Oleh : Muliadi
Pendidikan kejuruan memainkan peran penting dalam mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar, interkoneksi antara SMK dengan dunia kerja menjadi semakin penting. Kolaborasi yang erat antara SMK dengan dunia kerja dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peserta didik, SMK, dan perusahaan.
Gambar ilustrasi |
Salah satu tujuan utama SMK adalah memberikan keterampilan praktis dan pengetahuan yang relevan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Dengan tujuan seperti itu, kurikulum sekolah saja tidak selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang. Inilah mengapa interkoneksi SMK dengan dunia kerja menjadi sangat penting. Dunia kerja sebagaimana di atur dalam permendikbud nomor 50 tahun 2020 pasal 4 terdiri dari dunia usaha, dunia industri, BUMN/BUMD, Instansi pemerintah, dan lembaga.
Melalui kemitraan antara SMK dan dunia kerja, peserta didik dapat mendapatkan akses langsung ke pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk bekerja di bidang yang mereka pilih. Dunia kerja dapat berperan sebagai penyedia praktik kerja, menyediakan kesempatan magang bagi peserta didik, atau bahkan mengadakan program pembelajaran di tempat kerja maupun di sekolah. Ini memberikan peserta didik pengalaman praktis yang tidak dapat mereka dapatkan di dalam kelas. Kesempatan magang mempersiapkan peserta didik dengan keterampilan yang lebih relevan dan dapat diterapkan secara langsung di tempat kerja.
Di sisi lain, koneksi dengan dunia kerja juga memberikan manfaat bagi SMK secara kelembagaan. Melalui hubungan yang erat dengan perusahaan, SMK dapat mendapatkan wawasan industri terkini, yang dapat membantu manajemen SMK mengembangkan kurikulum yang lebih relevan dan memenuhi kebutuhan pasar kerja. Sehingga program penyelarasan kurikulum SMK dengan dunia kerja menjadi penting. Kolaborasi dengan perusahaan juga memungkinkan SMK untuk menyediakan program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, meningkatkan kualitas lulusan dan mengurangi kesenjangan antara keterampilan yang diminta oleh industri dan yang dimiliki oleh lulusan.
Gambar ilustrasi SMK |
Dalam konteks ketenakerjaan, sebetulnya tidak hanya SMK yang memperoleh keuntungan dari kemitraan dengan dunia kerja. Interkoneksi SMK dengan dunia kerja sejatinya juga dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan atau pelaku usaha itu sendiri. Dengan berpartisipasi dalam pendidikan kejuruan, perusahaan atau pelaku usaha memiliki akses langsung ke bakat baru yang siap kerja. Mereka dapat memengaruhi kurikulum dan membantu mempersiapkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan atau lembaga terkait. Dengan membangun hubungan yang kuat dengan SMK, perusahaan atau pelaku usaha juga dapat mengurangi biaya pelatihan internal dan waktu yang diperlukan untuk mengintegrasikan lulusan baru ke dalam lingkungan kerja.
Pentingnya interkoneksi SMK dengan dunia kerja telah diakui di banyak negara. Banyak pemerintah, lembaga pendidikan, dan perusahaan telah bekerja sama untuk memperkuat hubungan ini melalui kemitraan formal dan program kolaboratif. Beberapa negara bahkan menerapkan kebijakan yang mewajibkan perusahaan untuk berpartisipasi dalam pendidikan kejuruan sebagai bentuk tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat.
Kita dapat belajar dari beberapa negara maju yang secara konsisten mengimplikasikan kebijakan mensinergikan antara pendidikan kejuruan dengan dunia kerja. Sebut saja misalnya, Jerman.
Di Jerman, sistem pendidikan kejuruan sangat diakui dan dihargai. SMK di sana memiliki hubungan yang erat dengan dunia kerja melalui program dual system, di mana siswa SMK menghabiskan waktu setengahnya di sekolah dan setengahnya lagi bekerja di perusahaan mitra. Mereka mendapatkan pelatihan dan pengajaran yang relevan dengan dunia kerja, serta mendapatkan gaji selama masa pelatihan.
Singapura sebagai negara tetangga terdekat kita, tidak kalah dengan Jerman. Singapura memiliki sistem pendidikan vokasional yang terkenal dengan program polytechnic-nya. Program ini memberikan pendidikan yang fokus pada keahlian praktis dan mempersiapkan siswa untuk bekerja setelah lulus. Pemerintah juga bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk menyelenggarakan program magang bagi siswa SMK, di mana mereka belajar di sekolah dan juga bekerja di industri terkait.
Coba tengok ke Belanda. Di Belanda, SMK sangat terintegrasi dengan dunia kerja melalui program praktik kerja. Para siswa SMK menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sekolah untuk mempelajari teori dan kemudian mendapatkan pengalaman praktis bekerja di industri yang relevan. Banyak perusahaan juga turut serta dalam merancang kurikulum dan memberikan pelatihan kepada siswa SMK.
Demikian juga dengan Australia: Australia memiliki sistem pendidikan vokasional yang kuat melalui program TAFE (Technical and Further Education). SMK di Australia menawarkan berbagai program yang berfokus pada keahlian praktis dan bekerja sama dengan pihak industri untuk menyediakan magang dan kesempatan kerja langsung setelah lulus.
Di Swiss, SMK bahkan diakui sebagai jalur pendidikan yang setara dengan pendidikan akademis. SMK di Swiss menawarkan program praktik yang intensif di perusahaan mitra, di mana siswa akan menghabiskan waktu di sekolah dan waktu yang signifikan bekerja di tempat kerja. Program ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang dunia kerja dan mempersiapkan siswa untuk karir yang sukses setelah lulus.
Secara keseluruhan, interkoneksi SMK dengan dunia kerja adalah langkah penting untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dalam dunia kerja yang terus berubah. Kolaborasi yang erat antara SMK kejuruan dan dunia kerja dapat memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi peserta didik, lembaga pendidikan, dan perusahaan. Dengan memastikan keterhubungan yang kuat antara dunia pendidikan dan dunia industri, kita dapat menciptakan tenaga kerja yang siap bersaing dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar