Pages - Menu

Jumat, 22 Oktober 2021

Pembelajaran Matematika Kelas XII TKJ 3

Jum'at, 22 Oktober 2021

Siswa yang hadir PTMT
Aditya, Haikal Bustan, Moh. Ilham, Fahrudin, Zikri Hidayat, Moh. Wahyu Ramadhan, Gita Putri, Sri Aswanti, Nurliyanty Y. Arsyad, Sandi Asnawir, Sartika.
Siswa yang hadir online
Siti Rahma, Rita Andriani

Pelajaran hari ini dibuka dengan doa, kemudian memberikan motivasi dan semangat kepada siswa untuk selalu belajar dengan giat demi masa depan yang lebih baik. Tantangan masa depan semakin berat, tetapi kita tetap harus optimis. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk belajar memecahkan masalah. 

Matematika selain sebagai ilmu, juga dapat menjadi alat yang sangat baik untuk berlatih memecahkan masalah. Memecahkan masalah matematika tidak selalu bersifat mekanis atau mengikuti suatu prosedur tertentu. Tetapi justru dalam matematika kita dituntut mengembangkan berbagai alternatif pemecahan yang mungkin dengan cara-cara yang unik. Yang terpenting bagi kita adalah menguasai informasi yang dibutuhkan, kemudian mampu menganalisis dan memanfaatkan informasi tersebut dalam pemecahan masalah.

Saya memulai pelajaran dengan memberikan masalah sederhana sesuai tingkat kemampuan siswa saat itu. Meskipun dari sisi usia, siswa kelas XII yang saya hadapi sudah berada pada tahap berfikir formal. Artinya mereka sudah dapat berpikir abstrak. Tetapi faktanya, pengalaman belajar tetap memberikan pengaruh yang kuat terhadap kualitas berpikir siswa. Semakin banyak pengalaman belajar yang dialami siswa, tentu dengan kualitas dan intensitas yang tinggi, maka akan semakin baik kemampuan mereka memanfaatkan berbagai informasi dalam memecahkan masalah.

Masalah yang saya berikan saat itu adalah masalah yang terbilang sangat sederhana, yaitu menentukan jarak titik ke garis dan jarak titik ke bidang sebagai berikut:
 

Saya mengajak siswa memahami konsep jarak sebagai lintasan terpendek. Konsep ini nampaknya tidak mudah, harus disampaikan berulang-ulang dengan contoh-contoh yang beragam. Saya bertanya kepada siswa, "kenapa kita disuruh mencari jarak?". Saya katakan "Karena kita diminta menentukan yang sederhana, yaitu yang terbatas jumlahnya, dan dapat diidentifikasi dengan pasti". Saya katakan lagi "Coba anda bayangkan bagaimana kalau kita diminta menentukan yang terpanjang, tentu jawabannya akan sangat beragam?" Saya lanjutkan "bahkan untuk yang terpanjang hanya Tuhan yang tahu??"

Siswa nampaknya masih membutuhkan banyak pendampingan dan bantuan untuk memecahkan masalah jarak titik terhadap garis, lebih-lebih jarak titik terhadap bidang. Seperti umumnya siswa yang lain, kelemahan mereka nampak pada pengetahuan prasyarat (konsep segitiga, rumus pythagoras, aljabar, dll). Selain itu, meskipun telah diberikan hint atau panduan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan, siswa belum juga dapat dengan mudah menyelesaikan masalah dengan memanfaatkan informasi yang tersedia. 

Saya menilai mungkin karena intensitas belajar siswa memang rendah. Kemampuan literasi siswa juga relatif rendah. Hal ini dapat diketahui ketika mereka diminta membaca informasi yang tersedia dibuku, kemudian diminta menjelaskan maksud informasi tersebut. Siswa umumnya masih kesulitan. Nampaknya dibutuhkan upaya keras dan tegas untuk membentuk siswa pebelajar. Bukan hanya guru, tetapi juga lingkungan perlu melakukan penyesuaikan agar benar-benar terbentuk iklim akademik yang kondusif untuk belajar. Lingkungan bisa di rumah (keluarga), masyarakat luas, pemerintah, maupun sekolah. 

Budaya belajar di sekolah, perlu terus menerus ditumbuhkan. Iklim belajar, bukan hanya berkaitan dengan soal lingkungan fisik. Tetapi lebih dari itu, lingkungan juga sangat berkaitan dengan regulasi, aturan, dan budaya belajar yang berlaku di sekolah. Misalnya, aturan akademik yang mengatur tentang syarat-syarat penilaian, dan kenaikan kelas harus benar-benar diterapkan. Memberikan kemudahn belajar itu penting, tetapi memberikan kemudahan dengan melanggar aturan akademik itu malapetaka. 


Saya menyadari, mungkin masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran yang saya lakukan. Oleh sebab itu, saya membuat catatan ini, dengan harapan dikemudian hari apa yang tercatat ini dapat memberikan informasi berharga untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar