan permintaan soal atau masalah yang diberikan. 

Sekarang, jika anda diberikan soal atau masalah jarak, apa yang anda lakukan? Jawabannya, setidaknya anda harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Gambar terlebih dahulu kubus yang diterangkan dalam soal. Pastikan anda memberi nama setiap titik sudut pada kubus dengan benar (A, B, C, ...)
  2. Gambar atau lukis garis yang menunjukkan jarak yang dimaksud
  3. Tuliskan atau jelaskan bahwa garis yang anda lukis adalah jarak titik ke titik, misalnya AB = jarak titik A ke titik B. Hal ini bertujuan agar fokus pengamatan dan pencarian diarahkan ke garis tersebut
  4. Kumpulkan informasi yang dapat anda manfaatkan untuk menentukan panjang garis atau jarak yang sudah anda tentukan. Termasuk dalam hal ini mengamati bentuk bangun yang terbentuk. Umumnya dalam bentuk segitiga siku-siku, segi tiga sama kaki, segi tiga sama sisi, atau lainnya. Sangat disarankan agar segitiga atau bangun datar spesifik (khusus)  yang teridentifikasi (teramati) dari gambar jarak di lukis atau digambar ditempat lain. Hal ini bertujuan memudahkan anda melakukan pengamatan dan perhitungan jarak secara lebih akurat. Cara ini juga bertujuan, agar anda dapat memilih cara mana yang paling efektif atau paling mudah dalam menentukan panjang jarak dimaksud.
  5. Langkah selanjutnya anda tinggal menghitung sesuai alternatif penyelesaian yang anda pilih, misalnya dengan rumus pythagoras, perbandingan segitiga, sifat-sifat segitiga sama sisi atau sama kaki, atau cara lain yang anda kuasai.
Untuk lebih jelasnya, ada baiknya anda cermati contoh berikut ini. 

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 9 cm. 
  1. Tentukan jarak titik A ke B
  2. Tentukan jarak titik A ke C
  3. Tentukan jarak titik B ke H
Berdasarkan langkah-langkah di atas, maka untuk menyelesikan masalah di atas dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Menggambar kubusnya


  • Lukis garis AB, AC, dan BH, maka hasilnya sebagai berikut

  • AB = jarak titik A ke titik B, AC = jarak titik A ke titik C, BH = jarak titik B ke titik H












Pengajar Praktik

Pengajar praktik guru penggerak adalah pendamping guru penggerak yang berperan sebagai pembagi praktik baik pembelajaran, melakukan evaluasi, dan memberikan umpan balik (feed back) kepada calon guru penggerak selama masa pendidikan berlangsung (kurang lebih 9 bulan). Pengajar praktik menjadi salah satu komponen penting dalam program pendidikan guru yang sedang dijalankan oleh kemendikbud selain fasilitator, instruktur, dan pelatih ahli.

Proses seleksi untuk menjadi pengajar praktik dilakukan setidaknya dalam 3 tahap yang dimulai dari seleksi tahap 1, menulis essay seputar pengalaman baik yang telah dilakukan dalam mendorong atau mempengaruhi ekosistem pendidikan di daerah atau di sekolah masing-masing. Selanjutnya jika dinyatakan lulus, calon pengajar praktik berhak mengikuti seleksi tahap 2, praktik mengajar dan wawancara. Berikutnya seleksi tahap 3 yang dilaksanakan dalam bentuk pembekalan atau pelatihan, dan jika lulus pada tahap ke-3 barulah calon pengajar praktik berhak menyandang status Pengajar Praktik Guru Penggerak.

Alhamdulillah, tentu dengan takdir dan kekendak-Nya saya telah berhasil melalui dua tahapan seleksi calon pengajar praktik pada angkatan kelima. Hal ini secara resmi disampaikan melalui surat dari kemendikbud, direktur jenderal guru dan tenaga kependidikan nomor 0330/B3 /GT.03.15 /2022 tertanggal 10 Februari 2022. Ini adalah momentum yang sangat baik dan menggembirakan untuk dapat berpartisipasi dalam program peningkatan kualitas pendidikan melalui program guru penggerak yang sedang berjalan saat ini. 



Ada lima orang dari Kabupaten Tolitoli yang dinyatakan lulus seksi tahap dua, sedangkan satu orang dinyatakan belum lulus. Lima calon pengajar praktik yang dinyatakan lulus terdiri dari dua orang guru SD, satu guru SMA, dan dua orang guru SMK. Kebetulan dua guru SMK tersebut berasal dari sekolah yang sama dan mata pelajaran yang sama, yaitu guru SMK Negeri 1 Tolitoli dan mengajar mata pelajaran matematika. Keduanya merupakan pengurus MGMP Matematika SMK Kabupaten Tolitoli, ketua dan bendahara. Saya hanya berpikir, mungkinkah jejak digital kami turut berkontribusi dalam kelulusan ini? mengingat ibu Anna dan saya sendiri memang cukup aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan diri, terutama saat pandemi melanda dunia.

Saya hanya berharap, semoga pada proses pembekalan, yang dinyatakan sebagai bagian dari proses seleksi tahap 3, kami berdua bisa menyelesaikannya degan baik. Sehingga apabila nanti diberikan kepercayaan untuk membantu sesama rekan guru dalam pelatihan calon guru penggerak, kami dapat berkontribusi secara nyata dalam mencapai visi misi program guru penggerak, menggerakkan ekosistem sekolah melakukan perubahan signifikan menuju kualitas pendidikan yang lebih baik. Semoga Allah swt meridhoi, amiin.

Wassalam
Muliadi
Tolitoli, 13 Februari 2022

Sabtu, 12 Februari 2022

Kurikulum Prasmanan


Empat jenis kurikulum yang dapat diterapkan oleh sekolah saat ini. Setiap sekolah berhak memilih kurikulum mana yang akan diterapkannya, termasuk tetap memilih menerapkan kurikulum 2013. Sekolah dapat membuat riset kurikulum mana yang lebih produktif, lebih bermanfaat, yang kemudian dapat menerapkannya sebagai pilihan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya. Empat kurikulum tersebut adalah:

1. Kurikulum 2013

2. Kurikulum darurat

3. Kurikulum prototipe

4. Kurikulum Merdeka

Lalu apa bedanya? kurikulum 2013 adalah kurikulum yang telah berjalan beberapa tahun terakhir. Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum KBK yang menekankan pada penguasaan kompetensi. 

Disaat pandemi menyerang yang kemudian menyebabkan sekolah harus melakukan pembelajaran daring, maka keluarlah kurikulum darurat sebagai salah satu solusi atas hadirnya berbagai masalah pembelajaran di masa pandemi. Lalu apa itu kurikulum darurat ? Kurikulum darurat adalah kurikulum 2013 yang disederhanakan dengan "memangkas" atau mengurangi sejumlah materi pelajaran dan menyisakan materi-materi inti dan esensial. Hal ini dilakukan agar beban pelajaran bagi siswa maupun guru bisa lebih ringan, namun lebih fokus dan mendalam.

Setelah kurang lebih dua tahun menjalani kurikulum darurat, kemendikbud kemudian meluncurkan kurikulum prototipe. Lalu apa itu kurikulum prototipe? kurikulum prototipe pada hakekatnya adalah cikal bakal kurikulum merdeka yang disempurnakan dari kurikulum darurat yang telah berjalan selama ini. Jadi, tanpa disadari bagi sekolah yang telah memilih menerapkan kurikulum darurat selama pandemi, sebenarnya telah mencoba dan merasakan cita rasa kurikukum merdeka. 

Menurut mas menteri (kitapun mungkin merasakan) bahwa kurikulum 2013 yang telah berjalan selama ini kurang fleksibel. Guru tidak memiliki ke-leluasaan menata materi sesuai dengan kondisi pembelajaran yang dihadapi (kurang merdeka) karena beban pelajaran telah ditentukan perminggu, sehingga guru tidak memiliki kesempatan untuk memilih, fokus pada materi esensial atau memilih menguatkan materi pendukung (prasyarat). Yang terpikir bahkan bagaimana harus menyelesaikan materi secepat mungkin.

Pada peluncuran kurikulum merdeka belajar dan flatform merdeka mengajar mas menteri mengatakan bahwa "Materi kita kadang-kadang membosankan, kurang beragam. Guru terlalu banyak tour guide untuk bisa mengembangkan pembelajaran kontekstual. Materi pembelajaran terlalu kaku, terlalu padat dan membuat banyak murid bosan," (sumber: detik.com)

Bagaimana dengan kurikulum merdeka? kurikulum merdeka adalah kurikulum 2013 yang disempurnakan. Kurikulum merdeka pada hakekatnya kurikulum 2013 yang disederhanakan agar lebih elastis atau fleksibel sehingga memberikan keleluasan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswanya. Karena lebih simpel, maka guru juga bisa lebih fokus pada materi inti dan esensial. Hebatnya lagi, dalam implementasinya kurikulum merdeka belajar telah mengakomodir pemanfaatan teknologi digital sebagai supporting dalam kemerdekaan mengajar yang disebut Platform Merdeka Mengajar 

Masih menurut mas materi Platform merdeka mengajar ini adalah perangkat tehnologi yang dapat membantu guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Platform ini diharapkan dapat berkembang menjadi suatu platform yang bukan hanya berisi materi dan konten dari kementerian, tapi juga dari guru. Prinsipnya dari guru dan untuk guru. melalui aplikasi guru-guru dapat saling membantu, berkolaborasi, dan berbagi pengalaman dalam menerapkan kurikulum merdeka dan belajar menjadi pengajar yang lebih baik. Bagaimana keren kan?

Jadi, inilah kurikulum prasmanan kita, mau kurikulum 2013 yang kaya akan materi pelajaran, tetapi kurang fleksibel, atau memilih kurikulum darurat yang lebih sederhana, tetapi masih mengadopsi struktur kurikulum 2013, artinya belum fleksibel, atau menerapkan kurikulum merdeka yang lebih simpel, fleksibel, dan didukung oleh platform merdeka mengajar. Anda adalah usernya, anda adalah penikmatnya, silahkan pilih sesuai selera anda. Merdeka memilih adalah kemerdekaan sejati😊😊

Wassalam

Muliadi, M.Pd

Tolitoli, 12 Februari 2022

Selasa, 25 Januari 2022

RKJM, PETA JALAN apa bedanya?

Sehari kemarin, tepatnya senin 24 Januari 2022 kami mulai menyusun RKJM dan turunannya. Rencananya kegiatan yang dibertajuk "Workshop penyusunan RKJM, RKT, dan RAKS SMK Negeri 1 Tolitoli" akan berlangsung selama 3 hari. Banyak hal yang tidak lazim dalam pandangan saya tentang tata cara atau praktek penyusunan RKJM ini. Mulai dari judul acaranya (seperti tertulis di atas) sampai bagaimana kegiatan ini berjalan. 

Niatnya kegiatan ini adalah menyusun RKJM sekolah yang akan berlaku mulai tahun 2022 s.d 2025. Tetapi judulnya bertema "Workshop", sehingga lebih bernuansa pelatihan ketimbang menghasilkan produk berupa RKJM, RKT maupun RKAS. Pertanyaannya, bukankah menyusun RKJM atau peta jalan (road map) adalah sesuatu yang sudah "biasa" bagi sebuah sekolah? Apalagi bagi sekolah yang sudah mendapat status SMK PK. 

Namun, tiba-tiba saya tersadar. Mungkin judul "Workshop" itu ada benarnya juga. Mengingat latar belakang gagasan gencarnya proses penyusunan RKJM tahun ini, dilatar belakangi oleh surat edaran dinas pendidikan, yang baru menyadari bahwa titik lemah pendidikan itu ternyata berada di level "top manajemen sekolah". Tidak main-main, sampai-sampai di latarbelakangnya, surat tersebut menyebutkan secara tegas dan gamblang penyebab rendahnya mutu pendidikan. 

Anda dapat membaca sendiri. Saya sengaja mengambil potongan isi edaran tersebut agar anda menjadi paham bahwa saya tidak berlebihan.


Bagi saya, temuan ini tidak begitu mengejutkan. Dari praktek pengelolaan sekolah yang saya rasakan, saya lihat, dan saya alami, kelemahan pada aspek manajemen itu sangat nyata. Apalagi saya beberapa tahun terakhir selalu menjadi tim penyusun RAPBS. Draf RAPBS nya jadi, tetapi tak satupun dari RAPBS yang disusun tersebut di sahkan sebagai APBS yang berlaku dan menjadi rujukan kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksinya. 

Saya bahkan sering terlibat dalam diskusi cukup "panas", karena ingin mengingatkan manajemen sekolah bahwa RAPBS itu berbeda dengan APBS. RAPBS masih mengandung diksi "Rencana". Artinya belum tentu berlaku dan dijalankan sebagai pedoman. Kata rencana akan hilang apabila RAPBS itu sudah disahkan yang dibuktikan oleh surat keputusan perberlakuan yang dikeluarkan oleh kepala sekolah. Tetapi nasehat ini, nyatanya tidak dipahami oleh top manajemen sekolah. Entah ini suatu "kedunguan" atau suatu "kecerdasan" yang sengaja ingin mengambil manfaat dari kondisi tersebut. Yang pasti, praktek-praktek manajemen sekolah sebagaimana yang diamanatkan oleh MBS tidak berjalan optimal.

Saya benar-benar penasaran, risau dan gelisah (judul lagu lawas kali ye ...he...he) melihat kondisi "choatic" itu yang kemudian mendorong saya menuliskan kekacauan-kekacauan tersebut dalam beberapa tulisan, seperti "Rem, gas, dan akal sehat "driver" lembaga pendidikan". Lalu "Gagal merencanakan, sama dengan merencanakan kegagalan", dan sebuah pentigraf yang berjudul "Negeri Aneh". Tulisan-tulisan itu semuanya mewakili pikiran dan keresahan tentang pengelolaan sekolah yang ...... 

Tadinya saya ragu, apakah pandangan saya itu obyektif atau subyektif semata, sampai terbitnya surat edaran yang membenarkan kondisi itu. Hingga saya bepikir, apakah mereka membaca tulisan saya? Namun setidaknya masalah kelehaman manajemen ini bukan hanya sekedar rumor, tetapi telah menjadi sebuah fakta, yang akhirnya melahirkan kebijakan yang mendorong dan mengawal setiap sekolah untuk menyusun RKJM dan turunannya.

Begitu bersemangatnya keinginan menyusun RKJM ini, sehingga membuat sekolah yang sudah menyusun PETA JALAN pun masih harus menyusun RKJM. Pertanyaannya lagi, apa bedanya PETA JALAN dengan RKJM bagi sebuah lembaga atau entitas? Lalu apakah lazim sebuah entitas atau lembaga menjalankan dua pedoman dalam satu waktu? mulai aneh lagi...

Maaf, tulisan ini belum selesai