Pages - Menu

Kamis, 19 Agustus 2021

Dilema wisataku


      Secara geografis Tolitoli terletak pada jalur perlintasan antar provinsi dibagian selatan Sulawesi dengan provinsi dibagian utara Sulawesi. Artinya dari sisi letak wilayah Tolitoli cukup strategis. Dengan daya dukung impra struktur jalan yang lumayan baik, jalur Tolitoli termasuk jalur transportasi yang cukup ramai. Hal ini sebetulnya menjadi modal yang cukup baik untuk menjadikan Tolitoli sebagai destinasi wisata di Sulawesi Tengah. Banyak sekali spot-spot wisata alam yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata yang menarik. Mulai dari wisata pantai dengan view yang menawan seperti pantai lalos, 

Pulau sabang, 


pulau kapas, 

dan masih banyak lagi, maupun spot wisata bahari yang sangat eksotis seperti pulau lutungan, kabetan, simatang, sampai pulau lingayan. Pulau lingayan adalah salah satu pulau yang sempat diklaim oleh Malaysia. 

        Namun sayang seribu sayang potensi wisata yang demikian baik belum sepenuhnya mampu dikelola secara baik. Pembangunan fasilitas pendukung pada beberapa obyek wisata sebenarnya sudah dilakukan. Bahkan diawal-awal pembangunan terlihat cukup excited karena selain dilengkapi dengan imprastruktur dasar, juga tersedia fasilitas bermain untuk anak maupun orang dewasa. Tetapi kondisi yang sudah membaik itu, ternyata tidak mampu bertahan lama. Tidak butuh waktu setahun, fasilitas yang sudah terlihat baik, secara perlahan hilang atau setidaknya  rusak. Inilah dilema wisata negeriku Tolitoli. Indah menawan tapi tak mampu berkembang. Sangat jauh berbeda dengan pengembangan destinasi wisata di daerah lain, terutama jawa.

        Dari pengalaman berkunjung ke beberapa obyek wisata di daerah Jawa. Sebetulnya dari sisi keindahan sebetulnya tidak kalah. Bahkan pada beberapa tempat, Tolitoli mungkin lebih baik. Namun yang terlihat kontras adalah pengelolaannya. Bagaimanapun juga strategi dan kualitas pengelolaan sangat menentukan kemajuan wisata. Menurut pengamatan penulis ada dua cara yang yang umumnya dipraktekkan dalam pengelolaan wisata, yaitu (1) dilakukan oleh pemerintah daerah melalui dinas terkait, dan (2) dilakukan oleh swasta atau pengusaha. 

    Nah, kedua cara pengelolaan ini nampaknya memberikan pengaruh yang cukup berbeda, khususnya pada daya tarik dan kelangsungan wisata dalam jangka panjang. Menurut hemat penulis, obyek wisata yang dikelola oleh swasta umumnya memiliki tata kelola yang lebih baik dibandingkan dengan yang dikelola oleh pemerintah melalui OPD terkait. Kelemahan yang paling sering terjadi dari obyek wisata yang dikelola oleh Pemda, umumnya tidak dapat berlangsung lama. Biasanya seumur proyek saja. Setelah itu fasilitas wisata menjadi tidak terjaga lagi. 

Tolitoli, 19 Agustus 2021 
Oleh: Muliadi

7 komentar:

  1. Selalu ada cerita tidak menyenangkan diakhir pengelolaan yang tidak baik. Semoga tulisan ini bisa dibaca oleh pemda setempat, sehingga objek wisata tidak hanya hidup sementara, namun juga perlu dijaga.

    BalasHapus
  2. Sayang sekali ya Pak Mul. Dana yg tidak sedikit sudah dikeluarkan untuk membangun tempat wisata, tp akhirnya kandas krn kurang pengelolaan.

    BalasHapus
  3. Betul, semoga kedepannya ada perbaikan dari sisi pemeliharaan

    BalasHapus
  4. Take me there. Its wonderfull land

    BalasHapus
  5. Seandainya dikelola dengan baik, maka bisa memancing kedatangan wisatawan. Kan itu akan menambah pemasukan bagi daerah juga.

    BalasHapus
  6. Salah satu bucket list saya jelajah Sulawesi, semoga bisa terwujud dan semoga pada saat itu wisata di Toli-Toli sudah jauh lebih baik 🤲😁

    BalasHapus