Pages - Menu

Rabu, 25 Oktober 2023

Seberapa Penting SOP bagi Guru?

*Seberapa Penting SOP bagi guru*? 
Muliadi
Apa itu SOP atau standar operasional prosedur?
SOP adalah prosedur kerja baku yang harus dilakukan oleh profesional seperti guru. 

Menurut (Kusumaningrum, 2019) Bagi dunia kerja, Standard Operating Prosedure (SOP) adalah petunjuk bagi pegawai untuk melaksanakan pekerjaan dengan standar yang telah di tetapkan. 

SOP adalah serangkaian instruksi atau langkah kerja yang menggambarkan pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi.

Bekerja sesuai SOP memastikan bahwa prosedur kerja telah dilakukan dengan yang benar. Pekerjaan yang dilakukan sesuai SOP bahkan dapat menjadi garansi terhadap mutu produk yang dihasilkan. Alasannya sederhana, proses kerja yang baik dan benar akan lebih berpeluang mewujudkan hasil kerja bermutu. Dalam sebuah ungkapan sering disebut "hasil tak akan menghianati prosesnya". 

Guru sebagai pekerja profesional merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap komplain masyarakat atas berbagai keputusan yang dibuatnya. Tidak jarang komplain tersebut berujung pada tindakan kekerasan. Masyarakat atau penggguna layanan yang tidak puas biasanya akan melakukan protes. Tidak jarang protes mereka cukup keras, jika keputusan itu dianggap merugikan. 

Kekerasan yang terjadi terhadap guru sudah tidak terhitung lagi. Kekerasan tersebut dapat terjadi secara verbal maupun fisik. Pemicunya satu, karena tidak puas. 

Celakanya komplain masyarakat yang tidak puas atas keputusan yang dibuat oleh guru maupun institusi sekolah seringkali tidak dapat ditangkal hanya karena cacat SOP. Kelemahan prosedur kerja yang cenderung diabaikan selalu menjadi titik terlemah pihak sekolah atau guru ketika di komplain. 

Terbukti kalau ada yang protes atau melakukan "perlawanan balik" pihak sekolah atau guru kesulitan mempertahankan keputusan karena kalah argumen atau alat bukti pendukung. Akibatnya Guru maupun institusi sekolah yang awalnya begitu yakin dengan keputusannya, pada akhirnya lumer dan dibuat tak berdaya. 

Mengapa terjadi demikian? 
Ya itu, dari awal kita sudah terbiasa bekerja mengabaikan prosedur. Mengabaikan SOP. Termasuk diantaranya mengabaikan berbagai instrumen yang diperlukan seperti RPP, daftar hadir, catatan anekdot atau catatan harian guru, catatan pertemuan, notulen, foto, video, dan semua bentuk catatan yang diperlukan dalam sebuah proses kerja, padahal semua itu sangat relevan menjadi bukti bahwa kita telah bekerja sesuai SOP. 

Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa pelanggaran SOP selalu bermula dari pelanggaran administratif, misalnya tidak tersedianya instrumen rencana kerja (RPP) dan instrumen lain sebagai pendukung. Padahal ketika terjadi masalah, justru bukti adminsitrasilah yang menjadi pendukung pembuktian bahwa kita sudah bekerja sesuai prosedur. 

Sementara pelanggaran SOP secara teknis dapat disaksikan dari tidak adanya kepatuhan terhadap mekanisme dan prosesur kerja, baik yang dilakukan guru maupun siswa. Padahal pelanggaran ini bisa sangat fatal karena potensial menimbulkan kecelakaan kerja yang tidak perlu. 

Terlepas dari dampak hukum yang mungkin timbul dari pengabaian SOP, pekerjaan yang dilakukan tanpa kepatuhan SOP akan menurunkan kualitas kerja. Hal ini sesuai dengan penelitian Gilang Maulana (2019) yang menyatakan bahwa penerapan SOP memberikan pengaruh positif terhadap kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu kerja karyawan.  

Jika kualitas kinerja menurun, maka kepuasan pelanggan terhadap layanan akan menurun. Masalahnya, sepanjang pelanggan masih dapat memaklumi dan menerima kenyataan itu, maka selama itu pula akan aman-aman saja. 

Namun, ketika hal itu dipandang menggangu kepentingan mereka, maka semua bentuk kekurangan termasuk kelalaian dalam menerapkan SOP akan menjadi pintu masuk yang empuk untuk menyerang balik. Dalam banyak kejadian guru maupun institusi biasanya akan goyah pada keputusan yang sudah dibuat. Kalau sudah demikian, biasanya akan lahir kompromi-kompromi yang tidak masuk akal. Misal siswa yang tidak naik, terpaksa harus dinaikkan. Siswa yang sudah dikeluarkan, terpaksa harus diterima kembali. Dan masih banyak kompromi-kompromi yang sebetulnya tidak perlu dilakukan. 

Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk menghindar dari standar kerja yang sudah ditentukan. Jika SOP itu belum ada, maka guru atau sekolah harus berusaha secara optimal menyediakan SOP untuk setiap jenis pekerjaan. 

RPP adalah SOP guru yang wajib dibuat dan dipatuhi. Jika RPP sudah ditandatangani oleh guru dan kepala sekolah. Sepanjang RPP dilaksanakan sesuai rencana maka tidak ada celah bagi guru untuk diprotes dan diproses. 

Dalam kegiatan praktik, jobsheet atau panduan kerja adalah SOP yang wajib dibuat dan dilaksanakan. Semestinya tidak ada praktikum yang dilakukan guru bersama siswa jika tidak dipandu oleh Jobsheet. Praktek tanpa Jobsheet adalah pelanggaran fatal, karena Jobsheet tidak hanya memuat petunjuk dan standar mutu kerja, tetapi yang terpenting disana termuat standar keamanan dan keselamatan kerja. 

Jadi, jelaslah bahwa melaksanakan kerja profesional sebagai guru dengan SOP yang baik dan benar adalah keniscayaan dan sangat urgen. Memang SOP yang harus dipatuhi oleh guru cukup banyak. Sebut saja misalnya, SOP membuat soal ujian, SOP menangani siswa bermasalah, SOP PPDB, SOP pelaksanaan semester, dan SOP pekerjaan lainnya. 

Dalam banyak hal kita harus berprasangka baik bahwa semua akan baik-baik saja. Namun dalam beberapa hal mungkin akan lebih baik jika kita berprasangka buruk. Berprasangka buruk bahwa murid, orang tua, atau siapapun suatu saat akan protes atau komplain atas kinerja kita. Atas keputusan kita. Jika itu terjadi, maka seharusnya kita sudah siap karena semua sudah dilakukan dengan benar sesuai SOP. 

Galang, 25 Oktober 2023

Peluang dan Tantangan Kinerja

 Peluang dan Tantangan Kinerja Kita

Muliadi, M.Pd



Assalamualaikum war wab, selamat pagi, salamat sehat dan bahagia.

Izinkan saya menyampaikan rasa optimisme bahwa setiap orang, setiap guru memiliki peluang dan tantangan untuk mencapai target kinerja minimal yang sudah ditentukan yaitu 75% kehadiran di kelas. 

Peluang untuk memperbaiki itu tentu bergantung seberapa besar selisih kinerja minimal (75%) dengan kinerja kita saat ini, waktu yang tersedia (ujian semester), dan besarnya usaha yang kita lakukan.

MIsalnya guru K memiliki kinerja saat ini 60%, maka selisih dengan kinierja minimal (75% ) sebesar 75% - 60% = 15%. Selanjutnya, kapan ujian semester dilakukan, misalnya : 20 Nopember 2023, maka jumlah pertemuan yang mungkin dilakukan oleh guru K jika dihitung dari sekarang maksimal tinggal 4 kali pertemuan dengan asumsi 1 minggu 1 kali pertemuan. 

Jadi, jika usaha guru K dilakukan secara optimal artinya berusaha memenuhi pertemuan sebanyak 4 kali minimal, maka peluangnya untuk memperbaiki kinerja akan mencapai 11%. Dengan penambahan kinierja 11%, maka jumlah maksimal kinerja guru K sampai pada kegiatan semester dilakukan akan mencapai 60% + 11% = 71%. Artinya apa? artinya guru K tidak dapat mencapai kinerja minimal sampai akhir semester.

Lalu apa yang bisa dilakukan oleh guru K agar dapat memenuhi kinerja minimal sampai akhir semester? 

Guru K harus meningkatkan usahanya dengan cara menambah jumlah pertemuan minimal 6 pertemuan dengan rincian 4 pertemuan sesuai jadwal dan 2 pertemuan di luar jadwal (les tambahan).

Inilah peluang dan tantangan yang harus kita maksimalkan sebagai guru. Deklarasi kita sebagai guru ASN harus benar-benar kita pertanggungjawabkan kepada hati nurani kita sendiri, orang tua siswa, siswa, atasan sebagai penaggungjawab, masyarakat, dan pemerintah. 

Melihat kenyataan kinerja kita, sebagai profesional pasti kita akan mencari cara bagaimana bisa memenuhi tugas dan tanggungjawab itu secara optimal dari waktu yang tersisa. Kita tentu bukan pecundang yang pasti akan mencari alasan agar dapat memaklumi keadaan. 

Oleh sebab itu, saya mengajak kepada seluruh ASN maupun non ASN mari manfaatkan peluang yang kita miliki semaksimal mungkin. Hadapi tantangan yang ada dengan optimisme tinggi. Kita memang perlu profit, tetapi kita juga harus mampu memberikan benefit.


Selamat beraktivitas, selamat berjuang, sukses selalu

Galang, 25 Oktober 2023

Selasa, 12 September 2023

Pantun Bersyalawat: Kearifan Lokal Masyarakat Desa Binontoan, Kabupaten Tolitoli

 


Pantun Bersyalawat: Kearifan Lokal Masyarakat Desa Binontoan, Kabupaten Tolitoli

Kabupaten Tolitoli yang terletak di provinsi Sulawesi Tengah kaya akan budaya dan tradisi lokal. Salah satu kearifan lokal yang menonjol di Desa Binontoan Kabupaten Tolitoli adalah tradisi berpantun sambil bershalawat kepada Nabi. Pada tulisan ini selanjutnya disebut pantun bershalawat saja. 

Pantun bersyalawat adalah bentuk unik dari seni lisan yang menggabungkan dua unsur penting: pantun dan doa kepada Nabi Muhammad SAW. Pantun dalam konteks ini adalah puisi lisan yang terdiri dari empat baris, dengan setiap baris berisi dua bait berima. Sementara itu, doa atau pujian kepada Nabi Muhammad SAW adalah ungkapan rasa cinta, penghormatan, dan kerinduan kepada Nabi yang merupakan figur sentral dalam agama Islam. Kombinasi kedua unsur ini menciptakan seni berpantun dan shalawatan yang bukan saja menghibur tetapi juga memiliki makna yang dalam dan berharga bagi masyarakat desa Binontoan.

Pantun bersyalawat biasanya digunakan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari di desa Binontoan. Masyarakat setempat sering kali menggunakannya sebagai ekspresi rasa syukur, penghargaan, atau permohonan kepada Nabi Muhammad SAW. Misalnya, dalam perayaan Maulid Nabi atau acara-acara keagamaan lainnya, pantun bersyalawat akan dinyanyikan atau diucapkan sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi dan juga sebagai pengingat nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.

Selain itu, pantun bersyalawat juga sering digunakan dalam upacara adat dan acara keluarga. Saat pernikahan, pantun bersyalawat dapat digunakan untuk mengiringi prosesi pernikahan sebagai bentuk doa dan harapan untuk kebahagiaan pasangan pengantin. Dalam acara-acara keluarga, seperti pertemuan besar keluarga atau perayaan penting, masyarakat Binontoan juga sering menyanyikan pantun bersyalawat sebagai sarana untuk mempererat ikatan keluarga dan sebagai wujud rasa persatuan dalam tradisi mereka.

Pantun bersyalawat selain sebagai bentuk pengungkapan rasa terima kasih, penghargaan dan permohonan kepada Nabi Muhammad SAW, juga digunakan oleh masyarakat setempat sebagai media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan kritik, pesan maupun permohonan kepada para pejabat dan pemimpin daerah.. 

Suatu ketika di bulan Nopember 2022, di desa Binontoan dilaksanakan acara Halal bi Halal kerjasama PGRI Kecamatan Tolitoli Utara bersama masyarakat desa Binontoan. Pada acara tersebut  masyarakat desa Binontoan yang diwakili oleh para "penyair lokal" kemudian naik ke atas panggung dan mulai melantunkan shalawat kepada Nabi secara bersama-sama. Setelah dua sampai tiga kali lantunan shalawat, satu orang peserta dari kelompok itu kemudian membacakan pantun seirama dengan lantunan shalawat. 

Demikian seterusnya secara bergilir setiap orang yang ada dalam kelompok tersebut bergantian melantunkan pantun dan shalawat dengan irama yang khas. Pantun-pantun yang disampaikan pun syarat makna. Ada puji-pujian atas kehadiran bapak Bupati dan wakil Bupati Tolitoli. Ada pula pesan-pesan moral tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun tidak ketinggalan pula kritik atas beberapa ketimpangan yang dirasakan oleh masyarakat desa Binontoan, seperti ada tower yang berdiri tetapi tidak ada sinyalnya. Semua itu disampaikan dalam bentuk pantun bershalawat. Alih-alih pejabatnya tersinggung, yang ada malah tertawa gembira sambil berjanji untuk memperbaikinya. 

Begitu asyiknya tradisi berpantun bershalawat itu sampai-sampai bapak Bupati dan wakil bupati turut larut dalam suasana dan ikut pula membalas pantun yang ditujukan kepadanya. Termasuk pantun bernada kritik atas jaringan yang tidak kunjung membaik padahal tower sudah berdiri cukup lama.

Selain fungsi agama dan budaya, pantun bersyalawat juga memegang peran penting dalam melestarikan bahasa dan tradisi lisan desa Binontoan. Dengan menyampaikan pantun bersyalawat dari generasi ke generasi, masyarakat setempat menjaga bahasa dan kearifan lokal mereka tetap hidup. Hal ini juga membantu memperkuat identitas budaya mereka dalam kerangka yang lebih luas, yaitu budaya Indonesia yang beragam.

Pantun bersyalawat adalah bagian integral dari budaya masyarakat desa Binontoan, Kabupaten Tolitoli. Dengan menggabungkan unsur pantun dan doa kepada Nabi Muhammad SAW, pantun bersyalawat menciptakan ekspresi seni dan keagamaan yang unik. Pantun bersyalawat juga berperan dalam melestarikan bahasa dan tradisi lisan lokal, serta memperkuat identitas budaya masyarakat desa Binontoan. Keberadaannya adalah bukti kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam, yang harus kita lestarikan dan hargai sebagai warisan budaya yang berharga.









