Pages - Menu

Minggu, 09 April 2023

Puasa "Income" di bulan Ramadhan


Puasa ramadhan salah satu ibadah wajib yang memiliki banyak manfaat bagi orang-orang yang melaksanakannya. Oleh sebab itu, ramadhan bagi orang beriman menjadi bulan yang paling didambakan. Para sahabat, enam bulan sebelum dan setelah ramadhan selalu berdoa sebagaimana di riwayatkan oleh Ath-Thabrani:

Dari Anas bin Malik bahwa Mu'la bin al-Fadhl berkata, "Mereka (para sahabat) memohon kepada Allah selama enam bulan agar dipertemukan dengan ramadhan dan setelah itu mereka berdoa selama enam bulan agar amalan mereka selama ramadhan diterima oleh Allah." (Lathaiful Ma'arif:148) 

Namun, menjalani puasa "income" tidak seindah dan sebahagia menjalani puasa ramadhan. Apalagi jika puasa "Income" itu dijalani dalam waktu yang relatif panjang. Hampir empat bulan. Perjalanan panjang puasa "Income" saat ini telah memasuki fase akhir puasa ramadhan. Bukankah itu sebuah penantian yang cukup melelahkan untuk sebuah life support yang sangat dinantikan? 

Itulah puasa yang harus dijalani oleh kawan-kawan non ASN. Mereka tidak hanya menjalankan puasa ramadhan tetapi sekaligus puasa "Income". Untung saja keberkahan bulan ramadhan senantiasa memberikan spirit kepada mereka, sehingga meski kondisi finansial melilit mereka masih bisa berdamai dengan keadaan.

Bagaimanapun "Income" bagi kawan-kawan non ASN merupakan sumber pendapatan utama, atau bisa jadi menjadi sumber income satu-satunya yang diharapkan untuk menopang ekonomi keluarga mereka.

Meski "Income" mereka terbilang kecil, bagi mereka itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, karena sumber air "income" masih jauh, yang entah kapan akan menetes mengisi pundi-pundi yang semakin mengiring, maka kawan-kawan non ASN mau tidak mau harus puasa "Income" lebih lama lagi. Harus lebih sabar lagi. Menahan diri lebih kuat lagi dari berbagai godaan di tengah ramainya euforia THR para ASN.  

Bersyukurlah kita, Allah swt memberikan satu bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan penuh berkah dimana segala kebaikan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Salah satu cara untuk memperoleh keberkahan bulan ramadhan adalah menahan diri dari segala perbuatan buruk serta istiqomah terhadap kesabaran. Termasuk sabar untuk perbuatan halal yang waktunya ditentukan. Perhatikan hadist berikut:

"Wahai para pencari kebaikan, bersegeralah (menuju kebaikan), wahai para pencari keburukan, berhentilah (dari keburukan), Allah membebaskan (seorang hamba) dari api neraka pada setiap malam (di bulan Ramadhan). (Jaami' At-Tirmidzi no.682) 

Perintah menahan diri dari melakukan perbuatan buruk merupakan bentuk pendidikan di bulan suci ramadhan yang apabila dilakukan secara ikhlas, sabar dan istiqoma akan mampu membentuk kualitas kepribadian setiap orang yang menjalaninya. 

Kualitas pribadi tidak diukur dari nilai materi yang dimiliki seseorang, tetapi dia diukur berdasarkan besarnya manfaat dirinya bagi orang lain. Perhatikan potongan arti hadist ini:

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat dari mereka untuk manusia".(Ath-Thabrani)

Memiliki banyak pendapatan bukan jaminan sebuah kebaikan, jika tidak digunakan dijalan yang dimuliakan. Sebaliknya, dengan sedikit pendapatan bukanlah halangan untuk meraih kemuliaan. Jika tidak dengan harta, maka cukup dengan sikap dan perbuatan baik yang menentramkan, seperti sabar dan menahan diri dari perbuatan buruk, maka itupun sudah menjadi garansi atas predikat sebaik-baik manusia.  

Kawan-kawan non ASN yang telah dengan sabar menerima puasa "Income" yang lumayan panjang itu, boleh jadi merupakan hasil dari tarbiyah ramadhan (pendidikan ramadhan) sehingga mereka tetap menjadi pribadi yang ikhlas, penuh semangat dan tetap bermanfaat, meski "Income" belum juga mendekat. Ini menjadi bukti, bahwa sahrul tarbiyah telah mampu membentuk kualitas pribadi mereka meski kesulitan hidup masih melilit.

Ramadhan memang penuh berkah. Berpuasa di bulan ramadhan pahalanya langsung dibalas oleh Allah SWT. Perhatikan Firman Allah SWT dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi SAW: 

Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).

Allah SWT menciptakan sahrul ramadhan sebagai sarana untuk meraih kebaikan dan keberkahan hidup yang sebesar-besarnya tanpa memandang status sosial. Tidak ada perbedaan antara non ASN dan ASN. Tidak ada perbedaan antara si jago flexing dengan mereka yang hidupnya prihatin. Asal mereka mau berpuasa, bertobat dan bersedia memperbaiki diri, maka Allah swt pasti akan memberikan kebaikan hidup baginya. Perhatikan hadist berikut: : 

"Telah datang kepada kalian Ramadhan bulan penuh berkah (syahrun mubarokun), Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya." (HR An-Nasai dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Kitab Shahih Al-Jami'). 

Keberkahan ramadhan bisa diraih semua orang asal mereka mau melakukan berbagai amalan kebaikan dengan sepenuh hati, ikhlas karena Allah SWT, perhatikan hadist berikut: Dari Abu Hurairah, ia berkata,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”  (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Berkah menurut bahasa (Arab): barokah (بركة), artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Berkah dalam bahasa Arab memiliki makna mubarak dan tabaruk. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia”

Menurut Imam Al-Ghazali, berkah (barokah) adalah bertambahnya kebaikan (Ensiklopedia Tasawuf, hlm. 79). Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia. (Sumber: © 2023 muslim.or.id) 

Kita berdoa semoga keberkahan ramadhan 1444 H yang tinggal beberapa hari ini senantiasa dilimpahkan kepada saudara dan kawan-kawan non ASN agar mereka segera dapat mengakhir puasa "income"nya. Dengan begitu, dihari kemenangan nanti, semua kita, ASN, non ASN, dan seluruh warga sekolah bisa merayakan hari yang Fitri 1 syawal 1444 H dengan penuh kegembiraan, amiin.  

Galang, 9 April 2023

Muliadi



3 komentar:

  1. Tulisannya keren. Salam blogger. Mengapa Tulisan Om Jay Sering Muncul di Laman Google News? Ini Cara Jitu Agar Tulisan di Blog Kita Populer dan Muncul di Pencarian Internet, Di Sini:
    http://s.id/omjaykompasianer

    BalasHapus
  2. Terima kasih, siap mempelajari cara jitu om Jay

    BalasHapus