Minggu, 02 Juli 2023

Interkoneksi SMK Dengan Dunia Kerja

Oleh : Muliadi

Pendidikan kejuruan memainkan peran penting dalam mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar, interkoneksi antara SMK dengan dunia kerja menjadi semakin penting. Kolaborasi yang erat antara SMK dengan dunia kerja dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peserta didik, SMK, dan perusahaan.

Gambar ilustrasi

Salah satu tujuan utama SMK adalah memberikan keterampilan praktis dan pengetahuan yang relevan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Dengan tujuan seperti itu, kurikulum sekolah saja tidak selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang. Inilah mengapa interkoneksi SMK dengan dunia kerja menjadi sangat penting. Dunia kerja sebagaimana di atur dalam permendikbud nomor 50 tahun 2020 pasal 4 terdiri dari dunia usaha, dunia industri, BUMN/BUMD, Instansi pemerintah, dan lembaga.

 
Melalui kemitraan antara SMK dan dunia kerja, peserta didik dapat mendapatkan akses langsung ke pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk bekerja di bidang yang mereka pilih. Dunia kerja dapat berperan sebagai penyedia praktik kerja, menyediakan kesempatan magang bagi peserta didik, atau bahkan mengadakan program pembelajaran di tempat kerja maupun di sekolah. Ini memberikan peserta didik pengalaman praktis yang tidak dapat mereka dapatkan di dalam kelas. Kesempatan magang mempersiapkan peserta didik dengan keterampilan yang lebih relevan dan dapat diterapkan secara langsung di tempat kerja.

 
Di sisi lain, koneksi dengan dunia kerja juga memberikan manfaat bagi SMK secara kelembagaan. Melalui hubungan yang erat dengan perusahaan, SMK dapat mendapatkan wawasan industri terkini, yang dapat membantu manajemen SMK mengembangkan kurikulum yang lebih relevan dan memenuhi kebutuhan pasar kerja. Sehingga program penyelarasan kurikulum SMK dengan dunia kerja menjadi penting. Kolaborasi dengan perusahaan juga memungkinkan SMK untuk menyediakan program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, meningkatkan kualitas lulusan dan mengurangi kesenjangan antara keterampilan yang diminta oleh industri dan yang dimiliki oleh lulusan.

Gambar ilustrasi SMK

Dalam konteks ketenakerjaan, sebetulnya tidak hanya SMK yang memperoleh keuntungan dari kemitraan dengan dunia kerja. Interkoneksi SMK dengan dunia kerja sejatinya juga dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan atau pelaku usaha itu sendiri. Dengan berpartisipasi dalam pendidikan kejuruan, perusahaan atau pelaku usaha memiliki akses langsung ke bakat baru yang siap kerja. Mereka dapat memengaruhi kurikulum dan membantu mempersiapkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan atau lembaga terkait. Dengan membangun hubungan yang kuat dengan SMK, perusahaan atau pelaku usaha juga dapat mengurangi biaya pelatihan internal dan waktu yang diperlukan untuk mengintegrasikan lulusan baru ke dalam lingkungan kerja.

 
Pentingnya interkoneksi SMK dengan dunia kerja telah diakui di banyak negara. Banyak pemerintah, lembaga pendidikan, dan perusahaan telah bekerja sama untuk memperkuat hubungan ini melalui kemitraan formal dan program kolaboratif. Beberapa negara bahkan menerapkan kebijakan yang mewajibkan perusahaan untuk berpartisipasi dalam pendidikan kejuruan sebagai bentuk tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat.

Kita dapat belajar dari beberapa negara maju yang secara konsisten mengimplikasikan kebijakan mensinergikan antara pendidikan kejuruan dengan dunia kerja. Sebut saja misalnya, Jerman. 

Di Jerman, sistem pendidikan kejuruan sangat diakui dan dihargai. SMK di sana memiliki hubungan yang erat dengan dunia kerja melalui program dual system, di mana siswa SMK menghabiskan waktu setengahnya di sekolah dan setengahnya lagi bekerja di perusahaan mitra. Mereka mendapatkan pelatihan dan pengajaran yang relevan dengan dunia kerja, serta mendapatkan gaji selama masa pelatihan.

Singapura sebagai negara tetangga terdekat kita, tidak kalah dengan Jerman. Singapura memiliki sistem pendidikan vokasional yang terkenal dengan program polytechnic-nya. Program ini memberikan pendidikan yang fokus pada keahlian praktis dan mempersiapkan siswa untuk bekerja setelah lulus. Pemerintah juga bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk menyelenggarakan program magang bagi siswa SMK, di mana mereka belajar di sekolah dan juga bekerja di industri terkait.

Coba tengok ke Belanda. Di Belanda, SMK sangat terintegrasi dengan dunia kerja melalui program praktik kerja. Para siswa SMK menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sekolah untuk mempelajari teori dan kemudian mendapatkan pengalaman praktis bekerja di industri yang relevan. Banyak perusahaan juga turut serta dalam merancang kurikulum dan memberikan pelatihan kepada siswa SMK.

Demikian juga dengan Australia: Australia memiliki sistem pendidikan vokasional yang kuat melalui program TAFE (Technical and Further Education). SMK di Australia menawarkan berbagai program yang berfokus pada keahlian praktis dan bekerja sama dengan pihak industri untuk menyediakan magang dan kesempatan kerja langsung setelah lulus.

Di Swiss, SMK bahkan diakui sebagai jalur pendidikan yang setara dengan pendidikan akademis. SMK di Swiss menawarkan program praktik yang intensif di perusahaan mitra, di mana siswa akan menghabiskan waktu di sekolah dan waktu yang signifikan bekerja di tempat kerja. Program ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang dunia kerja dan mempersiapkan siswa untuk karir yang sukses setelah lulus.
 
Secara keseluruhan, interkoneksi SMK dengan dunia kerja adalah langkah penting untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dalam dunia kerja yang terus berubah. Kolaborasi yang erat antara SMK kejuruan dan dunia kerja dapat memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi peserta didik, lembaga pendidikan, dan perusahaan. Dengan memastikan keterhubungan yang kuat antara dunia pendidikan dan dunia industri, kita dapat menciptakan tenaga kerja yang siap bersaing dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Rabu, 28 Juni 2023

Menyikap Perbedaan Idul Adha

Merayakan hari raya idul adha adalah suatu kegembiraan bagi setiap keluarga muslim. Idul Adha adalah hari raya terbesar kedua setelah idul fitri. Hari raya ini disebut juga hari raya idul qurban karena pada hari itu umat muslim melaksanakan ibadah qurban yaitu menyembeli hewan qurban sebagaimana yang telah di contohkan oleh Rasulullah Muhammad saw. 

Perhatikan perintah Allah swt berikut ini:

"Dan bagi tiap-tiap umat kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya, dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah." (QS: Al-Hajj: 24)

Perintah berqurban sendiri bermula dari peristiwa yang di alami oleh nabi Ibrahim as dan putranya Ismail. Suatu peristiwa besar yang menggambarkan tingginya kualitas iman sebuah keluarga. Ayah dan putranya, yang mendapat perintah untuk menyembeli putra tercinta dan satu-satunya, yaitu Ismail as. Namun, keduanya lolos dari ujian berat itu, dan Allah menggantinya dengan se ekor hewan Qibas. Berdasarkan peristiwa itu, maka Rasulullah Muhammad saw memerintahkan umat muslim untuk berqurban pada hari raya idul Adha. 

Waktu pelaksanaan idul adha sesuai kalender hijriyah, tanggal 10 Zulhijjah. Untuk hal ini tidak ada khilaf atau perbedaan diantara para ulama. Namun potensi perbedaan menetapkan tanggal 10 Zulhijjah sendiri dapat terjadi karena perbedaan metodologi penentuan awal bulan berjalan pada kalender hijriya.  

Seperti tahun ini, perbedaan waktu pelaksanaan hari raya idul adha tidak terhindarkan. Hal ini terjadi karena Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia telah menetapkan jauh-jauh hari waktu pelaksanaan idul adha 1444 H yang jatuh pada tanggal 28 Juni 2023. 

Pelaksanaan Idul Adha di Perguruan Muhammadiyah Tolitoli
28 Juli 2023

Ketetapan idul Adha 28 Juni 2023 berbeda dengan waktu yang ditetapkan oleh pemerintah melalui kementerian agama RI belakangan. Pemerintah menetapkan hari raya idul adha 1444 H jatuh pada tanggal 29 Juni 2023 setelah melalui sidang isbat. Sidang isbat sendiri dilaksanakan pada hari minggu, 18 Juni 2023 di Auditorium HM Rasjidi Gedung Kemenag Jakarta. Sepuluh hari menjelang Idul Adha.

Haruskah terjadi perbedaan idul Adha?

Dalam perspektif budaya, perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Perbedaan adalah sunnatullah. Perbedaan menciptakan harmoni, keindahan, keberlanjutan dan kelestarian kehidupan. Oleh sebab itu, perbedaan 1 Syawal atau perbedaan idul fitri meski tidak diharapkan terjadi, tetapi dapat diterima sebagai sesuatu yang wajar karena alasan metodologi. Tidak ada indikator lain yang dapat menjadi penentu 1 syawal kecuali metode pengamatan bulan (Rukyat) dan metode perhitungan astronomi (Hisab). Kalaupun ada metode tradisional dengan mengamati air pasang, itupun terkait langsung dengan peredaran bulan di langit.

Sedikit berbeda dengan idul fitri, penentuan 10 Zulhijja selain dapat menggunakan dua metodologi penentuan awal bulan, masih ada indikator lain yang dapat menjadi petunjuk apakah hari itu sudah masuk idul Adha atau belum. Peristiwa itu adalah wukuf di arafah.  Pelaksanaan idul adha terjadi bersamaan dengan ibadah haji, dimana wukuf di arafah menjadi pilar utamanya. 

Hari pelaksanaan wukuf di kenal dengan hari arafah yang dimulai pada tanggal 9 Zulhijjah dan berakhir saat terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijjah. Jadi, untuk kita di Indonesia tanpa menggunakan kedua metodologi di atas, penetapan 10 Zulhiijjah sebenarnya dapat ditentukan dari pelaksanaan wukuf. Jika kemarin wukuf di arafah, maka besoknya pastilah 10 Zulhijjah, atau hari raya idul adha. Sehingga jika merujuk pada indikator ini, semestinya tidak perlu terjadi perbedaan.

Namun, jika perbedaan tetap terjadi, apa yang harus kita lakukan?

Tidak dapat dipungkiri, penanggalan pada kalender hijriyah sampai saat ini belum ada kesepakatan dari para ulama maupun umat muslim di seluruh dunia. Oleh sebab itu, belum ada kalender Hijriya yang dapat berlaku umum. Alhasil, potensi perbedaan dalam penetapan tanggal-tanggal penting agama islam masih sangat terbuka. 

Foto Bersama Pengurus Muhammadiyah Tolitoli

Menyikapi hal ini, tidak ada cara lain bagi umat Islam selain bersikap bijak terhadap perbedaan yang terjadi. Menyikapi setiap perbedaan dengan bijaksana dan terbuka adalah kunci untuk mempromosikan pemahaman, penghargaan, dan kerukunan antar individu dan kelompok. 

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam menyikapi setiap perbedaan:

Memiliki sikap terbuka: Jadilah terbuka terhadap perbedaan dan miliki sikap inklusif. Pertimbangkan bahwa perbedaan dalam keyakinan, budaya, latar belakang, dan pandangan dunia adalah hal yang alami dalam keberagaman manusia.

Mencari pemahaman: Jika kita tidak memahami perbedaan tersebut, usahakan untuk belajar dan mencari pemahaman yang lebih baik. Mendengarkan pengalaman dan pandangan orang lain, membaca, melakukan riset, dan berkomunikasi secara terbuka dapat membantu memperluas perspektif dan pengetahuan kita.

Hindari prasangka dan stereotip: Jangan membuat asumsi atau membangun stereotip negatif tentang kelompok atau individu berdasarkan perbedaan mereka. Menghargai keunikan dan keindahan dalam perbedaan adalah kunci untuk menghindari prasangka.

Saling menghormati: Hormati perbedaan tersebut dengan menghormati hak setiap individu atau kelompok untuk mempertahankan identitas mereka sendiri. Hargai perbedaan pendapat dan pandangan, meskipun kita tidak setuju dengannya.

Membangun dialog dan komunikasi yang baik: Jalin dialog terbuka dengan individu atau kelompok yang berbeda dari kita. Mendengarkan dengan empati, bertanya dengan sopan, dan menyampaikan pendapat dengan menghormati adalah kunci untuk membangun pemahaman dan koneksi yang lebih baik.

Mengutamakan kesamaan: Fokus pada kesamaan dan nilai-nilai universal yang dapat kita bagikan sebagai manusia. Menghargai persamaan kita lebih dari perbedaan dapat membantu menciptakan ikatan yang lebih kuat.

Membangun kerjasama: Temukan kesempatan untuk bekerja sama dengan individu atau kelompok yang berbeda. Melalui kerjasama, kita dapat melihat bahwa perbedaan dapat menjadi sumber kekayaan dan saling melengkapi dalam mencapai tujuan bersama.

Menghargai perbedaan sebagai sumber pembelajaran: Perbedaan dapat menjadi kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Dengan membuka pikiran kita dan memperluas wawasan, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan mengembangkan keterampilan dalam menghadapi perbedaan dengan bijaksana.

Selain itu, pemahaman terhadap faktor terjadi perbedaan waktu perlu juga diperluas. Pemahaman yang luas terhadap faktor-faktor timbulnya perbedaan akan membantu kita memahami sikap dan perbedaan pandangan yang terjadi. 

Terkait dengan perbedaan waktu dua hari raya umat Islam yang kerap terjadi, maka potensi perbedaan setidaknya dapat dilihat dari empat faktor, yaitu:

Metode pengamatan bulan: 

Kalender Hijriyah berbasis pengamatan bulan, di mana awal bulan baru ditentukan berdasarkan melihat hilal (sabit) bulan baru. Namun, pengamatan hilal ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi cuaca, lokasi geografis, dan perbedaan metode pengamatan yang digunakan di berbagai wilayah. Oleh karena itu, hasil pengamatan hilal bisa berbeda di berbagai tempat.

Perhitungan astronomi: 

Selain pengamatan langsung, perhitungan astronomi juga digunakan untuk memprediksi pergerakan bulan. Namun, perbedaan dalam metode perhitungan astronomi yang digunakan oleh otoritas agama di berbagai negara atau lembaga dapat menyebabkan perbedaan dalam penentuan awal bulan baru.

Perbedaan tradisi lokal dan otoritas agama: 

Di beberapa negara atau wilayah, ada tradisi dan kebiasaan lokal yang mempengaruhi penentuan tanggal Idul Adha. Otoritas agama setempat atau lembaga keagamaan dapat memiliki metode dan kriteria penentuan yang berbeda-beda, yang juga dapat mempengaruhi perbedaan waktu pelaksanaan Idul Adha.

Faktor politik dan administratif: 

Terkadang, faktor politik atau administratif juga dapat mempengaruhi penentuan tanggal Idul Adha. Pemerintah dalam beberapa negara mungkin memiliki kebijakan khusus atau peraturan yang mengatur penanggalan Hari Raya Idul Adha berdasarkan pertimbangan politik atau administratif tertentu.

Dengan demikian, perbedaan waktu pelaksanaan Idul Adha merupakan hasil dari kombinasi faktor pengamatan bulan, perhitungan astronomi, tradisi lokal, otoritas agama, serta faktor politik atau administratif di berbagai wilayah. 

Dari semua itu, harus diingat bahwa menyikapi setiap perbedaan membutuhkan kesadaran, kesabaran, dan komitmen untuk membangun hubungan yang inklusif dan harmonis. Dengan menerapkan pendekatan ini, kita dapat memperkuat kerukunan antar individu dan kelompok dalam masyarakat yang beragam

Meskipun ada perbedaan waktu, esensi dan makna Idul Adha sebagai perayaan yang sakral tetap terjaga dan umat Muslim di seluruh dunia tetap berbagi semangat dan nilai-nilai keagamaan yang sama dalam menyambut perayaan ini.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1444 H

Wassalam

Oleh: Muliadi

Kepala SMK

Sekretaris PGRI

Anggota Pimpinan 


Minggu, 25 Juni 2023

Panen Harapan

PUKUL 08.00 lewat sedikit saya berangkat ke sekolah. Di sana panitia PPDB sedang bekerja, meski sebagian besar guru berlibur. Hari itu, sabtu 24 Juni proses pendaftaran ulang siswa baru sedang berlangsung.

Jumlah pendaftar ulang belum mencapai target. Padahal beberapa upaya untuk mempromosikan sekolah sudah dilakukan. 

Namun demikian, jumlah tahun ini masih lebih baik. Ada trend kenaikan dari tahun sebelumnya. 

Sampai di sekolah saya mengecek aktivitas panitia. Hanya sebentar, Tiba-tiba saja saya teringat pohon pucuk yang saya bawah dua hari yang lalu. 

Saya memanggil  salah satu panitia. Ibu Marini. Guru PPPK angkatan pertama. 

"Bu Marini, boleh minta tolong? "

"Boleh Pak, apa itu?" Bu Marini menyanggupi sambil bertanya balik. 

"Di sana itu, di bawah pohon itu ada bibit pohon pucuk di polybag, tolong ibu ajak beberapa anak untuk menanam pohon pucuk itu" Saya menunjuk kearah pohon cemara yang tidak jauh dari posisi kami berdiri. 

Ibu Marini menyanggupi. 

Terserah ibu Marini, siswa mana yang dia ajak untuk menanam pohon pucuk itu. Yang penting di tanam hari itu. 

Dua hari yang lalu, saya dan dua orang staf sudah menanam beberapa pohon. Pun dua atau tiga bulan sebelumnya, saya juga sudah menanam pohon pucuk itu. Tetapi tidak berhasil. Hampir semuanya mati. Untung masih ada satu pohon yang bertahan.

Jadi ini sebenarnya percobaan ketiga. Bibitnya sekarang di polybag. Saya pikir itu lebih baik. Daya tumbuhnya pasti lebih kuat karena sudah hidup beberapa minggu di media tanam. 

Akhir-akhir ini saya memang sedikit antusias dengan kegiatan menanam. Menanam apa saja. Terutama pohon buah. Dua bulan lalu, saya bahkan sengaja membeli bibit tanaman buah dari  Parigi. Beberapa varian durian, seperti montong, musangking, dan Bawor. Bibit pohon buah lain juga ada seperti alpokat, mangga, dan rambutan. Pokoknya dari jenis unggulan. 

Saya memang penasaran, ingin sekali rasanya melihat sekolah ini penuh dengan tanaman produktif maupun tanaman hias yang tertata rapi nan asri. 

Bayangan saya orang-orang datang ke sekolah kami, belajar tentang tanaman dari tanaman yang tumbuh subur dan indah. Bukan dari tanaman gersang dan kurus tak terawat. 

Bahkan tidak hanya belajar, jika perlu mereka datang berwisata atau berbisnis. Di sana Kendaraan silih berganti mengangkut hasil bumi setelah bertransaksi. 

Sekolah seperti itu memang sekolah impian. Sebagian orang berpikir itu terlalu utopis. Sehingga mereka beranggapan, itu tidak mungkin diwujudkan.

Lalu apa itu benar? Belum tentu. 

Sulit bukan berarti tidak bisa. Tidak bisa bukan berarti sulit. Semua bergantung pada niat dan usahanya. Kuncinya selalu mau belajar dan bersedia mencoba hal-hal baru. 

Yang tidak kalah penting. Rencanakan dan kerjakan. Segera. Jangan tunda. Mungkin awalnya tidak sempurna. Seiring waktu, asal mau belajar dari kesalahan pasti akhirnya akan berhasil. 

Tidak ada yang instan. Semua butuh proses yang panjang. Rencanakan, kerjakan, refleksi, perbaiki. 

Itulah yang saya lakukan. Saya tanam pohon pucuk. Mati. Tanam lagi. Cari cara baru. Coba lagi. Tanam lagi. Suatu saat yakin berhasil. 

Saya juga tanam pohon durian. Sudah dilakukan. Saya meminta proses penanaman direncanakan. Organisasikan siswa dalam proses pembelajaran. Ibu Wahidah dan dua guru kejuruan mendampingi siswa dalam kerangka pembelajaran Tefa. 

Pembelajaran Tefa itu kuncinya proses terstruktur, sistematis dan hasil berkualitas. Makanya panduan kerja harus ada. Jobsheet harus dibuat. Tidak boleh asal kerja. Karena sikap kerja dan keterampilan yang alami membutuhkan perulangan yang konsisten dan presisi. 

Sehingga penanaman perdana durian montong di awali dengan simulasi pembelajaran Tefa. Ada Jobsheet. Tiga guru kejuruan memfasilitasi siswa membuat lubang tanam. 

Setiap tindakan atau proses kerja mengikuti jobsheet yang sudah dibuat. Alhamdulillah, sepuluh lubang tanam berhasil dibuat oleh siswa secara berkelompok. Itulah lubang tanam produk Tefa yang pertama. 

Bibit durian montongnya belum langsung ditanam hari itu. Lubang tanamnya perlu dianginkan selama seminggu. Sehingga jobsheet penanaman durian sebenarnya belum berakhir. Dia merupakan siklus panjang. Butuh waktu 2 atau 3 minggu sampai proses penanaman selesai. 

Proses praktik panjang inilah yang sering terabaikan selama ini. Pembelajaran praktik yang biasanya terjadi, instan. Praktik sehari, atau 2 sampai 4 jam, kemudian berakhir. 

Tidak ada kelanjutan. Praktik berikutnya sudah berbeda. Tidak ada kaitan dengan praktik sebelumnya. Tentu anda sudah akhirnya. 

Anda tidak akan melihat kebun tanaman buah yang terpelihara. Anda akan sangat tidak mungkin menemukan tanaman perkebunan yang tumbuh subur dan terawat. Itu tidak mungkin. Karena tidak ada proses itu. Itu proses panjang yang berada jauh di luar rencana pembelajaran. 

Maka, sebenarnya dibalikpenanaman pohon pucuk itu punya misi perubahan. Tranformasi pembelajaran. Dari sekedar menikmati, menjadi pencipta. Ibu Marini menyanggupi. Saya mengapresiasi. Nah, ini baru guru. Kata saya. He.. He...

Hari ini agenda menanam bunga tidak ada dalam rencana. Itu spontan saja. Saya mau ke kebun belakang. Kebun jagung dan rencana kebun buah-buahan. Pokoknya tanaman, termasuk tanaman perkebunan. Sudah ada beberapa pohon durian yang kami tanam. Kebun jagung terhampar dari timur ke barat. Cukup luas. Sebagian sudah siap panen. Sebagian lagi baru berumur 3 atau 4 minggu. Diantara tanaman jagung itu kami tanami pohon durian. Durian montong, musangking dan bawor.

Belum semua bibit durian ditanam. Masih ada beberapa pohon lagi yang tersisa. Nanti diantara jagung itu bukan hanya pohon durian. Kelak akan ada tanaman buah yang lain seperti alpokat, mangga, dan rambutan. Semuanya dari buah yang sedang populer saat ini. Agak sedikit latah memang, tetapi tujuannya substansial. Pembelajaran. Pelatihan keterampilan. Pembentukan karakter. Dan tidak kalah penting mengoptimalkan sumber daya. Hitung-hitung cari ongkos pemeliharaan lingkungan sekolah yang luas.

Oh ya, sesaat setelah meminta bantuan bu Marini saya bergegas keluar area kantor menuju halaman parkir. Namun, sekonyong-konyong pak Irfan. Wakasek kesiswaan, mencegat saya. Dia perlu membicarakan sesuatu. Sesuatu yang terkait dengan PPDB. Atribut sekolah. Seragam kejuruan, dan lain-lain. Akhirnya sudah keluar saya masuk lagi. Tetapi tidak lama. Saya mengamini saja permintaannya. Asal tidak merugikan siswa, begitu pesan saya.

Pembicaraan selesai, saya langsung mengambil motor beat menuju kebun belakang. Singgah sebentar di sawah yang siap ditanami. Terus menuju bangunan yang hendak di renovasi. Sudah dibongkar atapnya. Ini bangunan TK. Tepatnya pernah digunakan sebagai TK Tunas Harapan. TK milik yayasan Darma Wanita SMK Negeri 1 Galang. Kini TK saya pindahkan ke dalam lokasi sekolah. Lebih aman. Dan lebih baik.

Sekarang bekas TK itu akan di renovasi atau di restorasi. Itu istilah yang digunakan oleh tim pusat program pengembangan Tefa. Dana Tefa tahap 1 sudah cair sehingga tiga jenis kegiatan sudah bisa di eksekusi. Salah satunya program renovasi Itu. Bekas bangunan TK nantinya akan menjadi ruang pamer produk hasil pembelajaran Tefa.

Dua program lain adalah penguatan pembelajaran Tefa dan pengadaan peralatan. Tiga kegiatan saling menguatkan. Tujuannya agar pembelajaran Tefa berjalan sesuai konsepnya, berkelanjutan dan konsisten. Hanya dengan sikap yang konsisten program Tefa bisa berhasil.

Meski begitu, rasa-rasanya saya sulit menilai apakah program bantuan ini benar-benar di perlukan atau tidak. Bukan tidak butuh alat, renovasi, atau program pelatihan. Namun dalam implementasinya program ini dalam beberapa hal tidak sepenuhnya sesuai dengan rencana kami. Aturannya juga cukup rumit, terutama proses pengadaan barang atau alat. Harus Siplah. Disiplah harus pakai pembanding. Lebih sulit lagi, barangnya harus ber TKDN. Setidaknya PDN. Sebetulnya tidak masalah. Hanya saja kebanyakan barang yang diperlukan belum ber TKDN. Kalau begitu, toko penyedia nya harus membuat keterangan bahwa barangnya PDN.

Sebut saja kami beruntung menjadi salah satu penerima bantuan dari 30 SMK se-indonesia. Tahap I. Mungkin ada tahap II. Beruntung juga, karena sebelum kami tercatat sebagai salah satu penerima program bantuan, Tefa sudah berada di jalur gerakan prioritas kami. Langkah-langkah itu sudah dilakukan. Fadli, ketua program penguatan pembelajaran Tefa bahkan sudah dua kali mengikuti diklatnya. Di provinsi. 

Pun kerjasama penanaman jagung pakan dengan mitra industri CV. Bifaza Utama, bagian dari upaya implementasi Tefa. Bukan karena ada bantuan, atau berharap dapat bantuan. Tetapi pembelajaran Tefa saya cermati cukup memberi harapan perubahan. Perubahan diperlukan sekolah kami.  Sudah lama sekolah ini terkungkung dalam pola pembelajaran yang tidak produktif. Tidak efektif. Tidak menarik. Tidak keren. Sehingga siswa sudah tidak tertarik. Siswa semakin sedikit. Sementara harga pangan semakin melangit.

Jadi, kehadiran bantuan Tefa menjadi pass. Tepat waktunya. Gerakannya sedang jalan, bantuannya datang. Di periode awal, implementasi Tefa memang belum maksimal. Bahkan mungkin belum benar. Caranya, atau prosedurnya. Tetapi kami terus mencoba untuk belajar. Jobsheet masih barang baru. Istilahnya. Substansinya sudah pernah ada, yaitu langkah kerja dalam kegiatan praktik. Tetapi kemudian hilang. Pembelajaran praktik kemudian menjadi instan. Asal sudah praktik. Langkah kerja tidak penting lagi. Jadi, pembelajaran Tefa menjadi sebuah harapan dan pencerahan. 

Makanya, sedikit "memaksa" pembelajaran Tefa dilakukan dengan segala kelemahan. Produk target jagung pakan. Varietas zea magau. Benih unggul produk magau foundation. Pembelajaran di mulai dari proses pengolahan tanah. Kemudian dilanjutkan dengan penanaman jagung. Tidak ada jobsheet. Petunjuk kerja dilakukan secara lisan. Tidak ada proses penilaian. Semangatnya Tefa, tetapi cara kerjanya belum Tefa.

Alhamdulillah, hasilnya sudah ada. Hari ini panen perdana. Perdana produk Tefa yang belum matang itu. Setidaknya sudah ada harapan. Apalagi saat ini sudah ada suport dari pemerintah melalui bantuan penguatan Tefa. Semoga benar-benar semakin kuat. Jauh-jauh hari saya mengingatkan, jangan sampai program Tefa berakhir sependek usia program. Program Tefa harus berlanjut hingga hasil utamanya mekar dan berbuah.

Jumat, 23 Juni 2023

Bertransformasi dengan Tefa

Kamis, 22 Juni 2023 kemarin saya memimpin rapat tim pelaksana tefa. Ada 5 tim tefa yang telah terbentuk, dan di SK-kan oleh kepsek. Tim pelaksana pembelajaran tefa, tim pelaksana renovasi gedung tefa, tim pelaksana pengadaan peralatan, tim pemeriksa barang, dan tim perencana dan pengawasan renovasi. Tim yang terakhir ini, tunggal. Hanya seorang. 

Rapat perlu dilakukan seiring dengan masuknya anggaran tahap pertama sebesar 210 juta dari total bantuan 300 juta. Sisanya 90 jt akan dicairkan pada tahap ke dua. Tentu saja setelah laporan kegiatan tahap 1 dilaporkan. Bagi kami itu tidak masalah. InsyaAllah bisa ditunaikan. 

Hal penting yang dibicarakan pada rapat hari itu adalah tentang persiapan strategi pelaksanaan. Ada tiga kegiatan penting yang harus berjalan pada program bantuan tefa ini, yaitu kegiatan pelatihan atau workshop implementasi pembelajaran tefa, kedua: kegiatan renovasi gedung pameran hasil tefa, ketiga: pengadaan peralatan pendukung tefa. 

Dengan anggaran yang diberikan pada tahap 1 sebesar 210 jt, kami harus harus dapat menentukan skala prioritas yang mana yang harus berjalan lebih dahulu. 

Menurut hemat saya kegiatan pelatihan dan renovasi harus diprioritaskan terlebih dahulu, mengingat proses pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup panjang. Sementara pengadaan peralatan ditempatkan pada prioritas ke dua. Pandangan saya diamini oleh seluruh tim. 

Kami menyadari pelaksanaan pelatihan dan workshop adalah kegiatan yang cukup rumit. Hal ini karena kegiatan workshop akan melibatkan banyak orang. Bukan hanya personil sekolah, tetapi melibatkan pihak terkait dan pihak industri. Selain itu ada kegiatan magang dan proses sertifikasi yang melibatkan lembaga sertifikasi. BNSP. Ini tidak mudah, terutama terkait jadwal dan pembiayaan. Bisa jadi akan ada negosiasi yang alot. 

Oleh sebab itu, pada rapat itu saya mendorong agar ketua tim pelaksana dan anggotanya untuk segera menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan. Fadli sebagai ketua tim menyanggupi untuk segera menyiapkan jadwal dan segala sesuatunya bersama tim. Sudah berpengalaman. 

Tidak kalah penting, pelaksanaan renovasi, juga harus segera berjalan. Meski relatif mudah dilaksanakan karena hanya perlu menyiapkan tukang yang baik dan bahan, namun perlu juga kehati-hatian dalam pelaksanaannya. Hal penting untuk menjadi perhatian antara lain aspek administrasi seperti jadwal pelaksanaan, kurva S, foto nol persen dengan camera beraplikasi khusus. Timestamp. Selain itu, pengawasan terhadap mutu bahan dan mutu kerja tukang harus ketat. Seringkali masalah over pembiayaan terjadi karena ulah tukang yang tidak profesional. Atau karena kurang pengawasan. 

Saya dan semua tim pelaksana sepakat untuk memperoleh hasil yang terbaik dari program bantuan tefa ini. Bukan hanya soal terlaksananya program bantuan sesuai jadwal, tetapi yang terpenting program tefa ini benar-benar bisa berjalan berkelanjutan dalam jangka panjang sehingga tujuan utamanya tercapai. Tentu pembaca sudah paham tujuan utama pembelajaran tefa. Jika lupa biar saya ingatkan lagi, bahwa tujuan utama pembelajaran tefa adalah mewujudkan kompetensi tinggi dan mumpuni bagi peserta didik berupa hard skill dan soft skil yang sesuai dengan kebutuhan IDUKA. 

Untuk mewujudkan hard skill dan soft skill yang baik, maka pembelajaran tefa harus berjalan konsisten dalam jangka panjang. Habituasi penting dan efektif. Tefa akan memastikan bahwa pembelajaran kejuruan terutama ketika berpraktik semua berjalan sesuai dengan standar mutu  dan standar prosedur operasiona (SOP) kerja yang baku. 

SOP dibuat bersama dengan industri yang fisiknya berupa jobsheet atau langkah kerja. Jobsheet harus ada disetiap proses kerja. Tidak boleh ada proses kerja yang tidak memiliki jobsheet. Jobsheetlah yang memastikan proses habituasi itu berjalan. Praktik tanpa jobsheet bukanlah praktik yang sah, bukan praktik dalam proses pembelajaran. Praktik tanpa jobsheet terbukti tidak mampu membentuk sikap kerja yang baik pada peserta didik. 

Itulah yang sangat saya tekankan kepada semua guru. Program tefa jangan sampai berakhir sependek jadwal kegiatan pelatihan. Setelah pelatihan, maka semuanya selesai. Itu yang biasa terjadi. Dan memang sering terjadi. Sudah banyak contohnya. 

Keberhasilan hanya dipandang dari sukses melaksanakan program bantuan yang biasanya hanya 6 bulan itu. Yang penting laporannya selesai, dan diterima. Setelah itu, programnya macet. Alatnya macet, dan itu dianggap bukan masalah. Bukankah kita sering melihat bangunan mangkrak setelah beberapa saat selesai dibangun?? Itu contohnya. 

Saya tidak sepakat dengan cara-cara seperti itu. Rasa-rasanya andapun sepaham dengan saya. Makanya, saya mendorong pelaksanaan pembelajaran tefa atau pembelajaran berbasis project, ada atau tanpa bantuan. Bagi saya pembelajaran berbasis produk dan berorientasi bisnis adalah pembelajaran yang paling relevan dengan karakteristik SMK sebagai sekolah kejuruan. Oleh sebab itu, pembelajaran ini menjadi salah satu strategi kami dalam melakukan transformasi pendidikan SMK Negeri 1 Galang. 

Cita-cita itu semoga berhasil. Pasti tidak mudah. Apalagi mengubah kebiasaan yang sudah berlangsung sangat lama. Namun juga bukan berarti tidak bisa. Buktinya sudah banyak praktik baik yang berhasil. Jika ada SMK lain bisa, maka mestinya kami pun bisa. Yah, SMK bisa, SMK kuat, menguatkan Indonesia. 

Galang, 23 Juni 2023

Muliadi



Selasa, 25 April 2023

Bagaimana memperbaiki ini

Suatu fakta yang cukup memprihatinkan dari temuan riset sederhana. Riset ini menyasar pola kerja pembelajaran kejuruan di SMK. SMK penulis. Hasil riset sengaja penulis tampilkan dalam bentuk gambar agar lebih jelas dan obyektif. Berikut faktanya


Fakta 1: Tanaman mati tidak terpelihara

Fakta 2: Tanaman layu dan kurus tidak terurus

Fakta 3: Tanaman lemah penuh gulma

Apakah ini masalah? Pasti. Tanaman yang ditampilkan tadi merupakan hasil praktik pembelajaran kejuruan ATP-ATPH. Jurusan pertanian. Tentu problem yang sama ada juga dijurusan lainnya. 

Penulis menyoroti jurusan ini mengingat ruh utama SMK ini adalah pertanian dengan sumberdaya alamnya yang cukup luas dan potensial. Selain itu pertanian adalah sumber kehidupan pokok manusia. Dan kita sedang berada ditengah tatanan dunia yang sedang mengalami krisis pangan. 

Menurut menteri luar negeri Retno Marsudi angka krisis pangan cukup mengkhawatirkan. Diperkirakan 179 sampai 181 juta orang di 41 negara akan menghadapi krisis pangan. 

Jurusan pertanian merupakan jurusan di SMK yang diproyeksikan untuk menciptakan tenaga terampil di bidang pertanian. Di jurusan ini ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu:
  1. Agribisnis tanaman sayuran
  2. Agribisnis tanaman buah
  3. Agribisnis tanaman hias
  4. Agribisnis tanaman pangan
  5. Agribisnis tanaman perkebunan
Melalui pembelajaran agribisnis tanaman baik teori maupun praktik, siswa diharapkan mampu melakukan budidaya tanaman dengan hasil yang maksimal, dan mampu mengelola bisnis pertanian dengan keuntungan yang optimal. Dengan pengalaman yang baik itu maka minat siswa akan lebih besar bekerja di industri pertanian atau mengembangkan usaha dibidang pertanian. 

Jika itu tujuannya, maka hasil pembelajaran kejuruan sebagaimana fakta di atas dapat dipastikan masih timpang dan harus segera mendapat penanganan melalui perbaikan tindakan. 

Mengapa demikian? 
Ketimpangan antara harapan dan tujuan ideal pembelajaran kejuruan masih sangat jauh dari hasil dan pengalaman pembelajaran yang dialami siswa. 

Fakta menunjukkan siswa selama tiga tahun belajar di SMK belum memperoleh pengalaman yang holistik mengenai cara mengembangkan budidaya tanaman yang berhasil dan menguntungkan. 

Pengalaman belajar yang diperoleh siswa justru menyasar sisi suram pengelolaan pertanian seperti tanaman yang gagal panen karena tidak terpelihara. Budidaya tanaman tanpa bisnis plan yang jelas. Budidaya tidak tuntas, menanam tetapi tidak memelihara. Menanam tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. Berpraktik hanya memperagakan hal-hal yang tidak substansial. Tidak memanfatkan teknologi dengan paripurna. Hanya sekedar saja. 

Apakah ada cara memperbaikin keadaan tersebut? Ada
Penyelesaian masalah yang efektif adalah penyelesaian yang bersumber dari akar masalah. Olehnya itu, maka penting untuk menganalisis masalah dan menemukan akar masalahnya yang menjadi penyebab kondisi itu terjadi. 

Menurut hemat penulis ada beberapa penyebab timbulnya kondisi di atas, yaitu:
  1. Metode, teknik, atau cara guru melaksanakan pembelajaran kejuruan umumnya berorientasi jangka pendek dan lebih dominan pada pengetahuan
  2. Guru kejuruan kesulitan menterjemahkan kurikulum dalam tindakan yang sesuai secara holistik dan komprehensif dalam membentuk kompetensi siswa. 
  3. Guru kejuruan terisolasi dalam ruang lingkup kompetensi masing-masing sehingga kompetensi yang diberikan menjadi seperti penggalan pengalaman yang tidak saling terhubung
  4. Guru kejuruan belum melihat kompetensi utama seperti agribisnis tanaman sayuran, agribisnis tanaman buah, dst sebagai goal yang harus dicapai secara paripurna. 
  5. Guru belum berpikir soal produk bermutu dan berorientasi pasar sebagai tujuan akhir dari rangkaian pembelajaran kejuruan. Padahal diksi Agribisnis dan kewirausahaan yang menyatu dengan pembelajaran kejuruan jelas mengamanatkan proses pembelajaran harus berorientasi pada produk (hasil) bermutu dan market
Berdasarkan permasalahan tersebut, sesuai tanggungjawab dan kewenangan penulis, maka penulis mengusulkan tindakan perbaikan manajemen pembelajaran, yaitu:
  1. Mengubah pola pengusulan bahan dan alat praktik dari pola usulan tanpa tujuan menjadi pola pengusulan berbasis proyek, spesifik, dengan ukuran kuantitas dan kualitas yang jelas
  2. Mendorong perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (PBJL) yang dilakukan kolaboratif antar guru mata pelajaran. 
  3. Terus mendorong terwujudnya pembelajaran Tefa bersama dengan pihak industri yang menekankan pada produk bermutu dan berorientasi pasar (bisnis).
  4. Memberikan dukungan anggaran yang memadai sesuai kebutuhan proyek dan atau produk yang akan dihasilkan. 
  5. Mendorong setiap kompetensi seperti agribisnis tanaman hias, agribisnis tanaman buah dan lainnya untuk menghasilkan produk berupa taman bunga, atau tanaman buah yang terpelihara dan menghasilkan buah sesuai tujuan menanam. 
  6. Memberikan dukungan dalam bentuk penjadwalan blok yang memungkinkan ter implementasinya pembelajaran berbasis proyek
  7. Memberikan pelatihan penyusunan jobsheet sebagai instrumen pendukung pelaksanaan pembelajaran Tefa yang taat prosedur dan memastikan Keterpenuhan seperangkat kompetensi dalam suatu tindakan pembelajaran praktik. 
  8. Menetapkan mekanisme pertanggungjawaban penggunaan anggran, bahan dan alat praktik yang digunakan dalam bentuk laporan penggunaan anggaran, pengadaan bahan dan alat praktik dan laporan hasil akhir dalam bentuk produk atau hasil final dari usaha (proyek) yang dijalankan.
  9. Mewajibkan penggunaan APD dan pelaksanaan K3 sebagai bagian dari proses pendidikan softskill yang penting

Melalui pola manajemen yang baik, sistematis, dan konsisten, maka kompetensi siswa baik hardskill maupun softskill akan terbentuk secara utuh dan simultan. 

Disamping itu, jika pendekatan dan inovasi ini berhasil dilakukan dengan konsisten berkelanjutan, maka secara perlahan namun pasti dampak positif akan tumbuh dan berkembang dengan baik, antara lain:
  1. Minat siswa terhadap SMK akan meningkat, terutama pertanian dan peternakan
  2. Siswa akan memperoleh pengalaman nyata mengelola bisnis pertanian yang menguntungkan, baik pengalaman berupa keterampilan melakukan budidaya maupun keterampilan bisnis yang menguntungkan secara finansial
  3. SMK bukan lagi hanya sekedar institusi pendidikan, tetapi bisa berevolusi menjadi entitas yang juga mampu menangani layanan masyarakat dengan berbagai produk yang dihasilkan
  4. Kreativitas siswa lebih produktif yang diwujudkan dalam berbagai bentuk hasil karya yang bernilai ekonomis
  5. Pembelajaran lebih bergairah dan bermakna karena setiap ilmu bisa langsung diterapkan. 
  6. Pembelajaran kewirausahaan lebih berfokus pada praktik bisnis yang menguntungkan sehingga bisa membantu siswa secara ekonomi. 
  7. Sekolah bisa membangun jaringan bisnis yang saling menguntungkan yang dapat memicu lahirnya wirausahawan mudah sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah. 
Dan yang tidak kalah penting, fakta tentang pemandangan tanaman sebagaimana yang kita saksikan di atas insyaallah tidak akan terlihat lagi. Tetapi yang nampak adalah tanaman-tanaman sehat dan berhasil seperti ini:



Atau seperti ini


Atau dengan hasil seperti ini


Maka InsyaAllah peran sebagai salah satu pemegang "Otoritas" penjaga keberlangsungan hidup manusia melalui pertanian dapat kita perankan dengan baik. Ditengah situasi pangan dunia yang semakin kritis, kita hadir di sana memberi solusi setidaknya pada lingkungan kita sendiri. 

Wassalam,
Semoga bermanfaat